Virus Corona di Jatim
PPNI Jatim Desak Pemerintah Segera Berikan Insentif Bagi Perawat, Sesuai SK Maksimal Rp 7,5 juta
Ada sebanyak 12 perawat di Jatim yang meninggal karena terpapar COVID-19.Dari jumlah itu, baru tiga perawat yang menerima santunan dari pemerintah.
Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur mendesak pemerintah segera memberikan insentif bagi perawat yang menangani Covid-19.
Ketua DPW PPNI Jatim, Prof Nursalam mengungkapkan insentif belum diterima hingga saat ini. Padahal jumlah perawat yang terpapar Covid-19 juga terus bertambah.
"Kami belum tahu kenapa sampai sekarang perawat di Jatim belum menerima insentif itu,"ujar pria yang juga dosen di Universitas Airlangga ini.
Prof Nursalam mengungkapkan ada sebanyak 12 perawat di Jatim yang meninggal karena terpapar COVID-19.
Dari jumlah itu, baru tiga perawat yang menerima santunan dari pemerintah.
" Perawat yang meninggal mendapatkan santunan sebesar Rp300 juta, tapi baru tiga yang dapat,lainnya belum" tuturnya.
Sementara untuk insentif, sesuai dengan SK Menteri pemerintah menjanjikan perawat yang menangani Covid-19 secara langsung mendapatkan maksimal Rp7,5 juta.
Sedangkan untuk dokter maksimal mendapatkan insentif sebesar Rp10 juta.
"Sejauh ini perawat-perawat yang menangani Covid-19 baik di RSUD dr Soetomo atau RS Haji belum menerima insentif tersebut," ujarnya.
Nursalam mengaku belum mengetahui alasan belum dicairkannya insentif tersebut.
"Tadi katanya dari provinsi sudah dikirim ke Jakarta, tapi masih verifikasi. Saya mendengar ada program baru dari provinsi kalau dinas sudah langsung dieksekusi. Tapi sampai sekarang teman-teman belum terima. Saya akan tanya ke teman di DPR Komisi XI," katanya.
Untuk itu Nursalam kembali mendesak pemerintah untuk lebih serius memperhatikan nasib tenaga medis yang menangani Covid-19.
Sebab, di Jatim sudah ada sebanyak 259 perawat yang terpapar, 12 di antaranya meninggal dunia.
"Surabaya paling banyak yang meninggal dengan tujuh perawat. Sementara daerah lain seperti Tuban, Sidoarjo, Malang, Sampang dan Bojonegoro ada satu perawat yang meninggal dunia," pungkasnya.