4 Kebohongan Pemimpin Keraton Agung Sejagat, Dari Nama Dinasti Hingga Janji Pada Anggota
Keberadaan Keraton Agung Sejagat yang muncul di Purworejo baru-baru ini menarik perhatian banyak budayawan.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Keberadaan Keraton Agung Sejagat yang muncul di Purworejo baru-baru ini menarik perhatian banyak budayawan.
Tak hanya itu, rupanya pemimpin Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Hadiningrat juga mengucapkan banyak kebohongan.
Kebohongan pemimpin Keraton Agung Sejagat ini diungkap oleh budayawan Ridwan Saidi.
Lalu apa sajahkah kebohongan pemimpin Keraton Agung Sejagat ini?
1. Mengaku Keturunan Dinasti Wangsa Sanjaya

Kebohongan pertama Totok mengklaim Keraton Agung Sejagat merupakan keturunan dari Dinasti Wangsa Sanjaya.
Namun ternyata Wangsa Sanjaya bukanlah dinasti tetapi corak batik yang dijelaskan dalam Prasasti Sojomerto pada abad ketujuh.
"Totok ini saya kira dalam pemeriksaan perlu bantuan dari ahli psikologi karena pertama dia mengaku dari wangsa sanjaya, wangsa sanjaya itu corakan batik bukan dinasti."
"Jadi itu prasasti sojomerto abad ketujuh itu menjelaskan batik-batik jaman itu, corakannya antara lain batik sanjaya yang dikatakan adalah dinasti, itu aja dia udah salah," ujar Ridwan Saidi, dilansir dari Youtube Talk Show tvOne.
2. Berbohong Tentang Runtuhnya Majapahit
Kemudian, kebohongan kedua yang diungkap Ridwan adalah tentang runtuhnya Majapahit seperti yang disebut Totok.
Ternyata Kerajaan Majapahit tidak pernah runtuh, namun hilang begitu saja.
"Majapahit juga nggak pernah runtuh, senyap begitu saja karena sumber ekonominya selesai, dia kan mengambil pelaut ya."
"Jadi Majapahit tidak pernah diserbu, bubar gitu aja," imbuhnya.
Lebih lanjut bubarnya Kerajaan Majapahit tersebut adalah pada abad ke-15 bukan ke-18 seperti pengakuan Totok Santoso.
"Dan itu diujung abad 15 kan pengakuan dia 18, itu salah," sambungnya.
Ridwan mengatakan bahwa Totok Santoso ini bisa dikenakan hukum pidana.
Hal ini lantaran Totok Santoso karena ucapannya yang menyebut bahwa pemerintah dunia tidak beres.
"Dia ini bisa dipidana, kalau pidato dia mau membereskan dunia karena pemerintah dunia kagak beres ya kan dia kan artinya sudah masuk ke dalam power system," pungkasnya.
3. Mengaku Keturunan Majapahit

Kebohongan yang ketiga, sang pemimpin kerajaan, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat - Kanjeng Ratu Dyah Gitarja mengklaim menguasai seluruh dunia.
Keduanya juga mengklaim jika merupakan pewaris takhta Majapahit.
Kerajaan mereka terletak di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo.
Di lokasi yang mereka sebut sebagai "keraton", Totok dan pengikutnya kerap menggelar acara "acara" kerajaan.
Menilik dari sejarah, memang ada hubungan antara nama Dyah Gitarja dengan Majahapit.
Dyah Gitarja merupakan ibunda dari raja Hayam Wuruk.
4. Pernah Menjanjikan Uang
Sebelum bikin geger dengan KAS, Totok ternyata pernah "berulah" beberapa tahun silam.
Rupanya, Totok merupakan Dewan Wali Amanat Panitia Pembangunan Dunia Wilayah Nusantara Jogja Development Commitee (DEC).
DEC merupakan organisasi yang kala itu disebut-sebut mirip dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Pada koferensi pers di Ndalem Pujokusuman, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta Jumat (11/3/2016) silam, Totok menjanjikan bakal memberi 100-200 dolar Amerika Serikat (AS) ke tiap anggotanya.
Dana kemanusiaan itu, lanjut Totok, disalurkan melalui koperasi yang akan dibentuk.
Totok menyebut, dana itu berasal dari lembaga keuangan tunggal dunia yang bernama Esa Monetary Fund.
Lembaga yang disebut Totok punya uang tak terbatas itu berpusat di Swiss.
"Namun semua program tadi akan kami mulai tahun 2017 nanti karena sekarang masih dalam proses perizinan," kata dia kala itu.
Dilanjutkannya, untuk mempermudah penyaluran, DEC menargetkan akan mendirikan koperasi di tiap desa di DIY.
Totok juga mengklaim jika telah lebih dari 10 ribu orang yang mendaftar.
Mereka menargetkan bisa merekrut 500 ribu anggota hingga nanti menjalankan program pada tahun 2017.
Sudah Ditangkap
Saat ini pimpinan Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santosa dan istrinya Dyah Gitarja, yang ditangkap pada Selasa (14/1/2020) sekira pukul 17.00 WIB
Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) diamankan oleh pihak kepolisian saat dalam perjalanan ke markas Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.
Sinuhun sebelumnya akan mengajak awak media untuk berbincang-bincang.
Hal itu mengingat ramainya pemberitaan tentang kerajaan Keraton Agung Sejagat yang mengklaim mempunyai kekuasaan di seluruh dunia.
Pihak yang dapat dikonfirmasi terkait kabar penangkapan adalah Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.
"Memang benar, raja dan isteri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim kepada Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).
Keduanya saat ini sudah dibawa ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Rencananya keduanya akan diperiksa di Mapolres Purworejo.