Update Corona 28 Maret 2020 Pasien Meninggal Tembus 102, Ini Fakta Baru Penemuan Vaksin Covid-19
Update Corona 28 Maret 2020 Pasien Meninggal Tembus 102, Ini Fakta Baru Penemuan Vaksin Covid-19
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Jumlah pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona di Indonesia setiap harinya terus bertambah.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu pemutus penyebaran virus corona atau Covid-19.
Saat ini, para peneliti menemukan fakta baru terkait vaksin virus corona atau Covid-19 yang disebut lebih efektif dan akan bertahan lama di tubuh.

Penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia saat ini semakin meluas.
Melansir dari website covid19.go.id, data per Sabtu 28 Maret 2020 menyebutkan jika ada 1.155 kasus pasien yang positif terinfeksi virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Angka ini bertambah 109 kasus sejak pemerintah melaporkan data sebelumnya, Jumat (27/3/2020).
Dari seluruh kasus, 102 orang meninggal dunia dan 59 lainnya dinyatakan sembuh.
Di Jawa Timur sendiri sudah tercatat ada 66 kasus pasien yang positif terinfeksi virus corona.
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kasus-kasus ini tersebar di 24 provinsi di Indonesia.
Melihat keadaan ini, Pemerintah Indonesia mulai memberikan kebijakan-kebijakan untuk mencegah penyebaran virus corona lebih luas.
Kebijakan yang telah dikeluarkan diantaranya pembatasan kegiatan yang mengundang banyak orang hingga aksi bekerja dari rumah atau work from home.
Meskipun angka kematian akibat virus corona terus bertambah, masyarakat disarankan untuk tidak panik.
Masyarakat diharapkan tetap waspada dan menjaga kebersihan agar terhindar dari virus corona.
Vaksin dipercaya sebagai salah satu alat untuk melindungi diri agar terhindar dari serangan virus corona atau Covid-19.
Namun, hingga saat ini para peneliti dan ilmuwan terus melakukan riset untuk menemukan vaksin terbaik penangkal virus corona.

Vaksin untuk penyakit Covid-19 memang masih dalam tahap pengembangan, dan prosesnya memakan waktu cukup lama.
Namun, vaksin ini diperkirakan akan sangat efektif dan mampu bertahan cukup lama setidaknya dalam beberapa tahun, sebagaimana dilansir dari techcrunch.
Tidak hanya itu, kabar baik lainnya sebagaimana dilansir dari penelitian Universitas Johns Hopkins, mengatakan bahwa virus corona alias SARS-Cov-2 alias Covid-19 tidak melakukan mutasi di dalam tubuh manusia.
Semua virus biasanya mengalami evolusi, yaitu melakukan replikasi diri dari inangnya dan menyebar ke seluruh populasi.
Namun, Covid-19 rupanya tidak cepat bermutasi.
Mengenal tahapan uji klinis vaksin
Selain kabar baik tersebut, pakar ilmuwan juga berusaha memaparkan bagaimana tahapan uji klinis vaksin berproses.
Lamanya proses itu untuk memastikan keselamatan manusia dan mengetahui seberapa bermanfaatnya vaksin tersebut.
Mengutip dari Kompas.com dalam berita berjudul "Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Vaksin yang Dikembangkan Bisa Tahan Lama", Bruce Thompson, Dekan Fakultas Kesehatan di Universitas Swinburne, Australia, pengobatan apa pun yang dijual harus melewati beberapa tahapan proses standardisasi berdasarkan uji coba klinis mulai dari fase 1 sampai fase 3.
Dia mengatakan, "Kita harus memastikan obat atau vaksin itu aman, tidak melukai dan tahu seberapa efektivitasnya."
Prosesnya secara umum terbagi menjadi enam fase:
Desain Vaksin: Proses di mana para pakar mempelajari patogen dan memutuskan bagaimana sistem imun bisa menyadari kehadiran patogen tersebut.
Uji Hewan: Vaksin baru yang diuji kepada hewan berfungsi untuk menunjukkan apakah vaksin itu dapat bekerja dan tidak memiliki efek samping yang ekstrem.
Uji Klinis Tahap I : Merepresentasikan uji pertama kepada manusia untuk mengetahui tingkat keamanannya, dosisnya dan efek sampingnya. Uji coba ini hanya membutuhkan sedikit relawan.
Uji Klinis Tahap II: Terdapat analisis mendalam tentang bagaimana cara kerja vaksin secara biologis.
Uji coba ini melibatkan relawan lebih banyak dan membutuhkan penilaian terhadap respons psikologis dan interaksi selama perawatan.
Intinya, uji coba vaksin virus corona menilai bagaimana stimulasi vaksin dalam sistem imun bekerja.
Uji Klinis Tahap III: Adalah tahap akhir yang melihat bagaimana jumlah besar relawan yang diuji coba merespons dalam waktu lama.
Persetujuan Peraturan: Terakhir, badan pengawas akan melihat bukti dari hasil uji coba klinis dan menyimpulkan apakah vaksin dapat diberikan seluruhnya atau tidak.
Namun, untuk kasus Covid-19, proses uji klinis dipercepat dalam beberapa tahap.
Seperti yang dilaporkan STAT News, vaksin yang dikembangkan Moderna telah melewati tahapan dari desain vaksin langsung ke uji klinis tahap I.
Vaksin mRNA-nya bahkan melewatkan tes klinis kepada hewan.