Jelang 2 Hari Pernikahan, Tangis Mempelai Wanita Viral, Temukan Calon Suami Meninggal Gantung Diri

Viral kisah mempelai wanita temukan calon suami gantung diri jelang 2 hari pernikahannya.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: Adrianus Adhi
Freepik, TribunPontianak
Ilustrasi - Mempelai Wanita temukan pasangannya gantung diri (Freepik, TribunPontianak ) 

Penulis: Ratih Fardiyah Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM - Tangis histreris mempelai wanita temukan calon suami meninggal dunia jelang hari pernikahan keduanya.

Hari bahagia yang akan terlaksana 2 hari kedepan, kini gagal dan berubah pilu.

Bagaimana tidak kebahagiaan tersebut berubah kesedihan saat calon mempelai wanita temukan calon suaminya gantung diri.

Jelang 2 hari pernikahan sang mempelai pria ditemukan meninggal dunia.

Jumat 7 Agustus 2020 seharusnya jadi hari bahagia untuk D (22) dan keluarga.

Statusnya akan berubah menjadi istri dari pria yang jadi pujaan hatinya.

Ilustrasi Pernikahan
Ilustrasi Pernikahan (Kompas.com)

Melansir Tribun Mataram: Tangis Calon Pengantin Lihat Suaminya Meninggal Dunia 2 Hari Sebelum Nikah, Sempat Beri Nafas Buatan, Sebelumnya keduanya sudah bertunangan pada Desember 2019 kemarin.

Mereka juga sudah menjalin kasih selama 7 tahun lamanya.

Mereka bedua semakin giat bekerja setelah menggelar lamaran.

"Kami sama sama nyari uang itu dari nol. Ini cincin kami belikan. Nyari uang sama sama, nabung sama.

Daftar nikah sendiri, ngurus sendiri bayar panjar," imbuhnya.

Usaha keras mereka berdua malah meninggalkan duka.

Namun rupanya takdir berkata lain, pada Rabu (5/8/2020) MA memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Sekitar pukul 06.30 WIB MA ditemukan oleh D dalam keadaan berdiri dengan seutas tali melingkar di leher di dapur rumahnya, Jalan Seram Bawah, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat.

Melihat MA tergantung, D langsung berlari dan memeluk tubuh belahan jiwanya.

D mengatakan jika calon suaminya bisa bisa tertolong.

Saat dipeluk D masih merasakan tubuh MA hangat dan masih terasa denyut nadi.

Bahkan ia juga sempat memberi nafas buatan.

Namun D mengaku kala itu tak ada yang mau membantunya membawa MA ke rumah sakit.

"Lidahnya gak keluar, cairan dari celananya tidak ada, enggak seperti orang mati gantung diri," kata D sambil berurai air mata.

"Kedua kakinya masih nginjak lantai tanah itu. Cuma enggak ada yang mau bawa ke rumah sakit, orang-orang enggak berani harus nunggu polisi," imbuhnya.

Sebelum kejadian, D mengaku sempat berkomunikasi dengan MA, keduanya sepakat untuk bertemu.

Karena tak kunjung datang, D yang semula punya firasat tak enak, langsung bergegas menemui MA ke rumahnya.

Selain mengumpulkan uang dalam rekening yang sama, D mengenal betul kehidupan MA.

Kata D, MA pernah mengalami depresi karena masalah keluarganya.

MA sering curhat kepada ibu D, calon mertuanya.

Sementara itu beberapa hari sebelum akad nikah, kepada D, MA mengaku meminjamkan sejumlah uang kepada Ayahnya.

MA juga ingin mengirim uang perongkosan Ibunya yang tinggal di Kepulauan Nias.

"Sebelum kejadian itu, kami banyak cerita, hampir 24 jam chattingan dan teleponan. Ia bilang 'Abang pengen pesta ada Mamak'," kata anak ketiga dari lima bersaudara ini, menirukan ucapan MA.

Sebelum hari H, MA juga berjanji menyerahkan uang keperluan belanja itu paling lama Rabu 5 Agustus 2020 kepada calon mertuanya.

"Dia bilang mau ngasih hari Selasa, karena uang sempat dipinjam Ayahnya. Jadi kami bilang, ya sudah enggak apa-apa.

Gak usah dipikirin, karena ini sudah dipanjar. Terus dia bilang mau ngasih Rabu pagi," ungkap ibu D, SS (46).

D mengungkapkan semula acara pernikahan akan di gelar di rumah neneknya di Jalan Batalion, Kelurahan Bukit Sofa.

MA juga mempersiapkan lokasi pernikahan mereka dengan menutup parit.

Selain undangan pernikahan yang sudah ditebar, pasangan ini sudah memberikan DP untuk sewa peralatan pesta.

"Setelah kejadian itu tersiar, semua uang panjar sudah dikembalikan. Kemarin mereka sudah datang ke rumah ngantar uangnya," kata D.

Begitupun dengan para undangan, kerabat dan sanak saudara yang sudah mengetahui acara pernikahan mereka.

"Setelah kejadian itu memang ada yang nanya. Tapi mungkin sudah tahu sebelumnya. Jadi hari ini enggak ada yang datang ke rumah," ucap D.

Kapolsek Siantar Barat Iptu Esron Sihaan mengatakan, pada Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB, MA sempat menghubungi calon istrinya D (22).

"Karena dikira masih bisa ditolong, saksi bersama Bapak korban memotong tali sekaligus menurunkan korban. Namun setelah dicek, korban telah meninggal dunia," kata Esron.

Menurut Esron, MA diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran putus asa karena terbelit biaya pernikahan.

MA diduga menghadapi persoalan mengenai biaya pernikahan. Padahal, dia dan calon istrinya sudah mencetak undangan pernikahan.

"Diduga karena putus asa, hari Jumat ini mau menikah. Tapi biaya pernikahan yang sempat dijanjikan oleh orang tuanya tak kunjung ada. Sementara Bapak dan Ibunya sudah cerai," kata Esron.

Ayah MA berinisial K membenarkan bahwa anaknya akan menggelar pernikahan.

"Paginya dia (MA) masih sempat bangun keluar rumah. Enggak ada firasat apa-apa," ujar K.

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved