Nasional

Viral Gugusan Awan Unik di Gunung Merapi, Ilmu Cocoklogi Sebut Mirip Donald Trump, Semar dan Casper

Viral Gugusan Awan Unik di Gunung Merapi, Ilmu Cocoklogi Sebut Mirip Donald Trump, Semar dan Casper

Editor: eko darmoko
Instagram/merapi_uncover
Awan unik di sekitaran Gunung Merapi. 

SURYAMALANG.COM - Sebuah fenomena langit yang unik terjadi di sekitaran Gunung Merapi di Jawa Tengah.

Fenomena langit adalah adalah gugusan awan yang menyerupai sesuatu.

Foto gugusan awan ini pun menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Media sosial pun ramai dengan komentar terkait bentuk awan yang kemudian diasumsikan berbagai ragam.

Foto awan itu dibagikan akun Instagram @merapi_uncover.

Dalam unggahannya, @merapi_uncover menanyakan pendapat netizen mengenai bentuk awan tersebut.

"Awan pagi tadi, mirip siapa ya lur. Lokasi: Sawangan Magelang .????: Ketoprak_telur #Merapi #Merapiuncover #Merapinews #Magelang" tulisnya.

Beberapa warganet memberikan tanggapannya terkait unggahan itu.

“Sesekali cocoklogi boleh lahh, kyk baby terbang min,” tulis akun @pahlawan_kesiangan.1976.

“Semar baru terbang apa ya,” tulis akun @hendriek05.

“Mirip Casper,” ujar akun @tian_sptian.

“Donald Trump,” tulis akun @aleksandroob667.

Saat dikonfirmasi, pemilik akun @merapi_uncover, mengatakan, fenomena awan tersebut terjadi pada hari ini, Kamis (12/11/2020).

“Itu foto tadi pagi jam 05.30 an,” ujar pemilik akun tersebut.

Ia mengatakan, foto itu diambil dari Sawangan, Magelang, Jawa Tengah oleh temannya yang merupakan warga sekitar.

Penjelasan BMKG

Kepala BMKG Stasiun Meterologi Ahmad Yani Semarang Achadi Subarkah Raharjo mengatakan, fenomena awan yang terjadi dan diabadikan dalam foto tersebut merupakan fenomena biasa.

"Awan yang terlihat di gambar, merupakan fenomena biasa, awan stratiform, yang sering terbentuk di daerah pegunungan karena faktor orografi," kata Achadi dihubungi Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Ia menegaskan, awan tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Achadi menjelaskan, awan tersebut terbentuk karena proses fisis di atmosfer.

"Memang kadang terlihat dari sudut pandang tertentu dapat menyerupai bentuk benda, dan akan berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama karena faktor-faktor lain seperti angin, suhu lingkungannya dan lain lain," jelas dia.

Sementara itu, Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Sigit Hadi Prakosa, S.P., M.Si menjelaskan, fenomena tersebut merupakan fenomena normal.

“Normal, karena pengaruh kecepatan angin yang tinggi di puncak Merapi,” kata Sigit, saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved