Virus Corona di Jatim
Gugus Tugas Jatim Optimis Kurva Positif Covid-19 Turun Walaupun Kasus Masih Terus Bertambah
Agar target kurva Covid-19 menurun, Joni mengajak agar masyarakat disiplin physical distancing dan menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur optimistis kurva pasien covid-19 turun meski penambahan kasus baru selalu ada.
Keyakinan itu disampaikan, menanggapi pesan Presiden Jokowi yang menargetkan pada Bulan Mei 2020 ini kurva pasien Covid-19 harus turun.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengatakan jika dihitung penambahan hari per hari, memang kasus Covid-19 di Jawa Timur terus naik, terutama di Kota Surabaya.
Namun jika dilihat dari kasus dimulai nya covid-19 di Jatim, tren kurva sudah mulai landai, sehingga ada harapan pada Mei 2020 ini kurva Covid-19 menurun.
"Kalau penambahan hari ke hari Surabaya masih naik, untuk dua daerah lain (Gresik dan Sidoarjo) sudah mulai turun. Jadi kalau kita lihat agak ada asa," kata Joni, Rabu (6/5/2020).
Agar target kurva Covid-19 menurun, Joni mengajak agar masyarakat disiplin physical distancing dan menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan istilah The Hammer and The Dance dalam pandemi Covid-19.
Ia menjelaskan pada fase Hammer (palu), pemerintah, TNI dan Polri, serta masyarakat harus gotong royong agar kurva penularan Covid-19 bisa melandai bahkan turun.
"Istilah hammer itu sikap disiplin agar (kurva penularan) cepat turun. Misalnya physical distance dan social distance harus digalakkan, termasuk di pasar, lalu jangan sepakbola malam-malam. Karena saya lihat banyak sekali yang sepakbola malam-malam di jalan," lanjut Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya ini.
Setelah turun, pandemi akan masuk ke tahap The Dance (Menari), Joni menjelaskan pada tahap ini kurva penularan akan bergerak naik turun dan waktunya bisa sampai setengah tahun.
Dalam tahapan ini, semua elemen masyarakat harus bergotong-royong kembali agar angka penularan tidak kembali naik secara signifikan hingga masuk fase di mana penularan benar-benar melandai dan turun.
"Makanya kalau sudah turun pun jangan langsung mengurangi physical distancing, dan kalah keluar pun harus tetap pakai masker karena masih ada tahap the dance," pungkasnya.
(Sofyan Arif Candra)