PSBB di Malang Raya

Sosialisasi Persiapan Sekolah Hadapi New Normal di Malang, Cuci Tangan Sampai Jadwal Bergiliran

Protokol kesehatan untuk new normal di sekolah harus diberlakukan sejak dari rumah hingga di sekolah dan saat kembali ke rumah

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
ILUSTRASI - Siswa SDN Bunulrejo 3 Kota Malang sedang cuci tangan di wastafel yang disiapkan di depan kelas, Kamis (12/3/2020). Cuci tangan dan penyediaan fasilitas cuci tangan akan mebnjadi salah satu bagian protokol new normal di sekolah 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sosialisasi persiapan sekolah menghadapi kenormalan baru disampaikan Ema Sumiarti, Kepala Cabang Dindik Jatim wilayah Kota Malang dan Kota Batu saat acara sertijab Kepala SMAN-SMKN baru di aula SMA Tugu, Kamis (28/5/2020).

"Ini masih rencana dan masih dirapatkan lagi dengan Bu Gubernur, belajar dari rumah sampai 14 Juni 2020. Namun resminya nanti menunggu suratnya," jelas Ema di acara itu.

Di Jatim ada 38 daerah yang kondisinya satu sama lainnya berbeda. Maka jika siswa kembali ke sekolah, mereka masuk dalam kehidupan kenormalan baru.

"Untuk itu, protokol kesehatan harus diberlakukan sejak dari rumah hingga di sekolah dan saat kembali ke rumah," katanya.

Skenarionya, saat masuk gerbang sekolah ada petugas yang mengecek suhu siswa dan wajib bermasker.

"Sekolah juga harus memiliki cadangan masker bagi siswa yang mungkin tidak pakai masker. Tapi siswa wajib memiliki masker agar bisa dipakai saat sekolah. Untuk anggarannya, bisa memakai dana BOS. Begitu juga pembelian alat untuk cek suhu badan juga bisa menggunakan dana BOS yang memang bisa dipakai untuk itu di masa pandemi ini.

Selain itu, sebelum kembali ke sekolah, siswa wajib menjalani karantina selama 14 hari di rumah dari surat keterangan orangtua.

"Mungkin yang ini agak berat. Tapi harus disampaikan ke orangtua," jelasnya.

Yang tidak kalah pentingnya adalah, sekolah harus punya SOP saat kenormalan baru dengan menyesuaikan kondisi di tiap sekolah.

"SOP di SMKN 4 mungkin beda dengan SOP di SMKN 9 karena kondisinya berbeda," paparnya.

SOP-SOP dari tiap sekolah nanti harus disampaikan ke Cabang Dinas Dindik wilayah Kota Malang dan Kota Batu. Dan dinas sendiri juga akan membuat SOP saat masuk ke new normal life itu.

Sedang untuk masuk sekolah, rencananya, siswa akan masuk bergantian.

"Kalau gurunya ya tidak. Siswa saja," kata Ema.

Misalkan siswa kelas 10 ada enam kelas, maka akan masuk bergantian tiga kelas agar ruangan tidak penuh siswa atau diatur.

"Nanti konsepnya mungkin blended (campuran) ya. Ada tatap muka dan daring. Tugas-tugas yang diberikan sebaiknya yang non fisik. Bisa lewat daring saja," kata Ema.

Sedang untuk makan siswa, disarankan sebaiknya orangtua membekali anaknya makanan karena kantin sekolah masih akan ditutup.

"Bawa bekal dari rumah itu wajib biar nggak keluyuran," imbuhnya.

Maka disarankan, sekolah sudah mempersiapkan diri sejak mendapat sosialisasi.

Jika perlu menambah lebih banyak tempat cuci tangan di sekolah dengan air mengalir.Juga mempersiapkan hand sanitizer.

"Jika masih sulit dapat hand sanitizer, bisa pesan ke sekolah lain, seperti SMKN 7," terangnya.

Ditambahkan, sekolah harus membentuk Satgas Covid-19 dengan bisa melibatkan siswa-siswa yang di OSIS.

Maka Kasek bisa koordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan diberi SK Kasek.

Jika ada Satgas Covid-19, maka akan membantu sekolah.

Karena nanti akan ada anggota Satgas yang memantau dan melaporkan jika ada siswa suhunya tinggi.

Selain itu juga ada rencana pengurangan jam pelajaran.

Biasanya per Mapel 45 menit, nanti bakal dikurangi mungkin menjadi 35 menit.

Namun untuk pengurangan jam Mapel masih perlu menunggu surat kabid di Dindik Jatim.

Dijelaskan Ema, tiga inti dari kenormalan baru adalah membiasakan pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

Budi Prasetyo, Kepala SMAN 4 Kota Malang menyatakan akan berkoordinasi dengan Wakasis terkait pembentukan Satgas Covid-19 di sekolah.

"Sama memberitahu orangtua agar melaksanakam karantina 14 hari sebelum masuk sekolah," kata Budi pada suryamalang.com usai acara.

Sedang untuk tambahan sarana prasarana cuci tangan, dikatakan tidak ada.

"Karena SMAN 4 kan sekolah Adiwiyata. Sudah ada semua. Di depan-depan kelas sudah ada. Begitu masuk halaman sekolah juga sudah ada tempat cuci tangan," jelasnya.

Selain itu di sekolah ini juga ada tempat pengambilan air minum.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wadib Suudi, Kepala SMKN 4. Pihaknya akan melaksanakan protokol kesehatan bagi siswa dan guru. Termasuk melakukan penyemprotan disinfektan di kelas usai siswa pulang dll.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved