PSBB Malang Raya
5 Bus Antar Kota Beroperasi Selama PSBB Malang Raya di Terminal Arjosari, Hanya Muat 16 Penumpang
Beikut 5 bus antar kota yang beroperasi selama PSBB Malang Raya di Terminal Arjosari, hanya muat 16 penumpang
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Hanya tersisa 5 bus antar kota yang beroperasi selama PSBB Malang Raya di Terminal Arjosari, Malang.
Jumlah ini menyusut jauh dari sebelumnya ada 55 angkutan antar kota antar provinsi sebelum virus corona mewabah.
Selain itu bus antar kota yang beroperasi selama PSBB Malang Raya juga hanya membuat 16 penumpang saja.
Pengelola Administrasi Umum Terminal Arjosari, Agus Ruskandi menyatakan terdapat 55 angkutan AKAP yang beroperasi setiap hari sebelum pandemi Covid-19 menerjang.
"Setiap hari sebetulnya ada 55 bus AKAP. Tapi sekarang yang beroperasi cuma 5 bus," ujar Agus, Kamis (14/5/2020).

Selain AKAP, tidak ada lagi angkutan yang beroperasi di Terminal Arjosari.
Hal itu sejalan dengan surat Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur nomor 551.21/3120/123.4/2020 yang melarang operasional angkutan umum AKDP mulai 12 Mei sampai 25 Mei mendatang.
Rute bus yang beroperasi
Menurut keterangan Pengelola Administrasi Umum Terminal Arjosari, Agus Ruskandi, angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) yang beroperasi hanya jurusan Jakarta, Bogor dan Bandung.
Agus Ruskandi menuturkan perusahaan bus memilih parkir karena merosotnya penumpang akibat pandemi Covid-19.

Ditambah, pemerintah memberlakukan jaga jarak (physical distancing) dan mengurangi kapasitas angkutan sampai 50 persen.
"Tidak jalan ini karena penumpangnya kosong, kalau ada mungkin bus tujuan Cirebon, Purwokerto dan Denpasar bisa operasi," katanya.
Agus juga menyebut arus keluar-masuk penumpang di Terminal Arjosari turun drastis sampai 80 persen.
Padahal saat momen lebaran tahun lalu, lebih dari 32 ribu penumpang datang dan pergi melalui Terminal Arjosari.
"Biasanya saat musim mudik itu bisa sampai 32 ribu penumpang setiap hari keluar-masuk. Sekarang sepi," bebernya.
Rute Bandung Bandung - Jakarta Hanya ada 1 Bus
Sementara itu Rina perwakilan dari PO Lorena mengatakan hanya ada satu bus yang dioperasikan tujuan Bandung-Jakarta.
Padahal tahun lalu di rute yang sama, terdapat tiga bus yang beroperasi.
"Kalau sekarang cuman 1, tahun lalu tiga," ucap dia.
Kapasitas Penumpang 16 Orang

PO Lorena pun mematuhi anjuran pemerintah untuk memberlakukan jaga jarak dan memangkas kapasitas angkutan.
Satu bus yang biasanya dapat diisi 32 orang, kini dipangkas hanya untuk 16 orang.
"Maksimal sekarang 16 penumpang," ungkap Rina.
Selain AKAP, tidak ada lagi angkutan yang beroperasi di Terminal Arjosari.
Kondisi Serupa Menimpa PO Harapan Jaya
Sebelumnya, kondisi serupa juga menimpa perusahaan Otobus (PO) Harapan Jaya yang mulai mengoperasikan sepasang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) trayek Tulungagung-Jakarta mulai Selasa (12/5/2020).
Manajemen mengoperasikan sepasang bus itu setelah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membatasai transportasi, bukan lagi melarang.
Satu bus Harapan Jaya berangkat dari dari Tulungagung tujuan Terminal Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Sedangkan satu bus lain akan berangkat ke Tulungagung.

Dalam perjalanan pertama ini, satu bus hanya mengangkut dua penumpang.
"Dua penumpang itu terdiri dari satu penumpang dari Tulungagung, dan satu penumpang lain dari Nganjuk," terang Iwan Sugiono, Manajer Operasional PO Harapan Jaya kepada SURYAMALANG.COM.
Sesuai aturan Kemenhub, setiap bus hanya boleh mengangkut penumpang maksimal 50 persen dari kapasitas.
Makanya manajemen menaikkan harga tiket dari Rp 270.000 menjadi Rp 570.000.
Kenaikan harga ini untuk menutupi biaya operasional.
Selain itu, calon penumpang juga diberlakukan aturan yang sangat ketat, antara ain menunjukkan surat tugas dari tempat bekerjanya dan keterangan nonreaktif berdasar rapid test.

Penumpang juga dipastikan bukan pemudik, tetapi memang ada keperluan tugas.
Karena itu tidak semua penumpang bisa mengakses layanan transportasi tujuan ibu kota ini.
"Kami tetap mengoperasikan bus sebagai bagian dari komitmen kami memberikan layanan kepada masyarakat," ujar Iwan.
Iwan mengakui pengoperasian bus ini belum bisa diharapkan memberikan keuntungan.
Sebab sekali jalan, satu bus membutuhkan biaya operasional sekitar Rp 5 juta.
Sementara untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) masih belum bisa beroperasi.

Hal ini karena perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Surabaya Raya.
Dengan perpanjangan PSBB ini, PO Harapan Jaya hanya mengoperasikan armada pengiriman barang tujuan Surabaya.
Total armada AKAP dan AKDP milik PO Harapan Jaya yang dikandangkan sebanyak 450 unit.
Sementara jumlah karyawan yang terdampak sebanyak 1.284 orang.