Viral WNI Nekat ke Korea Utara Ingin Buktikan Kejamnya Hidup di Negara Kim Jong Un, Jauh Dari Dugaan
Viral WNI nekat ke Korea Utara ingin buktikan langsung kejamnya hidup di negara Kim Jong Un, hasilnya jauh dari dugaan
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: eko darmoko
Penulis: Sarah, Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM, MALANG - Viral Warga Negara Indonesia (WNI) nekat ke Korea Utara untuk berlibur.
Selain berlibur, WNI bernama Haris itu juga ingin membuktikan langsung kekejaman hidup di negara Kim Jong Un.
Meski sempat takut tidak bisa pulang ke Indonesia, namun semua dugaan Haris ternyata salah dan tidak benar.
Awalnya, kisah Haris berlibur ke Korea Utara viral setelah Ia mengunggahnya sendiri melalui akun TikTok-nya. @kharismuda.
Dalam video TikTok itu, Haris mengabadikan momen ketika berada di kampung halaman Kim Jong Un.
Hingga Sabtu (3/10/2020), konten milik @kharismuda telah ditonton lebih dari 2,3 juta kali oleh warganet.
Kepada Tribunnews Haris membagikan cerita lengkapnya ketika mengunjungi Korea Utara.
Haris mengaku melakukan perjalanan wisata ke Korea Utara pada awal bulan April 2019 lalu.
Haris sendiri memulai perjalannya dari Kota Jakarta kemudian terbang menggunakan pesawat menuju Kota Shenyang dan berlanjut ke Kota Dandong.
Perlu diketahui dua kota tersebut terletak di negara China.
"Kota Dandong sendiri merupakan kota perbatasan antara China dengan Korea Utara."
"Kemudian perjalanan lanjut ke Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang dengan menggunakan kereta selama kurang lebih 8 jam," kata Haris.

Haris menyebut negara China merupakan akses satu-satunya untuk bisa masuk ke Korea Utara.
Selain itu, berkunjung serta pengurusan visa kunjungan ke Korea Utara harus menggunakan travel agency resmi yang ditunjuk langsung oleh negara tersebut.
"Kita tidak bisa sembarangan atau pergi secara mandiri buat jalan-jalan ke sana, memang harus travel resmi dari pemerintah Korea Utara," ucap Haris.
Ketika ditanya alasan Haris memilih Korea Utara sebagai destinasi wisata, ia menjawab negara yang memiliki luas 120.540 km² tersebut telah masuk dalam bucket list-nya sejak lama.
Haris juga telah melakukan berbagai persiapan untuk melakukan perjalanan ini.
Mulai mencari informasi cara masuk ke Korea Utara hingga melakukan riset.
"Sudah saya pelajari sejak lama dan baru bisa berangkatnya bulan April tahun lalu," ujar dia.
Sedangkan motivasi keduanya, Haris mengaku ingin membuktikan kebenaran media yang selama ini memberitakan kondisi Korea Utara.
Haris mengaku mendengar jika negara ini dibanjiri pemberitaan negatif.
Bahkan Haris juga sempat merasa khawatir dengan pemberitaan tersebut.
"Benar ndak sih seserem seperti yang kita denger, seserem yang banyak orang bilang begitu, karena mungkin pada orang takut Korea Utara kan negara komunis. Dan ketika ke sana ndak bisa balik atau gimana-gimana," urai Haris.
- Tempat yang Dikunjungi

Haris mengaku hampir mengeksplor seluruh negara Korea Utara, mulai Pyongyang kota kelahiran Kim Jong Un, Museum Koryo hingga perbatasan dengan Korea Selatan.
Namun, baginya hal yang paling menarik dan mencuri perhatian adalah kehidupan warganya setempat.
"Yang paling mengesankan adalah bisa melihat kehidupan warga di sana secara langsung dengan mata dan kepala saya sendiri. Itu merupakan daya tarik tersendiri," ujar Haris.
Haris kemudian menceritakan sisi lain dari Korea Utara.
Haris menyebut negara tersebut ternyata tidak macet sama sekali.
Selain itu, ketika Haris berkunjung ke kota kecil yang bernama Kaesong, bebas dari kemiskinan dan kegiatan mengemis.
"Tour guide kita bilang kalau di Korea Utara ada warga yang tidak punya pekerjaan, dikasih pekerjaan dan diberikan subsidi buat keperluannya sehari-hari," lanjut Haris.
- Kondisi Penjagaan

Haris kemudian menggambarkan kondisi penjagaan di Korea Utara.
Haris mengatakan kondisi Kota Pyongyang tidak dijaga dengan ketat.
Namun kondisi dan suasana berbeda terlihat di Desa Panmunjom.
Desa ini masuk dalam demilitarized zone (DMZ) yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Korea Selatan.
"Banyak tentara di sana yang mengawasi, kita ke sana dikawal oleh tentara," beber Haris.
- Harus Patuh dengan Tour guide

Haris menyebut selama di Korea Utara, dirinya selalu didampingi oleh tour guide setempat.
Setiap ingin melakukan perjalanan, Haris mendapat briefing dari tour guide tersebut.
Terutama untuk menjelaskan apa saja yang boleh dan apa yang tidak dilakukan.
"Misalkan kalau foto-foto, mana yang boleh difoto dan mana yang tidak. Dan kalau mau foto pemimpin dan leluhur di sana harus full tidak boleh kepotong."
"Kita juga tidak boleh jauh-jauh dari tour guide. Kita juga tidak boleh membawa atau membawa pulang uang Korea Utara."
"Jadi saat berbelanja, kita pakai dollar atau uang China. Kalau ada orang asing bawa uang Korea Utara keluar, itu tindakan kriminal," urai Haris.
Terakhir Haris berharap dengan videonya yang viral dapat membagikan kondisi negara Korea Utara yang sesungguhnya.
"Saya pengen cerita jika Korea Utara tidak semenakutkan seperti kita denger selama ini. Korea Utara itu cantik banget, worth it berkunjung ke sana. Menakjubkan buat saya sendiri," tandasnya.