Sportarema

Jasmine Sefia, Pemain Timnas Putri U-16 Indonesia Terjerat Polemik Nilai Sekolah di SMPN 2 Kota Batu

Kasus pemain pemain Timnas Putri U-16, Jasmine Sefia yang duduk di kelas VIII 1 SMPN 2 Batu ini pun ramai menjadi perbincangan di sosial media.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Instagram/@Jasmine_sefia12
Jasmine Sefia saat membela Timnas Putri Indonesia 

Dalam komunikasi itu, Sudiyono juga mengaku menyarankan orangtua Jasmine agar memilih home schooling  untuk Jasmine.

Sudiyono merasa kasihan melihat Jasmine karena tertinggal banyak pelajaran di sekolah.

“Saya bicara secara kasihan, anak seusia ini seharusnya dapat pembelajaran di sekolah. Kalau di usia sekolah tidak menerima pembelajaran terutama sikap, katakter dan budaya, ini kan kasihan. Makannya saya sarankan agar akademik dan olahraga imbang, bisa DI masukkan ke home schooling atau dan paket kesetaraan. Tapi home schooling adanya di Kota Malang, kalau di Kota Batu tidak ada,” tegas Sudiyono.

Sudiyono juga menyampaikan kepada orangtua Jasmine kalau ijazah yang didapat dari home schooling atau paket kesetaraan adalah sama.

Ijazah bisa digunakan ke perguruan tinggi.

“Daripada terbentur aturan-aturan seperti ini? Maksud saya kalau homeschooling kan tidak seperti ini nanti jadinya,” ujarnya.

Sudiyono juga menegaskan kalau pihaknya telah memberikan keringanan dalam bentuk toleransi ketidakhadiran ke sekolah.

Namun Sudiyono juga menyayangkan karena Jasmine sering izin setelah ia berada di tempat kegiatan. Jasmine disebut tidak izin ketika sebelum kegiatan berlangsung.

“Kami tetap membimbing walaupun dia padatnya seperti ini. Memang sesuai aturan harus 10 persen tidak masuk. Tapi ini kami prioritaskan, saat ujian kami panggil dengan harapan dapat nilai. Kalau ikut seperti ini bagaimana nanti?” kata Sudiyono.

Sudiyono menjelaskan, akibat jarang masuknya Jasmine, nilainya di bawah rata-rata. Maka sekolah juga memberikan pilihan untuk mengerjakan tugas dari sekolah agar nilainya Jasmine bisa terdongkrak.

Namun Sudiyono tidak menjelaskan secara rinci berapa nilai dan mata pelajaran apa saja yang tertinggal oleh Jasmine.

“Ya nilainya masih kurang. Kami panggil tanggal 2 kemarin. Supaya nilai bagus maka Jasmine harus mengumpulkan tugas,” ungkapnya.

Teman-teman sekelas Jasmine telah mendapatkan raport dan nilai. Sementara Jasmine sendiri belum mendapatkan raport.

Rapor masih berada di sekolah. Sekolah akan memberikan raport ke Jasmine ketika nilainya sudah masuk dan berada dalam penilaian baik.

“Ya, yang lain sudah mendapatkan rapor. Nilai sudah ada tapi kami kasihan sehingga belum kami berikan. Pasalnya, nilai ini masih dipakai sampai kelas 9,” ujar Sudiyono yang mengaku baru delapan bulan menjadi Kepala Sekolah.

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved