Gebrakan Petani Milenial Malang Raya

Ayam Varietas Baru Jago Ternak Malang, Lebih Produktif daripada Ayam Kampung Biasa

Jago Ternak mengembangkan varian ayam kampung melalui perkawinan silang dari beberapa jenis ayam kampung unggul lokal.

|
Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Purwanto
ANAK AYAM - Fibra Yohano Putra menunjukan Ayam Arok anakan di peternakan Jago Ternak di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (27/9). 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Jago Ternak mengembangkan varian ayam kampung melalui perkawinan silang alami dari beberapa jenis ayam kampung unggul lokal dari berbagai daerah di Indonesia.

Startup industri peternakan asal Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang yang digawangi Fibra Yohano ini menemukan ayam kampung varietas baru bernama Ayam Arok. Ayam Arok adalah jenis ayam kampung dwifungsi baik sebagai ayam kampung pedaging maupun ayam kampung petelur unggul.

Ayam Arok dapat memproduksi telur lebih banyak dibandingkan ayam kampung biasa. Setiap Ayam Arok dapat memproduksi telur sampai 270 butir per tahun.

Dari segi pedaging, bobot ayam jantan umur 8 minggu sudah mencapai 1 kilogram (Kg) sampai 1,2 Kg. Sedangkan ayam betina mencapai 0,9 Kg sampai 1 Kg hanya dalam waktu 60 hari.

"Banyak sekali keunggulannya, baik dari hasil telur maupun dagingnya lebih produktif daripada ayam kampung biasa," kata Fibra kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (27/9). 

Fibra menyebut pengembangan perkawinan silang 11 varietas ayam kampung ini untuk mencari varietas baru ayam kampung yang mampu menghasilkan produksi ganda, yakni daging sekaligus telurnya.

"Mayoritas peternak ayam kampung mengembangkan salah satunya, kalau tidak telur atau dagingnya. Tapi kalau Ayam Arok bisa produktif di telur dan dagingnya," terangnya.

Fibra mampu menjual bibit (DOC) Ayam Arok sampai 400 ekor per minggu. Fibra menjual melalui platform online dan dikirim ke seluruh daerah di Indonesia.

"Per boks berisi 102 ekor. Kalau mau beli eceran, bisa langsung datang ke lokasi," imbuhnya.

Fibra memberi nama Ayam Arok terinspirasi dari Raja Singosari yakni Ken Arok yang terkenal di seluruh Nusantara.

"Siapa sih yang tidak kenal Ken Arok. Semua orang pasti tahu kalau ayam ini berasal dari Malang," tuturnya. 

Fibra menyebut Pemkab Malang mendukung penuh inovasi ini. "Saya ingin Ayam Arok menjadi ayam kampung unggul asli Malang. Pak Bupati Malang, Sanusi juga bilang begitu. Saya juga akan dibantu soal hak kekayaan intelektual (HAKI)-nya," urainya.

Fibra mengaku penelitiannya tidak lepas dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang. Fibra berharap pemerintah pusat membantunya mendapat jaringan, terutama soal pasar.

"Selama ini saya sudah diberi banyak pendampingan, pelatihan. dan bantuan, namun untuk pasar masih belum," jelasnya.

Sesuai Sensus Pertanian 2023, jumlah petani dan peternak di Kabupaten Malang mencapai 110.000 orang. Dari total tersebut, 62.623 orang merupakan petani milenial yang adaptif dengan teknologi digital.

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved