Virus Corona di Jatim
Evaluasi Hari Pertama PSBB Surabaya Raya, Industri yang Belum Libur atau Terapkan WFH Disorot
Salah satu penyebab masih banyaknya kendaraan yang masuk ke Surabaya adalah banyaknya pabrik dan perkantoran yang belum meliburkan pegawainya
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur melakukan evaluasi besar terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya raya hari pertama, Selasa (28/4/2020).
Evaluasi terutama pada sisi terjadinya penumpukan kendaraan yang panjang mengular di check point di Waru, perbatasan pintu masuk Kota Surabaya yang meyerap perhatian banyak pihak.
Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur yang juga Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan PSBB di tiga kawasan yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik ini memang masih membutuhkan evaluasi besar.
• Viral Kemacetan di Hari Pertama Penerapan PSBB Surabaya, Pemkot Surabaya Angkat Bicara
Antrian panjang kendaraan yang akan masuk kota Surabaya menjadi perhatian khalayak karena justru menimbulkan titik kerumunan baru yang membludak.
“Di hari pertama ini memang terjadi penumpulan lalin di check point Waru. Tapi sebenarnya di Waru walaupun tidak ada check point di sana memang titiknya ramai,” kata Heru saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Selasa (28/4/2020) malam.
Adanya penumpukan ini dikatakan Heru ada beberapa faktor.
Yang utamanya adalah dimungkinkan karena masyarakat banyak yang masih belum tahu bahwa PSBB mulai dilaksanakan hari ini.
Sehingga dalam pelaksanaan PSBB, tiga hari ini sifatnya yang diberlakukan adalah imbauan dan teguran.
“Evaluasi total akan kami gelar hari ini dengan jajaran Forkopimda. Tapi langkah yang kita lakukan tadi pagi dengan Dirlantas adalah bagi kendaraan yang masuk ke Surabaya yang dibolehkan masuk hanya yang plat L dan plat W, lainnya dikembalikan kalau tidak ada surat keterangan kerja, dan menerapkan SOP kesehatan,” kata Heru.
Misalnya yang mengendarai mobil harus menerapkan physical distancing dan jaga jarak. Jika yang berboncengan naik motor harus berKTP satu rumah dan menggunakan masker.
Selain itu dikatakan Heru bahwa salah satu penyebab masih banyaknya kendaraan yang masuk ke Surabaya adalah banyaknya pabrik dan perkantoran yang belum meliburkan pegawainya atau menerapkan work from home.
Sehingga masyarakat masih berbondong-bondong datang ke Surabaya dengan alasan bekerja.
Karena itu hari ini Pemprov juga telah mengumpulkan para pengusaha anggota Apindo dan asosiasi perusahaan dan industri yang ada di kawasan Rungkut dan Sier.
“Kita sudah kumpulkan pengusaha dari Apindo dan asosiasi dari SIER, mereka akan lakukan pembatasan jam kerja. Nanti malam kami akan terima jadwal pembagian jam kerja agar tidak menumpuk di check point di situ,” kata Heru.