Berita Malang Hari Ini
Siswi SMK PGRI 3 Kota Malang Jalani MPLS Daring di Sekolah, Harus Kost Karena Tak Miliki Sarana
Mila bahkan sampai harus kost di dekat sekolahnya supaya bisa menjalani MPLS daring di sekolah tepat waktu karena tak ada sarana di rumahnya.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Ketika semua proses Sekolah dilakukan secara daring, risiko sarana yang kurang dalam sebuah keluarga menjadi sebuah keniscayaan yang harus dicarikan solusinya bersama.
Kondisi keterbatasan sarana ini tergambar pada Mila Miftahul Khasanah,16, siswa kelas 10 SMK PGRI 3 Kota Malang yang akhirnya harus menjalani MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) di sekolah.
Mila bahkan sampai harus kost di dekat sekolahnya supaya bisa menjalani MPLS daring di sekolah tepat waktu.
Ya, siswi yang berasal dari Ngantang Kabupaten Malang itu harus berangkat ke sekolah tiap pagi untuk mengikuti proses MPLS yang dilakukan secar daring.
Mila menjalani MPLS daring di sekolahnya seorang diri di sebuah ruang kelas dengan memanfaatkan fasilitas laptop sekolah, Senin (27/7/2020) .
"Ini hari pertama ikut KCS," jelas Mila pada suryamalang.com. MPLS di sekolah ini disebut KCS (Kegiatan Cinta Sekolah).
SMK PGRI 3 Kota Malang memang memfasilitasi siswanya yang tidak memiliki sarana untuk mengikuti MPLS darinng dengan sarana milik sekolah.
Mila mengaku ia sebenarnya punya peralatan HP untuk mengakses internet, tapi smartphone miliknya dipinjamkan ke adiknya.
"Saya mengalah buat adik. Sekarang kan sedang daring semua karena pandemi Covid-19. Adik saya juga perlu HP," jawab Mila yang berasal dari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ini.
Ia memiih kos dekat sekolahnya yang berada di kawasan Tlogomas.
"Saat pra KCS sudah saya sampaikan ke guru soal ini," paparnya.
Dikatakan, jika siswa tak ada peralatan yang mendukung, maka sekolah memfasilitasinya.
"Nanti kalau sudah mulai pelajaran daring, saya mungkin juga tetap ke sekolah," ungkapnya.
Menurut Adhy Ariyanto, Waka Kesiswaan SMK PGRI 3, sekolah memang melakukan pendataan bagi siswa baru yang tidak memiliki sarana pendukung.
Awalnya tiga orang namun sekarang hanya satu orang.
Bagi siswa baru kelas 10 yang jumlahnya sebanyak 843 siswa saat KCS mendapat subsidi pulsa Rp 50.000 per siswa. Sebab KCS dilaksanakan secara daring.
Menurut dia, kegiatan KCS juga mundur jadwalnya dari biasanya karena sekolah mengerti kebutuhan walimurid terutama di data dan peralatan.
"Kalau semua dilaksanakan bersamaan MPLS-nya, betapa pusingnya orangtua," kata Adhy.
Misalkan dalam satu keluarga, anak-anaknya menjalani MPLS bersamaan.
"Apalagi jika anak baru kan biasanya mau menyelesaikan dengan cepat tugas-tugasnya," kata panitia KCS ini.
Atau bisa jadi dalam satu keluarga hanya memiliki satu HP. Sehingga harus dipakai bergantian.
KCS dilaksanakan sampai Senin pekan depan. Pekan ini sampai Kamis karena Jumat ada Idul Adha.
Senin depan dilaksanakan closing ceremony. Dan Agustus 2020 mulai pembelajaran daring.
Materi KCS beragam setiap harinya. Ada pembahasan soal kesamaptaan, pengenalan program keahlian, tentang disiplin lalu lintas dll.
KCS wajib diikuti oleh seluruh siswa baru. Untuk memantau kegiatan dan pemberian tugas siswa, maka disiapkan dua kelas untuk KCS Centre yang melibatkan 28 guru.
Mereka harus siap sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 15. 00 WIB. Setiap guru di KCS Centre menjadi wali KCS bagi para siswa.
Menurut Kepala SMK PGRI 3, KCS tahun ini memang berbeda. Ada inagurasi MPLS 2020 Skariga sebagai pembuka kegiatan yang dilakukan secara daring.
Pihak sekolah juga mengundang berbagai narasumber termasuk alumni dan pejabat seperti Dirjen Vokasi. Kadindik Jatim Wahid Wahyudi juga datang ke sekolah itu.