Dendam Murid SMP Dihukum Guru Berdiri di Kelas Berakhir Fatal, Lempar Batu Bata, Pukul Lalu Tewas

Dendam murid SMP dihukum guru berdiri di kelas berakhir fatal, lempar batu bata, pukuli guru hingga tewas.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/kolase net/shutterstock.com
Ilustrasi murid dendam pada guru 

SURYAMALANG.COM - Dendam murid SMP dihukum guru berdiri di depan kelas berakibat fatal setelah ia melakukan tindak kekerasan. 

Sebab murid SMP itu mengambil batu bata dan melemparkannya ke kepala guru hingga pingsan dan lanjut memukulinya. 

Akibat aksi balas dendam tersebut, guru SMP bernama Huang Tao di Sichuan, China tewas di tangan muridnya. 

Insiden mengerikan ini terjadi pada pada Oktober 2019 silam.

Iustrasi guru mengajar di papan tulis
Iustrasi guru mengajar di papan tulis (TribunSoppeng.com)

Diwartakan oleh Asiaone, murid yang berusia 15 tahun tersebut melempar batu bata ke arah kepala gurunya, Huang Tao ketika gurunya itu masuk ke dalam kelas.

Ketika sang guru terjatuh, si murid melanjutkan aksinya sampai sembilan kali lemparan dan sang guru kehilangan kesadaran.

Serangannya yang terekam di CCTV menjadi viral.

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribunnews.com)

Seluruh peristiwa berlangsung selama kurang dari 10 detik sampai seorang murid lain datang menahan murid yang menyerang.

Guru Huang pun koma dan tak lama dia terkena infeksi paru.

Huang lalu dinyatakan meninggal pada jumat (21/02/2020) kemarin.

ilustrasi
ilustrasi (net)

Berdasarkan laporan polisi, kejadian itu berawal dari si murid penyerang yang marah karena guru menghukumnya.

Murid tersebut dipaksa berdiri selama pelajaran berlangsung setelah ketahuan mengajak temannya naik sepeda di lapangan sekolah yang mana itu tidak diperbolehkan.

Di sosial media, istri Guru Huang mengucapkan terima kasih kepada publik yang telah memberikan perhatian dan menjuluki suaminya sebagai guru yang baik, suami yang baik juga pria yang baik. 

4 Kasus Serupa di Indonesia 

Kasus kekerasan yang terjadi di China juga beberapa kali terjadi di Indonesia. 

Sepanjang tahun 2018, setidaknya ada 4 kasus penganiayaan murid terhadap gurunya di sekolah. 

Dari rangkuman Tribunsumsel.com (grup SURYAMALANG.COM), berikut beberapa aksi kekerasan murid terhadap guru yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Siswa SMK di Serang Guru 

ilustrasi ujian
ilustrasi ujian (shutterstock.com/Kompas.com )

Dalam video yang diunggah oleh akun Facebook Eris Riswandi, terlihat seorang guru paruh baya diserang olah sejumlah murid laki-laki.

Mereka beraksi dengan mendorong dan menendang guru laki-laki, yang kemudian diketahui bernama Joko Susilo.

Joko sempat melakukan perlawanan, namun karena serangan yang datang bertubi-tubi membuatnya kewalahan.

Hal tersebut sampai ke telinga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Ganjar bahkan menyuruh jajarannya untuk mengecek kebenaran video yang viral di media sosial itu.

Pihak sekolah akhirnya angkat bicara mengenai video yang diduga aksi kekerasan muridnya kepada Joko.

Dalam surat klarifikasi dari Kepala Sekolah SMK NU 03 Kaliwungu, Muhaidin menjelaskan, pada saat jam belajar mengajar para siswa tengah bercanda dengan melempar-lempar kertas kepada teman-temannya.

Salah satu lemparan kertas itu mengenai Joko, yang tengah mengajar di kelas X. 

Pihak sekolah juga mengklaim aksi itu merupakan gaya bercanda antara murid dengan gurunya.

Meski begitu, Muhaidin menilai perilaku siswa tersebut sudah melampaui batas sehingga pihak sekolah menindaklanjuti dengan sanksi pemanggilan orangtua.

"Tindakan tersebut ditanggapi reaktif oleh Pak Joko dengan melakukan gerakan seperti orang yang berkelahi, sehingga membuat anak-anak semakin mendekati Pak Joko sambil tertawa," tulis Muhaidin dalam surat klarfikasi tersebut. 

2. Siswa di Madura Aniaya Guru Kesenian 

Guru yang dianiaya murid
Guru yang dianiaya murid (Foto:Istimewa)

Seorang guru kesenian di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, Jawa Timur meninggal dunia pada Kamis (2/1) malam akibat dianiaya oleh siswanya sendiri berinisial MH.

Penganiayaan terjadi saat kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penyebabnya, MH tak terima dimarahi oleh gurunya itu.

Awalnya, korban sedang mengajar mata pelajaran Seni Rupa di kelas XII pada jam pelajaran terakhir, dengan materi seni lukis. Setiap siswa diberikan tugas untuk melukis, termasuk MH. 

Namun, MH tidak mendengarkan penugasan yang diberikan korban dengan serius. Dia malah mengganggu teman-temannya, dengan mencoret-coret lukisan milik teman. Korban kemudian menegur MH. 

Bukannya bersikap tertib dan meminta maaf, MH malah terus-terusan menjahili teman-temannya. Korban lalu mencoret pipi MH dengan cat lukis.  

"MH malah semakin berang dan tidak terima. MH memukul Budi kemudian dilerai oleh siswa dan para guru," ucap Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera berdasarkan keterangan saksi. 

Seusai dilerai, Budi sempat dibawa ke ruang guru untuk dimintai penjelasannya terkait kasus tersebut, sebelum dipersilakan pulang ke rumah. Beberapa saat setibanya di rumah, korban mengeluh sakit pada bagian leher.

"Budi kesakitan dan tidak sadarkan diri, lalu langsung dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya," kata Frans.

Setelah melewati kondisi koma, korban mengembuskan napas terakhirnya di ruang ICU RSUD Dr Soetomo.

Berdasarkan keterangan dokter, kondisi korban sangat kritis karena lehernya patah dan didiagnosa mengalami MBA (Mati Batang Otak).

Sehingga, semua organ dalam tubuhnya sudah tidak berfungsi. 

MH sendiri berhasil diciduk polisi di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun Timur, Sampang, Madura.

3. Guru Dipukul Murid Akibat Tidak Naik Kelas

Guru korban pemukulan siswa di Kalbar.
Guru korban pemukulan siswa di Kalbar. (Foto:Dok. Polda Kalimantan Barat)

Peristiwa terjadi saat EY (20), siswa kelas X SMAN 1 Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya tidak terima karena dia tidak naik kelas.

Saat pembagian rapor, nilai yang didapatkan EY membuatnya tetap tinggal di kelas X. 

"EY merasa sakit hati kepada PR karena beranggapan bahwa nilai mata pelajaran yang diajarkan oleh korbanlah yang menyebabkan dirinya tidak naik kelas. Setelah naik pitam, EY langsung mengambil sebuah kursi kayu didekatnya untuk digunakan sebagai alat untuk menganiaya gurunya tersebut," ucap Kepala Sub Bidang Humas Polda Kalbar, Kompol Cucu Syaifudin, saat dikonfirmasi kumparan, Senin (19/6). 

Peristiwa penganiayan tersebut terjadi pada 17 Juni 2017.

Korban guru itu seorang perempuan berinisial PR (34).

EY memukul PR dengan tangannya ke bagian kening dan kepala bagian belakang.

Akibat pukulan itu, PR menderita benjol di bagian kening sebelah kanan matanya dan merasakan pusing, serta trauma yang cukup mendalam.

Merasa tidak terima perlakuan kasar tersebut, PR melaporkan kejadian itu ke Polsek Kubu. Kasus ini sudah ditangani kepolisian terkait pidana pasal 351 KUHP.

EY juga diamankan di Polsek Kubu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

4. Siswa Pukul Gurunya Gara-gara Handphone

Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (Pixabay)

Nuzul Kurniawati, guru Madrasah Darussalam, Kecamatan Pontianak Timur, dipukul siswanya berinisial NF.

Nuzul dipukul NF karena pelaku tak terima ditegur saat menggunakan handphone untuk bermain games di tengah pelajaran berlangsung.

"Dari penjelasan para guru yang saya terima, peristiwa itu bermula ketika mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VIII atau tepatnya di kelas NF. Dan saat pelajaran berlangsung, siswa tersebut malah main ponsel.

Pengajarnya saat itu bukan bidang ibu Nuzul Kurniawati, guru mata pelajaran tersebut lalu menegur NF agar menyimpan ponsel tersebut, namun tidak dihiraukan," ungkap Kepala Madrasah Darussalam, Ahmad Bustomi, seperti dilansir Antara, Kamis (8/3). 

Guru tersebut akhirnya ke ruangan karena kesal dan sedih.

Ia kemudian naik ke kelas VIII guna menasihati dan mengambil handphone NF.

"Mungkin NF tidak terima, sehingga sempat terjadi adu mulut.

Mungkin karena kesal, kursi plastik tempat duduk dia, dipukulkan kepada ibu Nuzul," ungkap Ahmad.

Akibat kejadian itu, Nuzul sempat dibawa ke rumah sakit terdekat, kemudian dirujuk ke RSUD Soedarso untuk menjalani scan di bagian kepala.

Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada masalah, hanya saja di kerudung guru tersebut ada bercak darah.

Sumber: Suar.id
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved