Media Sosial

Penyebab Fenomena Laut Berbusa Siang Hari & Menyala Biru Terang saat Malam, Ulah Binatang Laut Ini

Penyebab fenomena laut berbusa siang hari dan menyala biru terang saat malam, ternyata ulah binatang laut ini.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase instagram @ayokekrui/Kompas.com
Penyebab Fenomena Laut Berbusa Siang Hari & Menyala Biru Terang saat Malam, Ulah Binatang Laut Ini 

SURYAMALANG.COM - Penyebab fenomena laut berbusa di siang hari dan menyala biru terang saat malam terungkap. 

Dari penjelasan Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Lampung, fenomena itu akibat ulah populasi binatang laut. 

Sementara fenomena laut berbusa dan nyala terang di malam hari disebut tidak berbahaya bahkan video-nya viral. 

Viralnya fenomena ini seperti yang terlihat dalam unggahan video akun instagram @ayokekrui. 

Akun lain adalah @riez_aries yang mengambil foto-foto saat laut berwarna biru di Perairan Pesisir Barat Lampung.

“Itu sekitar tanggal 19 Desember,” ujar Aries saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (28/12/2019).

Fenomena aneh tapi nyata. Laut di Lampung ini menyala biru terang di malam hari dan berbusa di siang hari.
Fenomena aneh tapi nyata. Laut di Lampung ini menyala biru terang di malam hari dan berbusa di siang hari. (Kolase Kompas.com)

Terkait fenomena tersebut Kompas.com menghubungi Hardian Sy. Prayitno selaku Kasi Pengendalian Penangkapan Ikan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung.

Pihaknya pun membenarkan adanya fenomena laut berwana biru pada malam hari di Perairan Pesisir Barat Lampung tersebut.

“Betul (terjadi, Red),” ujarnya, Sabtu (28/12/2019).

Terkait peristiwa itu, Hardian menyampaikan tim ahli Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung sudah melakukan penelitian.

“Hasilnya fenomena tersebut terjadi akibat peningkatan populasi plankton yang masif,” kata dia.

Hardian menyebut cahaya biru yang muncul berasal dari plankton jenis Gonyaulax sp.

Laut nyala biru terang.
Laut nyala biru terang. (Kompas.com )

“Gonyaulax sp termasuk dalam bioluminescence. Sifat bioluminescence itu memancarkan cahaya di air laut,” terangnya.

Dia mengatakan kejadian tersebut tidak berbahaya lantaran belum adanya deteksi racun dari plankton tersebut.

Hardian mengatakan, awalnya laut menimbulkan cahaya yang berlangsung selama 3 sampai 4 hari.

“Setelah itu menimbulkan busa. Busa ini adalah akumulasi dari kotoran-kotoran plankton yang drop atau mati,” kata Hardian.

Adapun untuk kemunculan busa juga disebutnya tidak berbahaya.

Fenomena yang terjadi di hampir semua perairan pesisir barat ini, imbuhnya baru kali pertama terjadi.

Kejadian tersebut berlangsung sekitar 17-21 Desember 2019, di mana laut menyala biru dan berubah berbusa di siang hari pada 22 dan 23 Desember 2019.

Kemarau panjang

Salah satu dampak langsung akibat fenomena di Pantai Labuan Jukung tersebut yakni pengunjung semakin ramai lantaran penasaran dengan fenomena yang terjadi.

Berdasarkan informasi nelayan-nelayan pesisir barat yang didapatkan Hardian, fenomena munculnya cahaya biru di laut umumnya terjadi sesudah kemarau panjang.

“Kapal lewat atau jaring biasanya air langsung bersinar. Dan ya ikan akan sulit. Mereka para nelayan menyebutnya kalimayi,” jelasnya.

Meski hal itu bukan hal baru akan tetapi Hardian menyampaikan untuk cahaya terang yang muncul dalam cakupan wilayah yang luas dan sampai munculnya busa, baru kali ini terjadi.

“Ya mereka kalau malam bersinar cahaya biru. Kalau siang warnanya agak kecoklatan agak butek gitu,” katanya. Namun saat ini, fenomena tersebut sudah tidak ada lagi.

Fenomena Alam Viral Lainnya 

Sementara fenomena alam lainnya juga viral belum lama ini di Maros Sulawesi Selatan.

Fenomena alam itu berupa kemunculan lubang raksasa di Maros Sulawesi Selatan bahkan viral sejak Senin (23/12/2019).

Dikutip dari tribun-timur.com, kemunculan fenomena lubang besar itu tepatnya terjadi di area persawahan di dusun Tana Takko, Lebbo Tengae, Kecamatan Cenrana, Maros, Sulawesi Selatan.

Warga sekitar pun heboh dan berbondong-bondong mendatangi lokasi lubang besar tersebut.

Mulanya, tanah di sekitar lubang amblas seukuran drum.

VIDEO Lubang Raksasa Diduga Sinkhole di Maros Sulawesi Selatan yang Viral, Terus Meluas Berisi Air
VIDEO Lubang Raksasa Diduga Sinkhole di Maros Sulawesi Selatan yang Viral, Terus Meluas Berisi Air (ISTIMEWA via TribunJateng)

Salah seorang warga Patahuddin (40) mengatakan kini lubang tersebut semakin meluas.

Hingga sore tadi, Senin (23/12/2019) lubang besar itu kian meraksasa hingga mencapai diameter sekitar 10 meter.

Diberitakan sebelumnya kemunculan lubang besar di tanah di Maros Sulawesi Selatan ini sempat viral di media sosial.

Seperti yang diunggah oleh akun @makassar_iinfo.

Dalam video postingan itu awalnya lubang itu menghisap bebatuan dan mengalir air deras ke dalam lubang yang lumayan dalam.

Kemudian akuan @makassar_iinfo kembali membagikan video kelanjutannya.

Pada video kelanjutannya itu dijelaskan hingga sore hari lubang itu kian meluas.

Tanah berada dipinggiran lubang terus runtuh ke dalam lubang itu.

Tak hanya kian meluas, lubang besar itu pun tampak semakin terisi air.

Berikut ini videonya:

Pada keterangan video kelanjutannya itu disebutkan bahwa fenomena munculnya lubang besar itu diduga sinkhole.

"Lubang runtuhan (sinkhole) muncul, terjadi di Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan."

"sinkhole adalah sebuah lubang besar yang terjadi karena pengikisan air yang terjadi ke dalam tanah sehingga terjadi tanah longsor ke dalam," tulis dalam keterangannya.

Dilansir tribunjabar.id dari kompas.com, fenomena munculnya lubang runtuhan itu memang ada yang disebut sebagai sinkhole.

sinkhole merupakan sebuah fenomena depresi alami.

Depresi alami itu memunculkan lubang dalam topografi permukaan akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan.

Umumnya fenomena itu terjadi juga akibat adanya aliran air di bawah tanah.

Dijelaskan bahwa sinkhole berbentuk bulatan dengan ukuran diameter dan kedalaman yang variatif.

Adapun pembentukan lubang runtuhan itu bisa terjadi berangsur-angsur bahkan secara mendadak dan berbeda-beda.

Sebenarnya fenomena ini kerap di temukan di berbagai tempat di dunia.

Dikutip dari indocropcircles, sinkhole juga bisa berbahaya apabila kemunculannya tiba-tiba.

Dalam beberapa kasus, air tanah mengisi saluran gua-gua bawha tanah karena kekeringan.

Penjelasan ahli Geologi

Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam A Sadisun mengatakan, analisis sementara tentang lubang sedalam 12 meter itu akibat adanya 'piping erosion' atau erosi buluh.

Pada umumnya, piping erosion diawali oleh adanya mata air pada lereng. Lantaran sebagian material tanah pada lereng tersebut ada yang sifatnya relatif lepas, erosi buluh kemudian terbentuk.

"Pada awalnya terbentuk saluran seperti lubang pipa. Saluran tersebut lama-lama bisa membesar dan membentuk semacam gua," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, melalui sambungan telepon, Minggu.

Selanjutnya, retakan tanah dalam jangka waktu lama akan kian membesar membentuk gua-gua di dalam tanah.

Pada akhirnya sebagian atap gua yang ada, tak cukup kuat menahan beban tanah di bagian atasnya sehingga terbentuknya lubang yang cukup besar.

"Proses ini bisa terjadi pada lapisan-lapisan endapan produk letusan gunung api atau endapan vulkanik. Sebagian di antaranya cukup sensitif terbentuk erosi piping oleh aliran air tanah," kata Imam.

Menurutnya, sepanjang jalur lubang pipa atau gua di bawah permukaan, harus diwaspadai oleh penduduk sekitar. Karena bisa jadi terjadi runtuhan lain di sepanjang jalur lubang tersebut.

"Pasti berbahaya seperti halnya longsoran. Kalau ada infrastruktur di atasnya atau kena pondasi bangunan bisa hilang," ujarnya.

Bagi warga yang berada dekat sekitar lubang besar itu, Imam mengimbau agar berhati-hati.

Mengingat posisi lereng dan tanahnya yang tak stabil.

"Masih cukup berbahaya dekat dari situ ada rumah. Harus waspada, bisa diikuti longsor," katanya.

Soal analisis pasti lubang besar di Sukabumi itu, ucap Imam, harus melalui observasi lapangan sesuai titik koordinat oleh para ahli geologi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved