Sosok Sastrawan Almarhum Sapardi Djoko Damono, Lulusan Sastra Inggris UGM & Penulis Hujan Bulan Juni
Sosok almarhum Sapardi Djoko Damono akan selalu dikenang sebagai sastrawan sukses Indonesia.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Seperti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda (1971), Seminar on Literature and Social Exchange in Asia di Australia National University Canberra, dan lainnya.
Karya-karya Sapardi Djoko Damono
Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain:
Duka-Mu Abadi (1969),
Mata Pisau (1974),
Perahu Kertas (1983),
Sihir Hujan (1984),
Hujan Bulan Juni (1994),
dan Arloji (1998).
Serta Ayat-ayat Api (2000),
Mata Jendela (2000),
Ada Berita Apa Hari Ini,
Den Sastro (2003),
kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001), dan
kumpulan sajak Kolam (2009).
Buku-buku karya Sapardi Djoko Damono yaitu Sosiologi Sastra:
Sebuah Pengantar Ringkas (1978),
Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979),
Kesusasteraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999),
Novel Jawa 1950-an: Telaah Fungsi, Isi dan Struktur (1996),
Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999),
Sihir Rendra: Permainan Makna (1999), dan
Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan (2004).
Sapardi juga menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam Bahasa Indonesia. Seperti Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea karya Hemingway), Puisi Cina Klasik, Puisi Klasik, Shakuntala, Amarah I dan II (The Grapes of Wrath karya John Steinbeck), dan lain-lain.
Penghargaan Sapardi Djoko Damono
Sapardi telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri.
Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak. Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia.
Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia.
Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas.
Mataram Award diterima Sapardi pada 1985. Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima pada 1986.
Sapardi meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990.
Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996. Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004.
Penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012.
Selamat jalan, Pak Sapardi......
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com Karya dan Perjalanan Sastra Sapardi Djoko Damono "Karya dan Perjalanan Sastra Sapardi Djoko Damono" dan "Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia"