Dugaan Kekerasan Di SMPN 16 Malang, Kasek Lapor Kadisdikbud
Syamsul Arifin, Kepala SMPN 16 Kota Malang melaporkan kekerasan di sekolahnya kepada Kadisdibud Kota Malang, Zubaidah
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Syamsul Arifin, Kepala SMPN 16 Kota Malang melaporkan kekerasan di sekolahnya kepada Kadisdibud Kota Malang, Zubaidah, Jumat (31/1/2020).
Kekerasan itu menimpa siswa kelas 7, MS (13). Sedang pelakunya adalah tujuh siswa kelas 7 dan 8.
“Patut diduga ada kekerasan di SMPN 16. Sekarang sedang kami proses menyelesaikan,” jelas Syamsul pada SURYAMALANG.COM saat bertemu di kantor Disdikbud.
Dari foto yang viral beredar, ada memar di kaki dan jari tangannya. Dikatakan, sekolah baru tahu pada Senin (27/1/2020).
Setelah itu dari sekolah menuju ke sebuah RS. Tentang kejadiannya, kemungkinan sebelum sholat Jumatan (24/1/2020).
“Kalau saat Jumatan kan ramai. Banyak orang,” kata dia.
Lokasi kejadian di teras masjid sekolah. Ia yakin itu sebagai guyonan bukan kesengajaan.
Namun akan terus dicari informasi sebenarnya. Ia menyatakan bukan kesengajaan dugaan kekerasan itu karena korban dan pelaku tidak punya catatan buruk di sekolah.
“Anak-anak (korban dan pelaku) aktifis di sekolah. Aktif di BDI dan Dewan Galang Pramuka,” jawabnya.
Atas kejadian itu, sekolah kemudian memanggil tujuh siswa untuk diklarifikasi.
Kemudian juga sudah ada pemanggilan walimurid dari tujuh siswa itu.
Menurut Syamsul, sempat ada informasi mengenai amputasi jari Ariel.
Tapi dalam perkembangannya kondisinya membaik.
“Tidak ada amputasi,” katamya.
Dikatakan Syamsul, juga telah dilakukan terkumpul sumbangan sekitar Rp 4.225.000. Yaitu sumbangan seluruh stake holder di sekolah.
Sumbangan itu akan diberikan ke siswa. Menurutnya, apa yang terjadi adalah pembelajaran bersama.
Sampai saat ini tujuh siswa itu juga masih tetap sekolah seperti biasa.
“Saya belum memutuskan apa-apa pada tujuh siswa. Saya tidak ingin ada korban-korban lain. Makanya harus hati-hati memutuskannya,” jawab Syamsul.