Pengakuan Ayah dan Anak yang Nekat Mencuri Karena Kelaparan, Endingnya Dapat Uang 2 Juta

Ayah dan anak nekat mencuri karena kelaparan, keduanya melakukan hal ini di sebuah swalayan.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
Suar
Kisah ayah dan Anak Mencuri Karena Kelaparan 

SURYAMALANG.COM - Ayah dan anak nekat mencuri karena kelaparan, rupanya keduanya melakukan hal ini di sebuah swalayan.

Namun tak disangka akhir kisah ayah dan anak nekat mencuri karena kelaparan ini justru berakhir mengharukan.

Keduanya bahkan mendapatkan berkah tak terduga setelah mencuri karena kelaparan.

Melansir dari Goodtimes.my pada Selasa 21 Januari 2020, kisah ayah dan anak mencuri karena kelaparan ini terjadi di Incheon, Korea Selatan.

Kantor Polisi Pusat Incheon Distrik Yeongjong menerima telepon terkait insiden pencurian di sebuah toko serba ada.

Ternyata pelakunya adalah seorang anak laki-laki sekolah dasar berusia 12 tahun dan ayahnya.

Mereka ditangkap oleh staf mart setelah menimbulkan kecurigaan.

Pasalnya, si bocah tampak dengan ragu-ragu berjalan melewati meja kasir.

Dia gemetar, kemudian meneteskan air mata dan membungkuk di depan putranya.

Ratapan putus asa pun keluar dari mulutnya.

"Aku sangat lapar sehingga aku tidak tahu harus berbuat apa lagi," gumamnya dengan suara kecewa.

Kemudian terungkap fakta memilukan yang akhirnya membuat ayah itu nekat melakukan kejahatan pencurian.

Rupanya sang ayah tadinya bukanlah seorang pengangguran.

Ia merupakan seorang sopir taksi sebelum fisiknya tak lagi sanggup bekerja.

Pria itu menderita penyakit seperti diabetes dan tiroid.

Sementara itu ia hidup bersama putra, nenek, dan adik bungsunya dari 7 bersaudara.

Sangat sulit bagi mereka yang tinggal di rumah sewaan untuk mencari nafkah secara layak.

Bahkan, kondisi memprihatinkan itu membuat ia dan putranya tidak makan sama sekali di siang hari.

Hingga akhirnya keputusan untuk mencoba melakukan kejahatan itu pun diambil setelah sang anak mengeluh kelaparan.

Untungnya, mengetahui kondisi memprihatinkan dari ayah dan anak itu, karyawan toko itu pun menarik laporannya karena bersimpati.

Selain itu, polisi kemudian membawa mereka ke restoran terdekat untuk makan yang layak.

Keberuntungan keduanya tak berhenti sampai di situ, mereka kembali mendapatkan rejeki.

Ada seorang pria paruh baya yang datang ke meja tempat ayah, anak, dan polisi itu kemudian meletakkan amplop putih di atas meja.

Orang asing itu melakukannya tanpa mengucap sepatah kata pun lalu bergegas keluar dari restoran.

Setelah sang ayah membuka amplop itu, ia pun dibuat terkejut bukan main. Amplop itu berisi uang tunai 200.000 won atau kurang lebih Rp 2.300.000.

Sang anak pun dengan cepat mengikuti pria itu untuk mengembalikan amplop.

Namun, pria itu mendorong amplop ke tangan bocah itu, mendesaknya untuk mengambilnya saja.

Rupanya, lelaki itu memperhatikan ayah dan putranya yang ditangkap oleh polisi di swalayan.

Dia secara tidak sengaja mendengarkan cerita mereka dan tersentuh oleh kesulitan mereka.

Tanpa berpikir dua kali, ia mengambil sejumlah uang tunai dan pergi ke restoran untuk menyerahkan amplop itu.

Menurut polisi, mereka diminta untuk memberikan surat penghargaan kepada warga negara yang baik hati, namun sayangnya keberadaan pria baik hati itu tak ditemukan.

Polisi kemudian menghubungi pusat kesejahteraan administrasi setempat untuk membantu sang ayah memulihkan kesehatannya dan mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, mereka juga membantu putranya mendapatkan makanan gratis di sekolah.

Keberuntungan belum berakhir. Sang pemilik toko yang juga berjanji bahwa mereka akan menghidupi keluarga dengan menyediakan perbekalan dasar dan kebutuhan lainnya.

“Dibutuhkan orang yang tidak mementingkan diri sendiri untuk maju dan membantu orang-orang yang malang ini tanpa meminta imbalan apa pun."

"Masyarakat berharap ketika datang ke kemanusiaan," kata polisi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved