Virus Corona di Kediri
Warga Desa di Kediri Ini Menolak Rapid Tes Meski Banyak yang Positif Covid-19, Tutup Jalan Desa
Warga menolak kegiatan rapid test dengan cara memasang pagar yang menutup jalan masuk dan menggelar sejumlah poster yang ditempelkan di pagar
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Sejumlah warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sempat menolak kegiatan rapid tes yang dilakukan petugas UPTD Puskesmas Semen, Senin (8/6/2020).
Warga menolak kegiatan itu dengan cara memasang pagar yang menutup jalan masuk.
Selain itu juga menggelar sejumlah poster yang ditempelkan di pagar. Salah satunya bertuliskan, "Jangan Bunuh Kami dengan Wabah Corona".
Aksi warga yang berlangsung di tengah pandemi Covid 19 membuat Kapolres Kediri Kota, AKBP Miko Indrayana harus turun langsung menemui warga yang menggelar aksi.
Mengingat Desa Kedak merupakan salah satu klaster penularan Covid 19 terbanyak di Kabupaten Kediri.
Dari data yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 terdapat 27 kasus terkonfirmasi positif Covid 19 yang dialami warga desa.
Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Desa Kedak merupakan klaster paling banyak penderitanya.
Klaster bermula dari klaster pabrik rokok Tulungagung kemudian terjadi transmisi lokal karena warga mengabaikan protokol kesehatan.
Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana kepada awak media menjelaskan, setelah menemui warga mendapatkan penjelasan salah satu aspirasinya supaya ada pos penjagaan petugas gabungan selama 24 jam.
"Kami akan membangun posko penanganan Covid 19 untuk Desa Kedak. Nanti ada 4 pilar yang akan mengisi dari polsek, koramil, kecamatan dan warga," jelasnya.
Sementara terkait siapa saja warga yang akan dirapid tes akan ditentukan bersama, karena warga sudah melakukan isolasi mandiri selama dua minggu.
"Nanti warga bersama aparat yang akan memberikan penilaian apakah yang bersangkutan memiliki gangguan kesehatan apa tidak," jelasnya.
Dijelaskan Kapolres, kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Desa Kedak bermula dari klaster pabrik rokok Tulungagung.
Warga yang positif juga sudah dirawat dan isolasi di sekolah. "Warga lainnya ada yang isolasi mandiri di rumahnya," jelasnya.
Sedangkan pelaksanaan rapid tes sendiri tetap dilaksanakan terhadap warga yang sakit.
Namun yang menjalani rapid tes ditentukan oleh tim dari Dinas Kesehatan dan Muspika Kecamatan Semen bersama warga.
Sementara bantuan sosial yang sempat dipertanyakan sejumlah warga setelah dikonfirmasi langsung kepada warga juga telah berjalan dan diterima masyarakat terdampak.(