Berita Malang Hari Ini
Rina Kusumawati: Harus Bisa Bagi Waktu Antara Mengajar Dan Program Guru Penggerak
Rina Kusumawati termasuk guru SD lolos seleksi di Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan pertama
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, MALANG - Rina Kusumawati, guru kelas 5 di SDN Rampal Celaket 2 Kota Malang merupakan salah satu guru SD lolos seleksi di Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan pertama yang diadakan Kemendikbud.
Karena masih mengajar meski daring, maka ia harus bisa membagi waktu dengan pelatihan PGP. Di salah satu ruang di sekolah, ia nampak berkutat dengan laptopnya.
"Mudah-mudahan tidak ada kendala menjalankan keduanya. Maka untuk pembelajaran siswa harus disiapkan lebih dulu. Misalkan dalam satu minggu, program pembelajaran buat siswa harus siap," jelas Rina pada suryamalang.com, Jumat (16/10/2020).
Sebab kegiatan PGP mulai pagi sampai sore hari pukul 16.00 WIB. Di sekolahnya, ada tiga guru yang ikut seleksi PGP. Namun hanya satu yang lolos.
Di tingkat gugus sekolah di Kecamatan Klojen, ada dua guru SD yang lolos seleksi. Satu guru di SDN Rampal Celaket 2. Dan satu guru di SDN Rampal Celaket 1.
"Saya ikut seleksi ini untuk pengembangan diri sebagai guru. Juga buat memotivasi teman sejawat," kata calon Guru Penggerak.
Dalam PGP juga ada materi belajar tentang kepemimpinan.
"Pelatihan PGP selama sembilan bulan. Minggu ini baru mulai. Angkatan pertama akan selesai Agustus 2021. Masih panjang waktunya," kata dia.
Di Kota Malang ada 70 guru yang lolos seleksi angkatan pertama mulai dari guru TK sampai SMA.
Sementara itu, Mendikbud Nadiem Karim resmi membuka kegiatan PGP angkatan pertama pada Kamis (15/10/2020).
Dalam PGP tak hanya untuk guru tapi juga ada pendamping, fasilitator dan instruktur yang telah lulus seleksi. Mereka yang lolos membuktikan memiliki motivasi kuat.
"Ibu dan Bapak mungkin perlu berjalan puluhan kilometer untuk mendapat jaringan yang stabil agar mampu melakukan wawancara. Banyak yang berguguran dan menyerah dengan prosesnya," kata Mendikbud dalam siaran persnya.
Namun perjuangan para calon guru penggerak masih panjang. Sebab harus terus belajar bagaimana bergerak menuju perubahan pendidikan yang diinginkan.
“Ada sembilan bulan lagi sampai Ibu dan Bapak menjadi Guru Penggerak. Sepanjang sembilan bulan ke depan, pembelajaran yang kita jalani merupakan pembelajaran yang bermakna."
"Pembelajaran yang penuh refleksi. Pembelajaran yang penuh kerendahan hati untuk terus berbenah,” lanjut Mendikbud.
PPGP didesain dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama sembilan bulan.
Program tersebut didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan.
Maka, sebanyak 70 persen kegiatan dilakukan dalam bentuk on-the-job training di mana guru sebagai peserta PPGP tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah.
Sedang 20 persen kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat dan 10 persen sisanya dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.
Calon guru penggerak yang sudah terpilih dari 56 kabupaten/kota di Indonesia. Saat ini, Kemendikbud juga melakukan seleksi angkatan kedua.
Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) adalah program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar guru dapat menggerakkan komunitas belajar di sekitarnya yang dapat mewujudkan merdeka belajar peserta didik.
Selain itu memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar sekolah serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan