Pasangan Ini Bercinta di Siang Bolong Saat Banyak Keluarga Liburan, Ada Polisi Mengamati
Pasangan Ini Bercinta di Siang Bolong Saat Banyak Keluarga Liburan, Ada Polisi Mengamati
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Sejoli yang tengah dimabuk cinta dan alkohol menikmati hubungan badan di sebuah pantai terbuka di Filipina.
Keduanya tetap melanjutkan aktifitas bercinta mereka di pinggir pantai meski ada polisi yang mengamati.
Aksi sejoli ini dinilai kurang pantas, akhirnya pihak kepolisian Filipina mengamankan keduanya yang tengah dimabuk cinta tersebut.

Melansir dari Daily Mail, Senin (3/2/2020), sepasang sejoli tengah menikmati waktu bersama di pantai Pulau Boracay di Provinsi Aklan, Filipina.
Tak hanya menghabiskan waktu bersama, namun pasangan laki-laki dan perempuan itu bahkan sampai bercinta di pinggir pantai di siang bolong sembari dilihat oleh warga lokal pantai tersebut.
Sejoli tersebut diketahui bernama Jasmine Nelly dan Anthony Carrion yang ternyata merupakan warga Inggris dan Australia.
Pihak kepolisian pun langsung mengamankan pasangan beda negara tersebut.
Namun, keduanya disebut masih terus saling menggoda saat hendak dimasukkan sel
Menurut pemberitaan Daily Mail, momen pasangan Inggris dan Australia yang nekat bercinta di pantai itu terjadi pada Kamis (30/1/2020) siang.
Pada saat itu, pantai tengah penuh dengan banyak anak dan keluarga.
Kopral Polisi Joel Banga-ora mengatakan, pihaknya datang ke lokasi setelah mendapat laporan, dan melihat pasangan itu terus bercinta.
"Kami berdiri di samping mereka. Namun, mereka terus melakukannya," ujar Banga-ora.
Dia menuturkan pasangan itu mabuk sehingga mengabaikan otoritas.
Banga-ora melanjutkan, keduanya tidak malu meski pantai saat itu tengah penuh.
Dia menuturkan alat vital sejoli itu sampai terekspos.
"Mereka begitu asyik satu sama lain sehingga tidak sadar sudah diperhatikan orang banyak," terang Banga-ora.
Keduanya kemudian ditangkap.

Namun, polisi menjelaskan bahwa keduanya masih terus berusaha menggoda ketika dalam perjalanan untuk ditempatkan ke penjara.
Keduanya kemudian ditahan di Pos Polisi Malay Municipal, dengan Kantor Jaksa Penuntut Aklan mendakwanya dengan tuduhan berusaha membuat skandal.
Tuduhan kedua adalah tidak patuh terhadap aparat.
Sebab, Carrio yang berasal dari Australia disebut berusaha kabur saat hendak dibekuk.
Keduanya diharuskan membayar pembebasan bersyarat masing-masing 6.000 peso, atau Rp 1,6 juta.
Khusus Carrio, dia juga ditambah 3.000 peso (Rp 810.400) karena melawan aparat. Banga-ora menambahkan, pengadilan sudah ditetapkan bakal digelar Februari ini meski belum ada tanggal pastinya.
Keduanya juga disebut bertolak ke Cebu City.
"Jika mereka sampai tidak muncul untuk hadir dalam persidangan, maka kami akan segera memberlakukan larangan datang ke Filipina," beber Banga-ora.
Kasus Serupa
Kasus serupa juga pernah terjadi, namun kali ini suara pasangan yang menganggu.
Pasangan turis asal Jerman dilaporkan diusir dari kapal pesiar setelah diduga "bersuara terlalu keras saat berhubungan badan".
Keduanya diminta oleh kru untuk turun di Barbados ketika baru sehari menginjakkan kaki dalam agenda selama dua pekan ke Kepulauan Karibia.

Pasangan Jerman bernama Renate F dan suaminya, Volker, itu dilaporkan membiarkan pintu balkonnya terbuka ketika bercinta.
Dilaporkan Reise Reporter via Daily Mirror Sabtu (2/11/2019), mereka berniat menuntut perusahaan kapal pesiar karena dibiarkan "terdampar".
Renate dan Volker mengungkapkan, awalnya mereka memesan paket liburan bersama Mein Schiff 5, yang memulai pelayaran sejak 1 April lalu.
Ketika kapal itu tengah berlabuh di Barbados, keduanya mengakui mengeluarkan suara terlampau keras saat bercinta, namun lupa menutup pintu balkon.
Setelah itu, Renate menuturkan dia dan suaminya sempat bertengkar selepas bercinta.
Tetapi dia mengklaim tidak ada kerusakan. Volker tengah mandi dan Renate sedang merokok di balkon ketika manajer, didampingi keamanan, datang dan memberi tahu kapten menyuruh mereka keluar.
Setelah diusir dan diturunkan di Barbados, keduanya mengaku terdampar, dan harus membayar banyak uang untuk membeli tiket pesawat ke Paris, Perancis, sebelum pulang ke Jerman.
Pasangan itu lalu mengambil jalur hukum dan menuntut perusahaan wisata untuk membayar ganti rugi, termasuk kompensasi "rasa sakit" dan uang mereka dikembalikan.
TUI selaku operator kemudian memberikan tanggapan.
"Karena insiden keamanan, kami menggunakan hak kami agar tamu meninggalkan kapal."
Perusahaan mengaku sudah berkorespondensi dengan Renate untuk menjelaskan terkait kebijakan mereka, utamanya soal ganti rugi.
Dalam kebijakan mereka, penumpang yang membuat keributan maupun membahayakan penumpang lain bisa diusir tanpa mendapat pengembalian uang.