Kronologis Kekerasan yang Dialami MS, Siswa SMPN 16 Malang, Bukan Hanya 1 Peristiwa

Rekan MS menyebut kondisi lebam di beberapa bagian tubuh MS bukan hanya disebabkan satu peristiwa saja, tapi ada beberapa peristiwa.

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Tujuh siswa SMPN 16 Kota Malang datang ke kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Jumat (31/1/2020) untuk diminta keterangan terkait kasus MS. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Dugaan tindak kekerasan yang dialami MS, siswa SMPN 16 Malang mulai terkuak.

Rekan MS menceritakan kronologis rangkaian peristiwa yang dialami MS hingga didapati banyak lebam ditubuhnya.

Keterangan kronologis peristiwa yang dialami MS itu didapat setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang telah meminta keterangan kepala sekolah, guru BK dan tujuh siswa yang merupakan pengurus masjid sekolah (bukan pelaku sebagaimana di berita sebelumnya), JUmat (31/1/2020).

Dugaan Kekerasan Di SMPN 16 Malang, Kasek Lapor Kadisdikbud

Kapolresta Malang Kota Pastikan Ada Kekerasaan, Terkait Korban Seorang Siswa SMPN 16

Hasil Otopsi Lina Jubaedah Sudah Keluar, Sule : Dari Awal Tidak Berharap Sesuatu Hal yang Tidak Baik

Dari tujuh siswa yang dipanggil, ada dua siswa yang dekat dengan MS dan bisa memberikan cerita lebih panjang.

Keduanya adalah teman di kampung dan teman sekolah MS.

Dua anak itu sebut saja G dan W, sama-sama siswa kelas 7 di SMPN 16 Malang.

"Kejadiannya sebenarnya sudah agak lama. Tanggal 15 Januari 2020 lalu," jelas G saat bertemu suryamalang.com di ruang kerja Kadisdikbud Jumat sore.

Mereka menyebut kondisi lebam di beberapa bagian tubuh MS bukan hanya disebabkan satu peristiwa saja.

Ada kejadian di sekolah dan ada kejadian di rumah yang membuat MS terluka.

G Mencontohkan seperti jari yang memar, yang menurut mereka adalah bekas luka karena tidak sengaja keinjak teman dan karena kejepit gesper.

"MS sering tergesa-gesa saat pakai sabuk. Jadi jarinya kejepit gesper," kata G.

G membenarkan ada kejadian kekerasan di sekolah, katanya saat di masjid ada yang memukuli MS.

Tapi tidak dijelaskan kapan peristiwa kekerasan itu.

"Dia dipegang dan ada yang mukuli. Tapi siapa, ia nampaknya takut mengatakan. Jadi saya juga tidak tahu siapa yang melakukan," jawab G.

Masih ada kejadian lain di sekolah, di tangga masjid pada 15 Januari 2020, di mana MS yang saat itu kakinya masih sakit, diangkat oleh beberapa anak lain lalu dijatuhkan ke lantai.

Saat itu G dan W yang semula akan membantu mengangkat MS yang kakinya sakit membatalkan niatnya karena datang sekelompok anak lain yang mengangkat MS.

Tapi bukannya membantu MS, kelompk anak ini justru kembali menjatuhkan MS ke lantai setelah diangkat bersama -sama.   

Esok harinya MS masih sekolah. Namun memakai perban di kakinya.

Kemudian pada Senin dan Selasa dia tidak masuk sekolah.

G dan W menyebut sosok MS sebagai anak pendiam dan suka menyendiri.

Dia jarang bercerita masalah pribadi. "Kalau saat main bersama ya main aja," kata G.

Setahunya, MS memiliki satu adik dan tinggal bersama ibunya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah menyatakan kasus dugaan tindak kekerasan di sekolah itu sudah ditangi Polresta Malang Kota.

"Kalau kasusnya bukan kami yang menangani. Dari Reskrim sudah turun," ujar Zubaidah.

Zubaidah, Kadisdikbud menyatakan belum menengok korban.

Untuk mengumpulkan data-data, maka ia meminta keterangan sejumlah pihak di sekolah.

Karena itu ia untuk sementara tidak berani menyimpulkan ada kekerasaan pada siswa itu.

"Makanya tadi saya belum bisa memberi keterangan dulu karena ingin mendapatkan keterangan yang utuh dulu," paparnya terpisah.

Pihak sekolah juga tidak buru-buru memberi sanksi ke pelaku karena masih berproses.

Syamsul Arifin, Kepala SMPN 16 menyatakan pelaku ada tujuh yaitu kelas 7 dan 8.

Ia telah melaporkan kejadian di sekolah itu secara tertulis ke Kadisdikbud yaitu tentang dugaan kekerasaan dan penanganannya. Sekolah baru tahu kejadian itu pada Senin lalu.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved