BPCB

BPCB Jawa Timur Ekskavasi Situs Langlang Singosari, Diduga Candi yang Menghadap Gunung Suci Semeru

Ekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) dilakukan di Situs Langlang, Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (7/11)

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dyan Rekohadi
ISTIMEWA
BPCB Jatim saat lakukan proses ekskavasi di struktur bata kuno yang berada di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (7/11/2020). 

Penulis : Kukuh Kurniawan , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Proses penggalian struktur bangunan purbakala (ekskavasi) oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) terus dilakukan.

Di mana proses tersebut dilakukan di Situs Langlang, Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (7/11/2020).

Seperti yang diketahui sebelumnya, struktur bata kuno ditemukan di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Awal penemuan bata kuno tersebut bisa dibilang tak sengaja. Dimana struktur bata kuno ditemukan di tanah milik warga setempat ketika dilakukan pengukuran tanah oleh tim Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Kepala BPCB Trowulan Jatim, Zakaria Kasimin mengatakan kemungkinan ekskavasi masih dilanjutkan hingga tahun depan.

"Ekskavasi akan dilakukan mulai hari ini hingga Minggu (8/11/2020), dan kemungkinan akan kami lanjutkan pada tahun 2021. Ekskavasi kami lakukan untuk menemukan struktur bangunan utuh," ujarnya kepada TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM).

Ukuran lokasi yang dilakukan oleh ekskavasi BPCB Jatim sendiri yaitu lahan berukuran sekitar 6x6 meter persegi.

Dengan panjang struktur susunan bata kuno yang diekskavasi, yaitu sekitar 40 centimeter dengan lebar 30 centimeter.

Ia menerangkan dalam proses ekskavasi lanjutan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan warga sekitar untuk berpartisipasi menjaga kelestarian Situs Langlang.

"Kami meminta kepada masyarakat sekitar untuk ikut mengamankan. Dan ternyata masyarakat bersedia memagari dengan bambu serta membuatkan atap, agar situs tersebut tidak rusak terkena hujan," tambahnya.

Sementara itu, Arkeolog Universitas Negeri Malang, Ismail Lutfi yang ikut dalam proses ekskavasi tersebut memperkirakan. Bahwa struktur bangunan tersebut merupakan bangunan candi pada masa Pra Singosari.

"Kami perkirakan lebih mengarah kepada candi. Karena secara kosmologi (bangunan) mengarah ke Timur. Di sana (Timur) ada gunung suci, Semeru. Pada masa Mpu Sendok (Mataram Kuno), masyarakat Singosari orientasi sucinya menghadap ke arah Gunung Bromo," jelasnya.

Namun untuk menguatkan dugaan bahwa struktur bata kuno itu merupakan candi, dirinya menambahkan perlu beberapa temuan pendukung seperti perigi atau sumuran.

"Kalau mengarah ke candi biasanya ada perigi atau sumuran. Dan sampai saat ini masih belum kami temukan. Karena di sumuran itu biasanya diletakkan pripih. Relief yang sangat dibutuhkan untuk mendirikan bangunan suci," pungkasnya.

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved