Berita Tulungagung
2 Desa di Tulungagung Saling Blokir Jalan Pakai Bambu dan Batu, Alasan Cegah Corona
Jalan penghubung antar-desa di Tulungagung tak bisa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki lantaran diblokir masing-masing desa
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
SURYAMALANG.COOM, TULUNGAGUNG - Jalan penghubung antar-desa di Tulungagung tak bisa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki. Sebab jalan, penghubung dua desa ini diblokir oleh masing-masing desa.
Di sisi utara salah satu desa diblokir dengan palang bambu, sedangkan di selatan, di desa lainnya diblokir dengan rumpukan batu andesit. Pemblokiran ini diduga karena pemerintah dua desa ini tidak menjalin komunikasi dengan baik.
“Yang memblokir duluan Desa Bs, kemudian dibalas sama Desa Bk,” ujar seorang warga yang ditemui di lokasi.
Menurut Kepala Desa Bk, Juni, pemblokiran itu dilakukan sejak Rabu (29/4/2020) sore.
Saat itu, lanjut Juni, Desa Bs yang lebih dulu melakukan pemblokiran dengan bambu.
Akibatnya warganya yang baru saja mencari rumput tidak bisa lewat.
“Memang ada sedikit perusakan, agar warga yang pulang cari rumput bisa lewat. Ternyata malamnya malah dikuati (blokadenya),” terang Juni, Kamis (30/4/2020).
Melihat blokade itu, warga Desa Bk secara spontan membalas dengan blokade.
Karena yang ada adalah material batu, maka batu-batu itu yang ditata menutup akses antar desa ini.
Ada dua akses utama ke Desa Bs, semuanya diblokade dengan batu.
“Sebelumnya Desa Bs memang tidak berkoordinasi dengan warga maupun Desa Bk saat akan memasang blokade,” ucap Juni.
Juni menilai, seharusnya jalan utama antar desa ini tidak perlu diblokir.
Seharusnya yang ditutup justru gang-gang kecil yang bisa dijadikan jalan alternatif pergerakan warga.
Sementara jalan utama cukup dilakukan penjagaan saja.
“Nyatanya ini dua jalan utama sekaligus ditutup total, tidak ada yang bisa dilalui sama sekali,” keluh Juni.
Sementara Kades Bs, Pramudianto, mengatakan pemblokiran ini dilakukan atas pertimbangan pandemi corona dan keamanan.
Sebab dua minggu sebelumnya terjadi penjambretan di jalan antar dua desa ini.
Selain itu warga juga mengeluhkan, karena pompa air yang ada di kolam-kolam sering hilang.
“Warga kan banyak yang memelihara ikan, banyak pompa air yang dipasang di kolam. Pompa air itu banyak yang dicuri,” ujar Pramudianto.
Atas dasar musyawarah desa, kemudian ada usulan penutupan jalan demi keamanan bersama.
Diakui Pramudianto, akses ke Desa Bs yang ditutup hanya yang dari Desa Bk.
Sementara akses dari desa-desa lain masih bisa dilalui.
“Hanya saja diberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 WIB. Semua diperiksa dengan ketat,” sambung Pramudianto.
Lebih jauh Pramudianto mengungkapkan, keputusan melakukan blokade jalan ini juga sudah konsultasi dengan Bhabinkamtibmas.
Ia menegaskan, tidak ada masalah apa pun di balik pemblokiran jalan ini.
"Apalagi penutupan jalan ini juga tidak mengganggu akitivitas warga," pungkasnya.