Isi Surat Perpisahan Ibu Muda yang Gantung diri Untuk Suaminya, Ada Impian yang Tak Terwujud

Inilah isi surat perpisahan ibu muda yang gantung diri di hadapan bayinya, Adapun Surat perpisahan itu ditujukan untuk sang suami.

Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Adrianus Adhi
Kolase Tribun Medan/ Muslimin Emba
surat perpisahan ibu muda yang gantung diri 

SURYAMALANG.COM - Inilah isi surat perpisahan ibu muda yang gantung diri di hadapan bayinya.

Adapun Surat perpisahan itu ditujukan untuk sang suami.

Diwartakan sebelumnya, seorang ibu muda gantung diri di hadapan bayinya yang berusia 8 bulan.

Perstiwa itu terjadi di Lingkungan Bungung Baddo, Kelurahan Panaikang, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Senin, 3 Januari 2020.

Diketahui Megawati, nama sang ibu muda, tewas dengan lilitan kain di lehernya.

Akan tetapi, dilansir dari Tribun Timur dalam artikel berjudul "Menyayat Hati, Wanita Jeneponto Gantung Diri di Depan Bayinya Tulis 5 Lembar Surat untuk Suami", baru terungkap bahwa ada surat perpisahan dari almarhumah.

Diketahui pada Rabu (5/2/2020) sore, jurnalis Tribun, Muslimin Emba, memperoleh tiga lembar surat yang diduga ditulis oleh Megawati sebelum aksi nekatnya dilakukan.

Tiga lembar surat itu ditulis tangan menggunakan huruf kapital dan berseri. Mulai hari pertama hingga hari ketiga.

Berikut kutipan surat itu.

-Hari Pertama
"Suamiku
Maafkan aku
Aku sudah banyak membuatmu menderita, Aku wanita yang tidak tahu terima kasih. Suamiku...
Maafkan aku, sering membuatmu menangis, kamu terluka olehku. Maafkan aku yang sudah hadir dalam hidupmu membawa luka untukmu. Maafkan aku..., maafkan aku..., maafkan aku...

Suamiku... andaikan kamu mau carilah wanita yang lebih baik, dari aku, aku ikhlas demi kebahagiaanmu. Maafkan aku, aku tidak bisa jadi istri yang baik buat kamu dan ibu buat anak kita.

-Hari kedua
Sakitnya dada dan air mataku pun jatuh berlinang. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, dan bagaimana lagi aku bicara yang sebenarnya.
Aku egois, aku pemarah, aku mudah menangis, aku cengeng. Aku istri yang tidak berguna.
Suamiku...
Apa yang sedang kamu pikirkan, dan siapa yang kamu sayang. Dan wanita siapa yang ada dalam hidupmu. Bicaralah...
Suamiku...

-Hari ketiga.
Suamiku...
Apa kamu bahagia punya anak, apa kamu bersyukur punya Wandi. Apa kamu sangat menginginkan kehadiran anak kita.
Apa kamu sangat sayang sama anak kita. Tapi kurasa tidak. Kamu tidak sayang sama Wandi, kenapa?
Coba lihatlah anakmu yang masih kecil, polos, lucu. Anakmu butuh perhatian. Butuh kasih sayang dari orangtuanya.

Lihatlah anakmu tataplah matanya, anakmu masih kecil tidak tahu apa-apa. Kamu tega. Apa kamu tidak merasakan sakit, dia anakmu, dia darah dagingmu. Sayangilah anakmu, cintailah anakmu, dia anakmu tetap anakmu.

Selain itu, terdapat selembar tulisan yang tidak berkop.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved