Update Zona Merah di Jawa Timur Minggu 27 September 2020: Sumenep Malang Batu Merah, Surabaya Oranye

Dari update zona merah di Jawa Timur adalah Mojokerto, Probolinggo, Malang, Batu dan Sumenep masuk zona merah daerah risiko tinggi penularan Covid-19

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
Instagram @jatimpemprov
Peta Persebaran Zona Merah di Jawa Timur Minggu 27 September 2020 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi

SURYAMALANG.COM - Berikut update zona merah di Jawa Timur hari ini Minggu 27 September 2020 termasuk zona-zona lain.

Dari update zona merah di Jawa Timur adalah Mojokerto, Probolinggo, Malang, Batu dan Sumenep masuk zona merah daerah risiko tinggi penularan virus corona atau Covid-19.

Sembilan daerah di Jawa Timur di antaranya Sampang, Madiun dan Kediri masuk zona kuning dengan risiko rendah penularan Covid-19

Kabupaten Ponorogo, Nganjuk dan Surabaya masuk dalam zona oranye dengan risiko sedang penularan virus corona atau Covid-19.

Hingga saat ini, tidak ada daerah di Jawa Timur yang masuk dalam zona hijau.

Penetapan zona merah, zona oranye, zona kuning dan zona hijau tersebut sesuai penentuan dari BNPB dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat.

Update Zona Merah di Jawa Timur Minggu 27 September 2020: Sumenep Malang Baru Merah, Surabaya Oranye
Update Zona Merah di Jawa Timur Minggu 27 September 2020: Sumenep Malang Batu Merah, Surabaya Oranye (Freepik, TribunNews)

Berikut rincian dan ulasan update zona merah di Jawa Timur yang dihimpun SURYAMALANG.COM dari infocovidJatim:

- Daftar zona merah (daerah berisiko tinggi penularan Covid-19 Jatim)

1. Kota Mojokerto

2. Kabupaten Mojokerto

3. Kota Probolinggo

4. Kabupaten Probolinggo

5. Kota Malang

6. Kabupaten Sumenep

7. Kota Batu

- Daftar zona oranye (daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19)

1. Kota Surabaya

2. Kabupaten Bojonegoro

3. Kabupaten Jombang

4. Kabupaten Lamongan

5. Kabupaten Jember

6. Kabupaten Malang

7. Kabupaten Ngawi

8. Kabupaten Situbondo

9. Kabupaten Magetan

10. Kabupaten Banyuwangi

11. Kabupaten Nganjuk

12. Kabupaten Ponorogo

12. Kabupaten Lumajang

14. Kabupaten Blitar

15. Kabupaten Sidoarjo

16. Kota Pasuruan

17. Kabupaten Gresik

18. Kabupaten Bangkalan

19. Kabupaten Bondowoso

20. Kota Blitar

21. Kabupaten Tuban

22. Kabupaten Pasuruan

- Daftar zona kuning (daerah dengan risiko rendah penularan Covid-19 di Jatim)

1. Kabupaten Pacitan .

2. Kabupaten Sampang .

3. Kabupaten Tulungagung .

4. Kabupaten Trenggalek .

5. Kabupaten Pamekasan.

6. Kota Kediri.

7. Kabupaten Kediri.

8. Kota Madiun.

9. Kabupaten Madiun.

- Daftar zona hijau (daerah tidak terdampak Covid-19)

Nihil

- Berita terkait virus corona di Jawa Timur:

1. Heboh Muncul Matahari Bercincin di Malang, Benarkah Pertanda Covid-19 Akan Berakhir? Ini Kata BMKG

Fenomena matahari bercincin (Halo) di Malang.
Fenomena matahari bercincin (Halo) di Malang. (IST)

Media sosial di Kota Malang mendadak heboh dan ramai. Pasalnya banyak orang memposting tentang fenomena matahari bercincin (Halo), Minggu (27/9/2020).

Dalam postingan media sosial, beberapa orang merasa takjub dengan keindahan fenomena alam yang terjadi pada pukul 10.00 WIB tersebut.

Bahkan ada juga yang mengaitkan fenomena alam itu, sebagai pertanda bahwa virus corona atau Covid-19 akan segera sirna.

Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan bahwa fenomena alam itu biasa disebut sebagai Halo.

"Jadi Halo merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari. Dan ini merupakan pembiasan sinar matahari oleh awan tinggi atau biasa disebut awan cirrus," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM.

Ia pun menjelaskan awal mula terjadinya fenomena Halo tersebut.

"Awan tinggi atau biasa disebut awan cirrus berada pada ketinggian 6000 meter dari permukaan bumi."

"Dan awan cirrus ini memiliki partikel yang sangat dingin, dan biasanya berwujud kristal es."

"Awan cirrus yang super dingin inilah yang membiaskan cahaya matahari, sehingga membentuk seperti cincin yang melingkari matahari," bebernya.

Dirinya juga menerangkan bahwa fenomena alam itu hanya berlangsung sebentar. Sekitar 30 menit hingga 2 jam saja.

"Sinar matahari akan memanaskan partikel air yang super dingin di awan cirrus. Akhirnya lama kelamaan fenomena itu menghilang," tambahnya.

Selain itu dirinya juga menambahkan kalau fenomena alam itu adalah peristiwa biasa.

Dan bukan sebagai suatu pertanda bencana, seperti gempa dan lain sebagainya.

"Oleh karena itu masyarakat tidak perlu bingung dan panik."

"Dan jangan terpengaruh dengan mitos atau informasi yang menyesatkan terkait fenomena tersebut," pungkasnya. (Kukuh Kurniawan)

2. Penghasilan Seret saat Pandemi Corona, Dua Orang Nekat Bisnis Togel, Diciduk Polsek Benowo Surabaya

Ilustrasi togel
Ilustrasi togel (Tribunnews.com)

Tim Unit Reskrim Polsek Benowo, Surabaya, berhasil membekuk pengecer dan pengepul judi togel atas nama tersangka M Khusni (53).

Tersangka dibekuk saat berada di warkop Jalan Jedong. Saat ditangkap, dari tangan tersangka ditemukan uang tunai Rp 178 ribu sebagai uang taruhan judi togel dari pemasang.

Tak hanya itu, polisi juga menyita selembar kertas rekapan togel, dan sebuah ponsel merk Nokia berisi pasangan nomor judi togel.

"Khusni sebagai pengecer. Setelah dikembangkan, Suhariadi (pengepul) kami tangkap di rumahnya," ungkap Polisi Jumeno, Aspol Polsek Benowo.

Jumeno menambahkan, dari hasil penggeledahan di rumah Suhariadi, ditemukan uang tunai Rp 468 ribu sebagai taruhan, dan sebuah ponsel yang digunakan menyimpan pesan nomor pasangan.

"Kusni selaku pengecer mendapatkan komisi 15 persen disetorkan ke Suhariadi selaku pengepul dengan mendapatkan komisi dari bandar sebesar 30 persen," imbuhnya. 

Modusnya, lanjut Jumeno, tersangka Suhariadi yang sudah bertugas menjadi pengepul lalu memasukan pasangan melalui aplikasi online Sio kambing (S2).

Namun, sebelumnya harus memasukan deposit  terlebih dahulu. "Omset kedua tersangka sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta," tegasnya.

Sementara itu, tersangka Suhariadi dan Khusni mengaku kepada penyidik nekat menjadi pengepul togel karena alasan tergiur komisi yang didapat. Terlebih saat pandemi virus corona, penghasilan mereka seret. (Syamsul Arifin)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved