Jendela Dunia

Di Tengah Pandemi Covid-19, China Akan Datangi Planet Mars, Ikuti Jejak Amerika dan Uni Emirat Arab

Di Tengah Pandemi Covid-19, China Akan Datangi Planet Mars, Ikuti Jejak Amerika dan Uni Emirat Arab

Editor: eko darmoko
science alert
Ilustrasi penjelajahan Planet Mars 

SURYAMALANG.COM - Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang belum berakhir, China bersiap melakukan penjelajahan luar angkasa.

Tak tanggung-tanggung, China akan meluncurkan wahana penjelajah dalam misi pertama mereka ke Planet Mars pekan depan.

Rencana China tersebut bebarengan dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Emirat Arab (UEA) yang mengirim pesawat ruang angkasa ke planet merah itu.

Mereka akan mencari tanda-tanda kehidupan mikroskopis kuno dan memantau Planet Mars untuk astronot di masa depan.

Misi pertama China ke Planet Mars tersebut dinamakan Tianwen-1, sebuah misi yang bertujuan mendaratkan wahana penjelajah untuk mengumpulkan data ilmiah.

Roket pembawa yang akan digunakan dinamakan Long March-5.

Roket ini telah diuji coba sebanyak tiga kali tanpa muatan.

Roket akan diluncurkan dari Pusat Peluncuran Luar Angkasa Wenchang di Provinsi Hainan, China.

Rencananya roket ini diluncurkan pada 23 Juli sebagaimana dilansir dari South China Morning Post, Jumat (17/7/2020).

Misi ini adalah salah satu misi luar angkasa yang paling ambisius dari China.

Negeri “Panda” itu sendiri telah mengirim astronot pertama mereka ke luar angkasa pada 2003.

Sejak saat itu, China telah mengirim astronot ke stasiun ruang angkasa eksperimental, mulai bekerja pada fasilitas yang lebih besar dan lebih permanen, serta mendaratkan probe di sisi bulan yang kurang dieksplorasi.

Planet Mars dan bumi sekarang berada di siklus yang ideal karena berada di sisi yang sama dari matahari.

Jadi ini merupakan waktu yang tepat karena dapat meminimalisasi waktu perjalanan sekaligus menghemat bahan bakar.

Siklus ini hanya terjadi setiap 26 bulan sekali.

Oleh karena itu, tiga negara ini harus benar-benar siap melakukan peluncuran.

Persiapan juga harus tetap dilanjutkan di tengah wabah virus corona atau Covid-19.

Pandemi ini juga menyebabkan sebagian negara di Eropa dan Rusia untuk membatalkan rencananya untuk mengirim penjelajah ke Mars tahun ini.

Setiap pesawat ruang angkasa akan melakukan perjalanan lebih dari 480 juta kilometer (km) sebelum mencapai Mars pada Februari 2021.

Dalam prosesnya, mereka akan keluar di luar orbit Bumi dan disinkronkan dengan orbit Mars yang lebih jauh.

Sementara itu AS mengirim lebih dari satu wahana jelajah roda enam bernama Perseverance untuk mengumpulkan sampel batuan.

Sampel batuan ini akan dikembalikan bumi untuk dianalisis dalam waktu sekitar satu dekade.

Tanggal peluncurannya wahana ini direncakan antara 30 Juli dan 15 Agustus.

Di sisi lain, pesawat ruang angkasa UEA bernama Hope adalah pengorbit yang dibuat dalam kemitraan bersama University of Colorado Boulder.

Sedianya pesawat ruang angkasa tersebut diluncurkan dari Jepang pada hari Senin (20/7/2020).

Misi tersebut akan menjadi misi antarplanet pertama dari dunia Arab.

Para ilmuwan ingin tahu seperti apa Mars miliaran tahun yang lalu.

Ketika itu Mars memiliki sumber air yang mungkin dapat mendukung sebuah kehidupan kecil sebelum berubah menjadi sekarang ini.

Sejauh ini, AS menjadi satu-satunya negara yang berhasil menempatkan pesawat ruang angkasa di Mars sebanyak delapan kali.

Dua wahana NASA, InSight dan Curiosity, beroperasi di sana.

Enam pesawat ruang angkasa lainnya yakni tiga dari AS, dua dari Eropa, dan datu dari India sedang menjelajahi Mars dari orbitnya.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved