Berita Sidoarjo Hari Ini
Pemkab Sidoarjo Libatkan Desa untuk Lestarikan Cagar Budaya di Sidoarjo
BPCB bersama Pemdes harusnya dapat bekerjasama dalam pelestarian cagar budaya tersebut. Mengangkat ikon dan memaksimalkannya jadi tujuan wisata
Penulis: M Taufik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Bakal Calon Bupati Sidoarjo (Bacabup) Sidoarjo Achmad Amir Aslichin berkunjung ke Desa Candinegoro, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Kamis (25/6/2020).
Selain bertemu dengan sejumlah warga, politisi PKB yang akrab disapa Mas Iin itu juga mengunjungi kawasan Candi Dermo yang berada di desa setempat.
Menurutnya, wisata sejarah berupa candi menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Delta.
Meski menjadi salah satu situs sejarah yang yang dicatat di Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur.
Namun keikutsertaan masyarakat desa untuk bisa menggairahkan obyek wisata itu harus dilakukan.
Di Candi Dermo misalnya. Salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit itu harusnya bisa menjadi magnet wisatawan lokal dan mancanegara jika dikelola dengan baik.
"Jika dikelola dengan maksimal dan melibatkan masyarakat desa setempat hasilnya akan luar biasa,” kata anggota DPRD Jawa Timur tersebut.
BPCB bersama pemerintah desa (pemdes) harusnya dapat bekerjasama dalam pelestarian cagar budaya tersebut. Mengangkat ikon dan memaksimalkannya menjadi tempat wisata.
Hal penting lain, menurut dia, pembinaan untuk desa terkait pelestarian cagar budaya juga dilakukan. Potensi sejarah yang ada di candi itu bisa jadi daya tarik bagi wisatawan.
"Kami ingin peninggalan bersejarah ini diangkat kembali agar anak cucu kita kelak dapat menikmatinya," ucap mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo dua periode itu.
Disebutnya, cagar budaya telah dikelola pemerintah sehingga masyarakat desa juga perlu dilibatkan untuk merawatnya demi kemajuan dan pengembangan kebudayaan.
Pengelolaan cagar budaya perlu dijaga, diberdayakan, dibina, dilestarikan, dan dikembangkan, supaya nantinya dapat berdaya guna.
"Pemdes harus dilibatkan dalam pengembangan cagar budaya ini. Kedepannya dapat memunculkan potensi ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat desa,” ucapnya.
Seorang petugas dari cagar budaya, Hadi menjelaskan Candi Dermo dibangun pada tahun 1353 di bawah kepemimpinan Adipati Terung. Makamnya berada di utara Masjid Trowulan.
"Sebenarnya candi ini adalah sebuah gapura atau pintu gerbang, yaitu gapura ke bangunan suci. Dulu, di sebelah timur candi terdapat bangunan induk yang ukurannya lebih besar. Namun, seiring berjalannya waktu, bangunan itu sudah pupus dan akhirnya roboh," ungkap Hadi.