Berita Batu Hari Ini
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko Ajak Para Kepala Desa Tekan Angka Stunting
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menekankan kepada seluruh kepala desa agar dapat menekan kasus stunting di Kota Batu
Penulis: Benni Indo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BATU - Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menekankan kepada seluruh kepala desa agar dapat menekan kasus stunting di Kota Batu.
Hal itu disampaikan Dewanti saat menghadiri Musrenbang tingkat kecamatan di Balaidesa Punten, Kamis (5/3/2020).
“Masalah stunting, dari situasi hasil buminya itu tidak berbanding lurus dengan kondisi stunting. Ekonomi tumbuh 6.4 persen, kesuburan tanah dan air harusnya pertumbuhan anak berkembang baik. Angka stunting tinggi di Kota Batu, ini yang perlu kita cermati,” kata Dewanti saat menghadiri Musrenbang tingkat kecamatan di Balaidesa Punten, Kamis (5/3/2020).
Dewanti menegaskan, upaya menekan angka stunting menjadi program yang harus diprioritaskan.
Politisi PDI Perjuangan ini menjabarkan, Desa Tulungrejo tercatat memiliki data paling tinggi terkait kasus stunting. Ada 158 kasus yang tercatat, kemudian di Desa Gunungsari ada 102. Disusul Desa Giripurno 86 catatan.
Disusul Desa Bumiaji yang angkanya sama dengan Desa Sumber Brantas yakni 70. Di Desa Bulukerto ada tercatat 68, Desa Pandanrejo sejumlah 52, Punten ada 46 dan terakhir Desa Sumber Gondo ada 45.
“Kemudian pal Kades dan anggota dewan yang akan memonitoring sejauh mana. Di samping itu, bagi Camat, stunting harus menjadi program prioritas. Bahkan termin terakhir dievaluasi dana desa tak akan cair jika program stunting tidak dikeluarkan,” kata Dewanti.
Dewanti meminta agar kondisi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di masing-masing desa diperhatikan. Dewanti mencurigai kasus stunting karena faktor air limbah. Selain itu juga terkait bahan kimia.
“Ada dua kemingkinan besar yakni IPAL komunal dan bahan kimia. Saya juga meminta tambahan untuk melihat anak difabel di tempat stunting. Kalau itu sama, berarti penyebabnya itu karena ibunya makan dari tempat yang terkontaminasi. Ini tidak boleh terjadi,” paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan kota Batu drg Kartika Trisulandari menjelaskan, waktu paling penting dalam perkembangan anak pada usia di bawah dua tahun. Dinas Kesehatan berupaya untuk melakukan intervensi di usia tersebut agar pertumbuhan anak bagus.
“Yang paling urgen itu di bawah dua tahun. Kalau teorinya, kenaikkan tinggi badan itu terjadi di tahun pertama. Kalau intervensinya bagus bisa sampai 25 Cm setahun,” kata Kartika.
Saat ini Dinas Kesehatan Batu tengah melakukan pendataan di seluruh desa yang ada di Kota Batu. Dinas Kesehatan Batu juga mengambil contoh feses untuk mengetahui kondisi kesehatan anak.
“Kami lakukan pada anak-anak sekolah pengabilan contoh feses sehingga bisa melakukan pemberian nutrisi dan makanan tambahan. Nanti kami intervensi. Apakah nanti kurang intervensi besi atau penyakit apa nanti kami lihat,” katanya.
Diungkapkan Kartika, selama ini Dinas Kesehatan Batu telah memberikan asupan tambahan kepada anak-anak. Ia juga mengatakan, jika nanti ada bantuan dari dana desa, maka bantuan dari Dinas Kesehatan Batu tetap disalurkan.
“Kami juga didampingi dokter konsultan nutrisi anak. Anak difabel diberi tambahan dengan indikasi medis khusus. Bantuan dari Dinas Kesehatan tetap diberikan. apa yang bisa dilakukan oleh desa, mungkin yang belum teralokasikan di Dinkes,” tutupnya.