Kekerasan di SMPN Negeri Kota Malang
Korban Perundungan di Kota Malang Masih Trauma, dan Tak Mau Dikunjungi Siapapun
Korban perundungan di Kota Malang berinisial MS (13) masih mengalami trauma psikis.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Korban perundungan berinisial MS (13) masih mengalami trauma psikis
MS menjadi korban perundungan yang dilakukan tujuh temannya di sebuah SMP negeri di Kota Malang.
“Apalagi ketika dikunjungi orang banyak atau orang yang tidak dikenal.”
“Karena trauma ini, sebenarnya dia tidak mau dikunjungi siapapun,” ujar Taufik, paman korban kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (5/2/2020).
Menurutnya, MS di mata keluarga merupakan sosok yang tidak nakal.
“Dia baik sekali dan pendiam. Dia juga aktif di berbagai organisasi sekolah, seperti pramuka, paskibraka, badan dakwah Islam, dan juga ketua kelas,” jelasnya.
“Kami tidak menyangka kasus ini akan menjadi kasus nasional. Kami hanya bisa mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kami,” ungkapnya.
Taufik berharap kasus perundungan tidak terulang kembali, baik di Kota Malang maupun di seluruh Indonesia.
“Jadikan kasus ini sebagai pelajaran berharga untuk semua pihak, dan jangan sampai terulang kembali.”
“Cukup dia saja yang mengalami perundungan,” tandasnya.
Sebelumnya, MS sudah menjalani operasi amputasi jari tengah bagian tangan kanan di RS Lavalette, Kota Malang, Selasa (4/2/2020) malam.
Paman korban, Taufik mengatakan MS masuk ruang operasi dan menjalani operasi pada pukul 18.00 WIB.
“Dia baru keluar dari ruang operasi sekitar pukul 21.30 WIB. Saat ini keadaan fisik pasca operasi sudah lebih baik.”
“Sekarang dia menjalani masa pemulihan pasca operasi. Keadaannya akan dipantau dokter selama 6 bulan,” ujar Taufik.
Menurutnya, tidak semua jari tengah dari MS diamputasi.