Berita Arema Hari Ini
Syarat Khusus Matias Malvino Buat Arema FC Yakin Tetap Pakai, Tidak Sesulit Permintaan Oh In Kyun
Sebelum memutuskan untuk bertahan di Arema, Matias Malvino sudah terlebih dulu memberikan syarat kepada klub asal Malang itu.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Frida Anjani Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Nama Matias Malvino menjadi salah satu sosok pemain asing Arema FC yang tetap bertahan selain Elias Alderete.
Sebelum memutuskan untuk bertahan di Arema, Matias Malvino sudah terlebih dulu memberikan syarat kepada klub asal Malang itu.
Manajemen Arema FC menilai persyaratan yang diajukan Matias Malvino tidak sesulit permintaan Oh In Kun sehingga klub bisa memenuhi.

Matias Malvino memiliki permintaan khusus sebagai syarat mau bertahan di Arema FC dalam lanjutan Liga 1 2020.
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo mengatakan Matias minta minta dibebaskan memilih klub baru bila ada klub yang memberi tawaran pada November 2020 atau jelang transfer window putaran kedua Liga 1 2020.
"Sebenarnya Matias tidak minta macam-macam. Melalui agennya saat renegosiasi kontrak, dia minta diberi kebebasan untuk menerima tawaran dari klub selain Arema saat kontraknya habis pada November 2020," kata Ruddy Widodo kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (27/8/2020).
Bila ada tawaran dari klub lain dan Arema FC tak memperpanjang kontrak, Matias hanya memperkuat Singo Edan sampai Oktober 2020,
"Kami tidak keberatan memenuhinya. Permintaan itu tidak sesulit apa yang diminta Oh In Kyun."
"Oh In Kyun minta kontraknya diperpanjang sampai musim depan karena dia akan menikah tahun depan. Itu yang tidak bisa kami penuhi, apalagi pelatih kami baru," jelasnya.
Kini Arema FC tinggal menunggu kedatangan Matias Malvino.
Matias masih kesulitan mencari tiket untuk kembali ke Indonesia dari Uruguay.
Berbeda dengan Matias Malvino, salah satu temannya Oh In Kyun resmi mundur dari Arema FC jelang lanjutan Liga 1 2020.
Oh In Kyun mundur karena tidak begitu sepakat dengan keputusan pemangkasan gaji sebesar 50 persen.
Pemain asal Korea Selatan ini mau sepakat dengan pemangkasan gaji itu asalkan kontraknya diperpanjang sampai musim depan.
"Sejak awal In Kyun sepertinya memang tidak sepakat dengan skema renegosiasi kontrak. Tapi agennya bilang bahwa dia mau sepakat asal permintaannya dipenuhi," kata Ruddy Widodo, General Manager Arema FC kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (26/8/2020).

Ruddy mengatakan permintaan khusus itu adalah agar kontrak In Kyun diperpanjang sampai musim depan.
Sebab, In Kyun akan menikah pada tahun depan sehingga ada jaminan sudah memiliki klub ketika menikah nanti.
Tapi, manajemen tidak dapat mengabulkan permintaan In Kyun karena beberapa pertimbangan, termasuk akan adanya pelatih baru.
"Memang manajer berhak untuk memilih pemain. Tapi saya tidak bisa langsung mengabulkan permintaan itu. Saya harus berdiskusi dengan tim pelatih."
"Apalagi Arema FC punya pelatih baru. Bagaimana jika nanti pelatih ini memiliki rencana lain dengan komposisi tim, khususnya dalam memilih pemain yang akan memperkuat tim," jelasnya.
Selepas dari Arema FC, mantan playmaker Persib Bandung ini mengumumkan rencananya untuk gantung sepatu.
Untung dan Rugi Lanjutan Liga 1 2020 Dipusatkan di Pulau Jawa Menurut Pemain Arema FC
Gelandang Arema FC, Dave Mustaine merasa diuntungkan dengan kebijakan pemusatan lanjutan Liga 1 2020 di Pulau Jawa.
Dave Mustaine menilai keputusan tersebut efektif untuk masa recovery pemain.
Sebab, pemain tidak perlu jauh-jauh untuk laga tandang, terutama ke luar Jawa.
"Itu menguntungkan karena recovery pemain lebih cepat. Kami tidak terlalu jauh, seperti ke Jayapura atau ke kandang klub lain. Jadi semua terpusat di Jawa," kata Dave Mustaine kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (28/8/2020).
Sementara itu gelandang Singo Edan, Hanif Sjahbandi menilai keputusan itu mungkin menjadi keputusan terbaik.
Namun, perjalanan darat yang akan ditempuh saat away lebih melelahkan capek dan menghabiskan waktu di jalan, baik menggunakan bus atau kereta.
"Pasti federasi dan operator memberi jalan terbaik dalam situasi sekarang. Mungkin Yogyakarta dinilai menjadi jalan terbaik."
"Apapun itu, semua harus menyesuaikan lewat jalur darat meskipun mungkin lebih melelahkan," ujar Hanif Sjahandi.
"Kami harus bisa cepat beradaptasi dengan hal itu. Mungkin nanti mengubah jam tidur atau lainnya. Tim pelatih akan lebih tahu cara recovery pemain," tambahnya.