Virus Corona di Malang
Update Virus Corona di Malang 22 April 2020, 28 Pasien Positif Covid & Tingkat Kemiskinan Menurun
Perkembangan virus corona di Malang hingga pagi ini 22 April 2020, 28 Pasein Positif Covid & Tingkat Kemiskinan Menurun
Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - UPDATE Virus Corona di Malang, Jawa Timur hingga hari ini Rabu 22 April 2020.
UPDATE Virus Corona di Malang sampai hari ini belum ada penambahan pasien positif virus corona atau Covid-19 di wilayah Malang Raya, Kabupaten Malang dan Kota Batu.
Melansir dari data Jatim Tanggap Covid-19, ada total 18 pasien yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19 dari Kabupaten Malang dan 8 dari Kota Malang.
Sedangkan di Kota Batu, ada 2 pasien yang positif terjangkit virus corona atau Covid-19.
Simak rangkuman UPDATE Virus Corona di Malang, Kabupaten Malang & Kota Batu Jawa Timur berikut ini:
Pasien Positif Covid-19 = 8 orang
Pasien Sembuh Covid-19 = 7 orang
Pasien Dirawat Covid-19 = 1 orang
Pasien Meninggal Dunia Covid-19 = 0 orang
ODP (Orang Dalam Pengawasan) = 594 orang
PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 118 orang
Pasien Positif Covid-19 = 18 orang
ODP (Orang Dalam Pengawasan) = 272 orang
PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 114 orang
Pasien Positif Covid-19 = 2 orang
Pasien Sembuh Covid-19 = 1 orang
Pasien Dirawat Covid-19 = 1 orang
Pasien Meninggal Dunia Covid-19 = 0 orang
ODP (Orang Dalam Pengawasan) = 139 orang
PDP (Pasien Dalam Pengawasan) = 14 orang
Simak Informasi Situasi di Malang yang Berdampak virus corona:
1. Bupati Malang, Muhammad Sanusi yakin tingkat kemiskinan di wilayahnya bakal turun satu persen pada akhir tahun 2020, meski wabah virus corona sedang melanda.
Sanusi menerangkan, presentase kemiskinan di Kabupaten Malang pada tahun 2019 berkisar 9,3 persen.
"Mudah-mudahan tahun 2020 presentase kemiskinan bisa turun satu digit. Saya berkeyakinan angka kemiskinan bisa turun. Karena kebutuhan mereka Insya Allah kami bantu semua. Retribusi kita bebaskan, PDAM kita bebaskan, bantuan sembako udah kami salurkan," terang Sanusi saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Malang, Selasa (21/4/2020).
Keyakinan Sanusi tentang bakal menurunnya angka kemiskinan, juga didasarkan dari kabar Kementrian Sosial RI yang akan memberikan bantuan Rp 600 ribu bagi keluarga tidak mampu.
"Nanti ada bantuan lagi dari Kemensos yaitu per orang dapat Rp 600 ribu nanti teknisnya dari situ (Kemensos) semua," beber politisi PDI Perjuangan itu.
Di sisi lain, keyakinan Sanusi tidak ditanggapi secara antusias oleh Kepala Bappeda Kabupaten Malang, Tomie Herawanto.
Tomie menerangkan, secara realistis angka kemiskinan tidak bisa turun pada situasi wabah penyakit seperti saat ini.
Banyak faktor yang mempengaruhi salah satunya situasi ekonomi yang sedang lesu.
Pengangguran karena banyak perusahaan melakukan pemutusan kerja kepada karyawannya adalah masalah yang harus dihadapi.
"Karena pandemi, penerima sembako yang tadinya kurang lebih 70 ribu KK, jumlahnya bisa berkembang, belum dari Bantuan Langsung Tunai (BLT). Mencapai target penurunan kemiskinan, berat," ujar Tomie.
Tomie menambahkan, sektor pertanian dan jasa adalah sektor primer yang masih bisa bertahan ditengah pandemi.
Menurutnya, masyarakat yang bekerja di pabrik atau industri tak begitu punya prospek yang bagus terkait keberlangsungan kerjanya.
"Tapi realita di lapangan, ekonomi yang menurun, juga berdampak pada warga miskin. Pandemi ini pengaruhnya sangat signifikan. Tapi besarannya juga perlu dikaji," jelas Tomie.
2. Guru SMK PGRI 3 Kota Malang menggunakan keterampilannya membuat wastafel otomatis dan pengering tangan otomatis sebagai bagian dari upaya mencegah penularan virus corona.
Produk karya guru eletronika itu bahkan sudah dipasang di halaman sekolah.
Wastafel otomatis SMK PGRI 3 Kota Malang ini diberi nama Skariwish (Skari-SMK PGRI 3, Wish = wisuh atau cuci tangan).
Sedangkan guru pembuatnya adalah bernama Ahmad Athoillah.
Selain dua wastafel yang dipasang di halaman sekolah, yaitu yang bersifat permanen dan portabel karya guru itu juga sudah dipesan beberap pihak.
"Sudah ada pemesanan dari masjid, juga sekolah-sekolah termasuk di Jember," jelas Ahmad Athoillah pada suryamalang.com, Selasa (21/4/2020).
Sellain wastafel otomatis guru lain, Mursyid membuat sendiri alat pengering tangan otomatis yang diberi nama Skaridry.
Wastafel otomatif bekerja memakai sistem sensor. Jika ada gerakan tubuh di depannya, maka air akan mengalir otomatis.
"Dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, sebisa mungkin menghindari interaksi tangan langsung ke kran," jelasnya.
Adanya kran elektronik juga bisa berhemat air. Sebab akan otomatis berhenti sendiri jika sensor tidak menangkap ada gerakan tubuh.
3. Universitas Negeri Malang (UM) dan Pertamina menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke Pemerintah Kota Batu, Selasa (21/4/2020).
UM menyalurkan hazmat, face shield, dan masker non medis masing-masing 200 pcs.
Kemudian sarung tangan 600 pcs dan masker bedah karet 500 pcs.
Pertamina menyalurkan APD berupa sepatu boots, masker, sarung tangan, dan tempat cuci tangan.
Bantuan diterima langsung oleh Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko yang didampingi wakilnya Punjul Santoso di rumah dinas, Selasa (21/4/2020).
Pemkot Batu menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas disalurkannya bantuan tersebut.
"Hari ini kami dapat bantuan dari UM, Pertamina dan Hiswana Migas Malang. Bantuan ini sangat dibutuhkan untuk Dinkes dan RS rujukan Covid-19. Kebutuhan APD sangat dibutuhkan di Kota Batu,” ujar Dewanti.
Kata Dewanti, kebutuhan APD hingga saat ini masih cukup. Apalagi dengan bantuan APD yang datang, akan membuat kebutuhan semakin terpenuhi.
Untuk mewaspadai kekurangan, Dinkes Kota Batu sudah melakukan pemesanan dan masih dalam proses.
Wakil Rektor II UM Profesor Heru Suwignyo mengatakan Kota Batu menjadi kota ketiga yang mendapat bantuan dari UM.
Sebelumnya, UM telah menyalurkan bantuan ke Pemerintah Kota Malang dan Pemerintah Kabuapten Malang.
"Bantuan yang diberikan terutama untuk paramedis. Beberapa bantuan merupakan karya atau pemberdayaan dari mahasiswa jurusan teknologi industri," terangnya.
Sales Area Manager (SAM) Pertamina MOR V Wilayah Malang, Gustiar Widodo menjelaskan pihaknya juga turut menyalurkan bantuan, di antaranya terdiri atas tempat cuci tangan atau wastafel portabel. Bantuan diberikan bersama Hiswana Migas Malang.
"Tujuan dari bantuan ini untuk mencegah persebaran Covid-19. Serta untuk menigkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih,” paparnya.
4. Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) mendapat bantuan Swab Box atau kotak untuk melakukan swab dari alumni Fakultas Kedokteran UB.
Penyerahan bantuan Swab Box telah dilakukan pada Selasa (21/4/2020).
Swab Box tersebut digunakan untuk pemeriksaan Swab PCR yang selama ini menggunakan cara manual dengan pelindung yang ada.
Namun dengan Swab Box, maka pasien dan tenaga medis dipisahkan di ruangan yang berbeda.
Sehingga akan lebih aman karena ada dua bilik untuk pasien dan tenaga medis dengan menggunakan sarung tangan karet.
Tujuannya agar mencegah cairan tubuh pasien ke tenaga medis dan tenaga kesehatan.
"Ini sebagai bentuk perhatian kami sebagai alumni untuk RSUB. Kami merasa bahwa Covid-19 ini merupakan pandemi yang harus segera diatasi. Dengan adanya alat ini, maka penting untuk melindungi tenaga kesehatan agar jangan sampai tertular", papar dr Aries Budianto SpB, Ketua IKA FK UB melalui rilis yang diterima suryamalang.com dari humas UB, Selasa (21/4/2020).
Swab box ditujukan untuk memeriksa orang yang dicurigai menderita sekaligus sebagai screening agar tim medis lebih aman dan terlindungi.
Pasien yang sudah diperiksa nantinya juga akan disemprotkan disinfektan setelah selesai pemeriksaan.
Saat ini RSUB juga sudah ditunjuk oleh Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sebagai laboratorium rujukan kasus covid.
Ada tiga lab rujukan di Jawa Timur yaitu RS UNAIR, RSUD Dr Sutomo dan RSUB.