Berita Malang Hari Ini
Persiapkan Blended Learning Saat Mahasiswa Belajar Di Luar Kampus
Workshop ‘Implementasi Blended Learning Menyongsong Visi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar’ dilangsungkan di Universitas Gajayana Malang
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Workshop ‘Implementasi Blended Learning Menyongsong Visi Kampus Merdeka-Merdeka Belajar’ dilangsungkan di Universitas Gajayana Malang, Senin (2/3/2020).
Narasumbernya Dr Syamsul Arifin MT, Tim Ahli Pembuat Kurikulum dan Pembelajaran di akademi, vokasi dan profesi Direktorat Pembelajaran Kemendikbud.
“Dengan adanya program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, maka ada opsi pembelajaran bagi siswa belajar di luar kampusnya maksimal tiga semester.”
“Maka untuk memantau mereka yang di luar kampus, perlu blended learning.”
“Sehingga tetap ada interaksi belajarnya,” jelas Syamsul Arifin pada suryamalang.com di sela rehat.
Blended learning bisa juga memanfaatkan gadget.
Sebagian besar kampus termasuk luar negeri memakai moodel karena open source.
Dengan adanya pelatihan-pelatihan diharapkan makin mengoptimalkan fitur-fitur di moodel.
“Sebab dosen bisa mendesain mata kuliah berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).”
“Yang semula manual bisa memanfaatkan itu. Interaksinya bisa sinkron dan asinkron.”
“Asinkron bisa delay. Kalau sinkron bisa vidcom, chatting dengan dosen,” paparnya.
Jadi ketika mahasiswa berada di luar kampus karena mengikuti program itu, kampus atau dosen tetap bisa memantaunya.
“Jadi kampus harus menyiapkan bleanded learning ini,” papar dosen ITS Surabaya ini.
Dikatakan, meski mahasiswa berada di luar kampus, dosen tetap harus memantau.
Sebab sesuai standar, dosen tetap harus membuat perencanaan, melaksanakan dan melakukan pengendalian kualitas belajar mahasiswanya.