Jendela Dunia

Bagaimana Bulan Terbentuk Hingga Akhirnya Disebut sebagai Satelit Alami di Orbit Planet Bumi?

SURYAMALANG.COM - Planet Bumi memiliki satelit alami, Bulan, yang bisa dilihat dengan mata telanjang oleh penduduk Bumi.

Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Hayu Yudha Prabowo
Foto Arsip - Penampakan bulan purnama yang lebih redup dari biasanya saat puncak gerhana bulan penumbra terlihat di atas langit Kota Malang, Sabtu (11/1/2020) dini hari. Gerhana bulan penumbra merupakan gerhana yang terjadi akibat posisi bulan, bumi dan matahari tidak persis sejajar yang menyebabkan bumi hanya sedikit menghalangi sebagian cahaya matahari ke bulan. Gerhana bulan penumbra 11 Januari 2020 merupakan gerhana perdana dari empat gerhana bulan yang diprediksi BMKG terjadi pada tahun 2020. 

SURYAMALANG.COM - Planet Bumi memiliki satelit alami, Bulan, yang bisa dilihat dengan mata telanjang oleh penduduk Bumi.

Bulan merupakan benda langit yang mengorbit pada suatu planet.

Namun, selain planet, bulan juga dapat mengelilingi planet kerdil, asteroid besar dan benda langit lainnya.

Seperti dikutip dari National Geographic, Rabu (30/9/2020), bulan adalah objek yang mengorbit pada objek lain, sehingga dapat juga disebut sebagai satelit.

Kendati banyak satelit yang telah diluncurkan di sekitar orbit Bumi, namun benda-benda tersebut tidak dapat disebut sebagai Bulan.

Lantas mengapa Bulan disebut satelit alami?

Planet atau benda yang mengorbit bulan disebut "primer".

Sama seperti gravitasi menahan planet-planet di Tata surya yang mengorbit pada matahari, gravitasi juga membuat bulan tetap mengorbit di sekitar primernya.

Kebanyakan bulan terbentuk pada waktu bersamaan dengan Bulan primernya.

Gravitasi akan menarik serpihan debu dan gas menjadi gumpalan material yang semakin besar.

Pada akhirnya, rumpun material yang lebih kecil yakni Bulan mulai mengorbit pada rumpun yang lebih besar, yakni primernya, baik itu planet maupun benda langit lain bukan bintang.

Inilah salah satu alasan mengapa Bulan disebut sebagai satelit alami, dan yang membedakan dengan satelit yang banyak diluncurkan ke orbit Bumi, yang merupakan objek buatan manusia.

Beberapa Bulan terbentuk dengan berbagai cara.

Bulan Bumi mungkin terbentuk ketika sebuah benda seukuran planet Mars menabrak planet tersebut.

Tabrakan itu menyemburkan sejumlah besar material ke orbit di sekitar Bumi.

Materi ini perlahan-lahan terakumulasi menjadi satu objek besar, yakni Bulan.

Sementara Bulan lain di tata surya ini, dulunya adalah asteroid, bongkahan batuan yang terlalu kecil untuk menjadi planet.

Asteroid-asteroid ini terlalu dekat dengan primernya dan ditarik ke orbit oleh gaya gravitasi.

Kebanyakan bulan terbuat dari batu, tetapi banyak juga yang mengandung banyak es, gas, dan bahan kimia lainnya.

Europa, bulan terbesar yang mengorbit Jupiter, memiliki permukaan es yang dapat menutupi lautan cair.

Beberapa bulan juga memiliki aktivitas vulkanik atau geologi.

Misalnya, para ilmuwan telah mengamati gumpalan vulkanik yang naik 300 km dari permukaan Io, salah satu bulan Jupiter lainnya.

Bulan lain, termasuk Bulan Bumi, menunjukkan sedikit, bahkan tidak ada tanda-tanda aktivitas geologi, meskipun mereka mungkin lebih aktif di masa lalu.

Pada tahun 2010, para astronom telah menemukan 166 bulan yang mengelilingi planet di tata surya kita, yang mana 99 Bulan di antaranya telah ditemukan sejak tahun 2000.

Jupiter adalah planet dengan jumlah Bulan terbanyak, yakni lebih dari 63 Bulan.

Namun, planet ini bukan satu-satunya yang memiliki bulan paling banyak.

Sebab, planet Saturnus juga memiliki sekitar 60 bulan.

Sedangkan Uranus memiliki 27 bulan, dan Neptunus memiliki 13 bulan.

Sedangkan Mars hanya memiliki 2 Bulan, dan Bumi hanya memiliki satu Bulan.

Venus dan Merkurius tidak memiliki bulan.

Enam bulan lainnya di tata surya ini mengitari planet katai atau planet kerdil.

Planet katai adalah objek mirip planet yang tidak sesuai dengan definisi lengkap planet.

Pluto adalah planet katai paling terkenal dan hanya memiliki 3 Bulan.

Banyak satelit alami di Tata Surya kita mengorbit benda yang lebih kecil.

Karena Bulan relatif kecil, belum ada yang ditemukan di luar tata surya, tetapi kemungkinan ada triliunan bulan di seluruh alam semesta.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved