Pendapat Pakar Ekspresi dan Telematika Soal Video Syur Mirip Gisel, Fokus di Gestur

Berikut tanggapan Pakar Ekspresi vs Pakar Telematika soroti video syup mirip Gisel mantan istri Gading Marten.

Penulis: Ratih Fardiyah | Editor: eko darmoko
Kolase shutterstock via Tribunnews.com/Instagram Gisella Anastasia
anggapan Pakar Ekspresi vs Pakar Telematika soroti video syup mirip Gisel 

Pakar Ekspresi skakmat Gisel, sebut adanya keanehan

Melihat tanggapan Gisel yang buka suara, ahli eskpresi atau pakar ekspresi langsung menskakmat mantan istri Gading Marten.

Menurutnya, Gisel memberikan pernyataan yang ambigu, tidak membantah dan juga tidak mengiayakan.

"Dari responnya Gisel, dia tidak langsung membantah, mengatakan iya atau tidak," ungkap Nunki.

Malahan, lanjut sang pakar ekspresi, Gisel merasa sebagai korban.

"Justru yang bunda lihat, dia merasa sebagai korban," ucap sang pakar ekspresi.

Padahal, jika memang bukan pelaku, Gisel seharunya langsung sedari awal membantah keras dia pelaku dalam video syur tersebut.

"Karena, kalau merasa sebagai korban dan bukan melakukannya. Harusnya langsung mengklarifikasi, itu bukan saya.

Misalnya kalau dia bukan pelakunya, justru dia yang paling lantang berteriak untuk membuktikan jika itu bukan dia," papar sang pakar ekspresi.

Lantas, sang pakar ekspresi mengungkapkan kejanggalan.

Kejanggalan tersebut adalah Gisel terlihat santai, tak menantang balik orang yang sudah memberikan tuduhan itu kepadanya.

pakar ekspresi ungkap kejalanggalan pernyataan Gisel, saat tanggapi soal video syur mirip dirinya (kolase Youtube CumiCumi)
pakar ekspresi ungkap kejalanggalan pernyataan Gisel, saat tanggapi soal video syur mirip dirinya (kolase Youtube CumiCumi) 

"Kok ada yang aneh juga di sini. Biasanya orang, ketika dia merasa tidak bersalah seperti yang dituduhkan,

itu justru teriakannya yang paling nyaring untuk menantang orang-orang untuk membuktikan kalau itu bukan dia.

Tapi justru Gisel tidak melakukannya," ungkap Nunik.

"Gisel melakukan yang sebaliknya, dia merasa dikorbankan. Tapi kok tidak memperjuangkan untuk mengatakan dengan tegas itu bukan saya, seperti yang biasa korban-korban lakukan ketika dia tidak merasa bersalah," ungkap pakar ekspresi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved