Travelling
Kopi Aroma Apel Khas Kota Batu Ini Namanya Kopi Siman, Hasil Perpaduan Kebun Apel dan Kopi Bumiaji
Kopi-kopi itu tumbuh subur di antara pohon-pohon apel. Warnanya masih hijau. Di pohon apel, juga mulai berbuah, apel-apel kecil mulai bermunculan.
Penulis: Benni Indo | Editor: Dyan Rekohadi
Siji dieman itu disingkat Siman. Maka jadilah nama kopinya Siman.
Namun sebelumnya Herman sudah memiliki ketertarikan dengan kopi sejak masih kuliah. Mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini sempat praktik kerja lapang (PKL) di kebun kopi di Kabupaten Bondowoso.
Di sana, ia mengetahui adanya kopi yang berharga mahal.
Ia pun berpikir hal tersebut bisa diterapkan di Kota Batu. Apalagi, Herman mengetahui sendiri kalau di Kota Batu juga memiliki banyak tanaman kopi.
Terinspirasi dari pengalamannya PKL itulah, Herman mulai menggeluti dunia perkopian.
Ia bahkan sempat bekerja di beberapa tempat sekadar untuk bisa membuat kopi dengan seduhan yang tepat.
Kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga, Herman mengembangkan potensi yang ada.
Keluarganya kerja bersama mengelola kopi yang kini semakin banyak tumbuh di lahannya.
Dikatakan Herman, ayahnya bertanggungjawab terhadap kondisi hingga jadwal panen kopi di lahan.
Pasca panen, menjadi tanggungjawab ibunya.
Kemudian, Herman sendiri bertugas untuk memasarkan produk kopi yang sudah diolah.
Sebuah mesin penggiling kopi bantuan dari Dinas Pertanian Kota Batu diakui Herman banyak membantu pekerjaannya.
Dalam sehari, bisa menghasilkan puluhan kilogram kopi. Kemudian dikemas dengan bagus dan dipasarkan.
Herman mengatakan, pemasarannya saat ini masih berputar di kawasan Kota Batu. Ia pun harus bekerja keras agar pemasarannya bisa tembus luar kota.
Produknya berupa bubuk maupun biji-bijian atau istilahnya dalam green bean.