Berita Persebaya Hari Ini
Pemain Persik Kediri Positif Covid-19, Manajemen Persebaya Beri Sorotan Tajam ke PT LIB dan PSSI
Pemain Persik Kediri Positif Covid-19, Manajemen Persebaya Beri Sorotan Tajam ke PT LIB dan PSSI
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Manajemen Persebaya Surabaya meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) segera merilis protokol kesehatan jelang bergulirnya Liga 1 2020 nanti.
Seperti diketahui, Liga 1 2020 dilanjutkan di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk di Tanah Air.
Permintaan Bajul Ijo ini seiring satu pemain Persik Kediri, Andri Ibo, positif terpapar Covid-19.
Yang bersangkutan kini sedang menjalani karantina di salah satu rumah sakit di kawasan Kediri.
• Masa Depan David da Silva Bersama Persebaya Masih Buram, Masalah Homebase Juga Belum Tuntas
Manajer Persebaya Candra Wahyudi menyebut masalah ini bisa terjadi tidak lepas karena lambatnya PT LIB dalam mengeluarkan protokol kesehatan.
Harusnya protokol kesehatan bisa menjadi pegangan setiap klub sebagai standart antisipasi saat beraktivitas di tengah masa pandemi.
"Ini sebenarnya tanggung jawab dari liga dan federasi karena mereka yang bertanggung jawab terhadap sepak bola," ujar Candra Wahyudi, Rabu (16/9/2020).
"Problemnya liga belum jelas, belum ada protokol kesehatan. Alhasil setiap klub punya standart berbeda," sambung pria asal Bojonegoro ini.
Jika diamati memang ada perbedaan standart pelaksanaan protokol kesehatan oleh klub-klub Liga 1 di Jawa Timur saat beraktivitas di tengah masa pandemi.
Seperti halnya Persebaya dan Madura United melakukan swab test sebelum menggelar latihan perdana.
Berbeda dengan Persik dan Arema FC dengan metode rapid test.
Sejatinya memang tidak ada larangan dari PT LIB terkait proses tes tersebut.
Hanya saja Manajemen Persebaya menilai masalah ini bisa ditekan kalau ada protokol resmi.
"Kalau masing-masing klub punya sikap berbeda-beda maka jangan salahkan ada kejadian yang beda pula karena tidak ada rujukannya," ujar Candra.
Candra menilai masalah ini seharusnya tidak terjadi kalau saja operator kompetisi sejak awal merilis protokol kesehatan ke masing-masing klub.
"Harusnya rujukan dari awal dipersiapkan liga dan PSSI sehinga klub tidak punya acuan sendiri."
"Akhirnya kejadian seperti ini. Saya yakin standar klub A dan B berbeda-beda," tutupnya.