Malang Raya
Workshop Shibori Arashi Ajarkan Teknik Pewarnaan Kain dengan Cara Diikat di Tongkat
Pemilik UMKM Hamparan Rintik, Fikrah Ryanda Syaputra mengadakan workshop mengenai shibori arashi
Penulis: Bella Ayu Kurnia Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BLIMBING - Pemilik UMKM Hamparan Rintik, Fikrah Ryanda Syaputra mengadakan workshop mengenai shibori arashi, Rabu (8/1/2020).
Shibori arashi adalah teknik pewarnaan kain dengan cara diikat pada sebuah media seperti tongkat.
Shibori Arashi merupakan teknik pewarnaan kain yang diadaptasi dari Jepang.
“Kalau di Indonesi itu seperti sasirangan,” kata Fikrah kepada SURYAMALANG.COM.
Shibori Arashi merupakan teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat kain pada media, seperti tongkat atau botol.
“Tujuannya adalah agar dapat menghasilkan motif arashi. Arashi sendiri berarti ombak atau gelombang,” tambahnya.
Fikrah menggunakan media totebag yang berbahan kain blacu dalam workshop tadi.
“Pakai totebag agar fungsional. Peserta dapat membawa totebagnya. Totebag ini dapat dipakai sebagai tas belanja,” tuturnya.
Bahan pewarna yang digunakan dalam teknik shibori arashi adalah pewarna alami indigofera.
Fikrah menjelaskan langkah pertama melakukan teknik shibori arashi adalah morden.
“Morden adalah kami membersihkan kain agar pori-porinya terbuka sehingga warnanya mudah menyerap,” ujarnya.
Langkah selanjutnya adalah mencelupkan totebag ke dalam pewarna alami.
Sebelum dicelupkan ke pewarna alami, totebag diikat di tongkat menggunakan tali rafia dan karet.
Setelah diikat totebag lalu memasuki proses fiksasi, yaitu penguncian warna.
“Biasanya kami memakai larutan tawas dalam proses fiksasi ini,” kata Fikrah.