Review Laga Uji Coba Arema FC Vs Tim PON Jatim: Masih Ada Kekurangan dan Kekecewaan Rudy Keltjes
Berikut adalah review pertandingan laga uji coba Arema FC vs Tim Pon Jatim yang berlangsung di Stadion Kanjuruna Malang, Kamis (10/9/2020).
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Berikut adalah review pertandingan laga uji coba Arema FC vs Tim Pon Jatim yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang, Kamis (10/9/2020).
Hasil akhir pertandingan laga uji coba tersebut menyatakan kemenangan Arema FC atas Tim PON Jatim dengan skor akhir 2-0.
Meski begitu, ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam laga uji coba Arema FC vs Tim PON Jatim kali ini.
Mulai dari performa tim Arema FV yang masih belum maksimal hingga kekecewaan Rudy Kaltjes pelatih Tim PON Jatim.

Pertandingan uji coba Arema FC Vs Tim PON Jatim berlangsung pada Kamis (10/9/2020) sore di stadion Kanjuruhan.
Lima pemain Arema FC absen saat uji coba lawan Timm PON Jatim.
Lima pemain tersebut ialah Dedik Setiawan, Mariando Uropmabin, Vikrian Akbar, Kurniawan Kartika Ajie dan Matias Malvino.
Dari kelimanya, dua pemain absen karena cedera yakni Vikrian Akbar dan Kurniawan Kartika Ajie.
Kemudian satu pemain sakit tipes, Dedik Setiawan.
Sementara Matias Malvino masih di Uruguay dan Mariando belum kembali dari Papua setelah izin mengikuti acara adat.
Pertandingan berakhir dengan skor 2-0 untuk menenagan Arema FC.
Asisten Pelatih Arema FC, Charis Yulianto mengakui masih ada kekurangan dalam timnya.
Meskipun timnya menang 2-0 atas tim PON Jatim dalam laga uji coba di Stadion Kanjuruhan, namun masih dijumpai beberapa kekurangan dalam timnya jelang kompetisi Liga 1.
Menurut Charis, evaluasi yang perlu diperbaiki timnya ialah finishing dan soal kontrol emosi.
Terlihat saat pertandingan, khususnya babak kedua pemain Arema FC main keras, bahkan pada menit akhir babak kedua, sempat terjadi gesekan pemain antar dua tim.
"Evaluasi, yang utama finishing touch. Banyak tercipta peluang tapi tidak gol. Kemudian kontrol emosi. Kami silahkan pemain main keras tapi jangan kasar dan harus tetap terkontrol. Untuk tadi, ini anak-anak muda jadi masih labil. Style Arema juga. Saya tidak menyuruh anak-anak main dengan gaya lainnya. Tentunya karakter Arema keras tapi masih dalam kontrol," kata Charis Yulianto, Kamis (10/9/2020).
Selain itu, diakui Charis timnya butuh sosok playmaker asing yang tepat untuk bisa menyempurnakan timnya.
Pasalnya pada pertandingan tadi, permainan tim Arema FC dinilai kurang kreatif dibanding saat lawan Kaki Mas FC dalam uji coba sebelumnya.
"Iya, kami butuh playmaker asing. Tapi sekarang ini kami maksimalkan pemain yang ada. Dan untuk uji coba tadi, ini yang saya harapkan, mendapatkan lawan yang secara kualitas lebih baik dari uji coba sebelumnya. Ini bahan evaluasi kami kedepan. Akan kami terus perbaiki," jelasnya.

Sementara itu, pelatih tim sepak bola PON Jatim, Rudy Keltjes kecewa dengan permainan Arema FC pada laga uji coba, Kamis (10/9/2020) sore di Stadion Kanjuruhan.
Kekecewaan Rudy Keltjes bukan karena hasil kalah 0-2 dari Arema FC, tapi kecewa dengan cara bermain pemain Singo Edan yang menurutnya kasar.
Menurut Rudy permainan kasar tak seharusnya didapatkan tim asuhannya, sebab secara pengalaman pemain asuhannya masih di bawah tim Liga 1, apalagi timnya diundang oleh Arema FC pada pertandingan berlebel uji coba itu.
Seperti diketahui, laga antara Arema FC Vs PON Jatim, khususnya pada babak kedua berjalan keras.
Pemain kedua tim juga ada yang mengalami cedera. Terlihat pemain PON Jatim juga harus di bawa keluar lapangan karena mengalami cedera.
Bahkan memasuki menit akhir babak kedua beberapa pemain kedua tim terlihat gesekan dan nyaris baku hantam.
"Saya mau datang kesini (Malang, red) ini tidak target apa-apa terus terang, saya kesini untuk bantu Arema dalam mempersiapkan tim sebelum Liga 1 dimulai. Karena diminta dan saya pikir sama-sama Jawa Timur, ya saya datang. Kalau tahu kayak gitu, main kasar-kasaran sama adik-adiknya, ya saya tidak datang."
"Jangan merasa sudah pemain Arema, pemain level satu tidak mau sakit, tapi mau menyakiti. Tidak boleh seperti itu," kata Rudy Keltjes, Kamis (10/9/2020).
Lebih lanjut mantan pelatih Timnas itu menegaskan, bermain keras sah-sah saja dalam sepak bola, namun apabila sudah masuk ke permainan kasar, justru keluar dari nilai dan norma dalam sepak bola.
Rudy lantas memberikan contoh soal insiden yang dialamin Van Basten mantan pemain AC Milan yang harus pensiun di usia emas menjadi pemain bola karena cedera engkel.
"Kalau saya pribadi, mending saya stop, berhenti saja tidak usah dilanjutkan pertandingannya. Itu tadi parah. Untung tidak putus tendonnya. Kalau putus kayak Van Basten, berhenti main bola. "
"Belajar suportif. Kalau pemain saya kartu kuning saya denda, uangnya saya kasih ke anak yatim piatu. Apalagi kartu merah sampai menyakiti lawan, tidak gajian. Gak suka? Ya keluar. Kalau mau bekelahi jangan di lapangan, di jalan. Mau anak Bupatipun tetap saya tegasi," tegasnya.
Meski demikian pelatih berdarah Belanda Indonesia itu tetap mendoakan agar Arema FC meraih prestasi yang bagus pada lanjutan kompetisi Liga 1 mendatang.
"Kalau Arema mau main bersih, ke depannya Arema bagus. Harus kontrol emosi. Tapi saya tetap mendoakan Arema nanti prestasinya bagus," ujar mantan pelatih Persebaya itu.
Sementara itu Asisten Pelatih Arema FC, Charis Yulianto menilai permainan keras yang terjadi dalam laga uji coba tadi masih dalam tahap yang wajar.
"Saya pikir masih batas normal, masih biasa, wajar. Yang jelas saya imbau agar anak-anak tidak main tangan karena ini main bola. Ini anak-anak muda, masih labil dan style Arema juga seperti itu. Saya tidak menyuruh anak-anak menggunakan style lainnya, tentunya sesuai karakter Arema. Keras tapi tetap dalam kontrol dan koridor sepak bola," jelas Charis.