Pilkada Jatim
Bawaslu Waspadai 4 Tahapan Pilkada Serentak yang Berpotensi Hadirkan Banyak Orang, Termasuk Kampanye
Dari sejumlah tahapan yang tertunda, beberapa tahapan berpotensi menghadirkan banyak orang.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Tahapan Pilkada Serentak akan kembali berjalan pada awal 6 Juni 2020.
"Kami baru saja bertemu KPU untuk membahas PKPU (Peraturan KPU) terkait jadwal tahapan. Karena covid-19, pemungutan suara dipindahkan dari yang awalnya 23 September 2020 menjadi akan dipindah 9 Desember 2020, dan proses tahapan akan dilanjutkan pada 6 Juni 2020," kata Fritz Edward Siregar, Komisioner Bawaslu RI kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (16/5/2020).
Dari sejumlah tahapan yang tertunda, beberapa tahapan berpotensi menghadirkan banyak orang.
"Setidaknya ada empat tahapan yang kami waspadai," kata Fritz.
Empat tahapan itu adalah verifikasi faktual dukungan calon perorangan, pencocokan dan penelitian (coklit) daftar pemilih, kampanye, dan pemungutan suara.
"Kami sedang menyusun mekanisme agar sekalipun melibatkan banyak orang tetap menyesuaikan dengan protokol kesehatan," jelasnya.
Tahapan pilkada tersebut memang harus segera dilanjutkan untuk mengejar waktu pelaksanaan pemungutan suara akhir tahun nanti.
Menurutnya, ada tiga pertimbangan penyelenggara, pemerintah, bersama DPR sepakat Pilkada Serentak tetap dilaksanakan tahun ini.
Pertama, soal kesiapan dana. APBD sudah menyiapkan anggaran Pilkada 2020.
"Kalau Pilkada dilaksanakan 2021, dana belum disiapkan. Apalagi, sekarang ada potongan anggaran dari pusat akibat adanya penanganan covid-19. Jadi APBD juga berkurang," katanya.
Kedua, dari 270 daerah yang melaksanakan pilkada, 210 kepala daerah di antaranya akan selesai masa kerjanya pada Februari 2021.
"Kemendagri tidak cukup orang untuk menjadi Plt. Selain itu, bagaimana proses roda pemerintahan kalau dipimpin Plt," katanya.
Ketiga, juga tidak ada satupun lembaga yang mampu menjamin waktu Indonesia terbebas dari Covid-19.
"Sekalipun, Indonesia mungkin bersih, namun kalau ada pendatang dari luar negeri, mungkin akan muncul kembali," katanya.
Selain itu, sejumlah negara juga tetap melaksanakan Pemilu di 2020.