Pandemi Ditetapkan Kemendibud Sebagai Kata Populer 2020, Kata Tahun Ini (KTI)

Tahun ini, Badan Bahasa menetapkan kata “pandemi” sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2020. Penetapan ini berdasarkan beberapa pertimbangan.

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
ILUSTRASI - Walikota Malang Sutiaji membenarkan pemakaian masker bagi ABK saat ada kegiatan di Taman Krida Budaya beberapa waktu lalu. Dalam masa pandemi Covid-19, pemakaian masker wajib dilakukan. 

Penulis ; Sylvianita Widyawati , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Sejak 2019, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud menetapkan kata paling popular.

Tahun ini, Badan Bahasa menetapkan kata “pandemi” sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2020. Penetapan ini berdasarkan beberapa pertimbangan.

Seperti daftar kata terpopuler menurut KBBI, kemunculan di Google Trends, penanda berbagai peristiwa, penggunaan kata dalam berbagai kalangan, dan keluasan distribusi bidang.

Pada kata pandemi merupakan kata yang tepat untuk dijadikan KTI 2020, baik dari segI popularitas, penggunaan, maupun distribusinya.

“Kata yang dipilih sebagai KTI pada tahun 2020 adalah kata pandemi yang bermakna wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas dengan kelas kata nomina. Kita juga telah mempertimbangkan dengan beberapa kriteria yang ada,” ungkap Kepala Badan Bahasa, Endang Aminudin Aziz, dalam rilis, Kamis (17/12/2020).

Beberapa kandidiat lainnya adalah kata ‘daring’. Di mana daring juga merupakan kata yang paling disebut pada tahun ini.

Tetapi kata ‘daring’ sudah terkenal dari 2019 dan kurang menggambarkan keadaan tahun ini.

Pandemi sebagai KTI berpotensi untuk tetap bertahan digunakan karena beberapa hal.

Pertama, penggunaan istilah pandemi Covid-19 mencerminkan kondisi global sepanjang tahun 2020 hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

Kedua, artikel jurnal dan berita terkait pandemi cukup banyak beredar di masyarakat.

Ketiga, penetapan berbagai kebijakan yang berdampak pada perekonomian, pariwisata, jam kerja, izin usaha, dan sistem pembelajaran.

Dr Ari Ambarwati MPd, Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Islam Malang (Unisma) menyebutkan, saat virus covid-19 muncul di Indonesia, Maret 2020, sontak kata pandemi menjadi penanda bahwa kita masuk dalam pusaran kondisi sulit kolektif dan massal.

Selain itu muncul kata-kata lain yang dipakai seiring pandemi.

Misalkan kata tangguh untuk konsep kampung tangguh yang diklaim mampu mencegah penularan penyebaran covid-19.

"Para 28 April 2020 Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan Kampung Tangguh Malang Raya bisa jadi role model pencegahan penyebaran Covid-19 bagi wilayah Jawa Timur lainnya," terang Ambar.

Juga ada berkembang frasa RW Tangguh. Di beberapa RW kota Malang memasang plakat besar-besar di gerbang/pintu masuk seperti: Anda memasuki RW Tangguh. 

"Bahkan ketika berbelanja daster di kawasan JL Galunggung, saya membaca papan pengumuman di kaca toko bahwa pembeli dilarang masuk sebagai upaya menjaga jarak, sehingga penjual dan saya saling gunakan bahasa isyarat untuk memilih daster yang saya inginkan," cerita dosen ini.

Maka proses membayar pun ia lakukan dengan meletakkan uang tunai di wadah khusus yang disediakan penjual dan kasir mengambilnya.

Pandemi membuat frasa:jaga jarak, ker, iki sik pandemi ojok ngruntel , gaween maskermu menjadi turunan kosa kata pandemi untuk mengingatkan masyarakat saling peduli.

"Pandemi memaksa kita mengalkulasi ulang kosa kata yang kita miliki agar selaras dengan pandemi," sebutnya. Seperti masker, sanitizer, cuci tangan, jaga jarak, tidak berkerumun, PSBB, isoman, safe house, zona merah-hitam, pasien positif, OTG, BDR, WFH, WFO.

Juga memanggil ulang kosa kata Malangan sebagai informasi dan pengingat bahwa pandemi masih berlangsung, seperti: ndik omah ae, maskeran (bukan lagi pakai masker skin care) dsb.

Namun apakah penggunaan kosa kata turunan dan berkorelasi dengan pandemi tersebut berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat dalam bersikap kontributif terhadap perilaku mencegah penyebaran covid-19?

"Ini yang sepertinya belum berkorelasi. Mengingat kasus di Kota Malang makin meningkat dan itu terjadi utamanya di klaster perguruan tinggi dan perkantoran," ujarnya.

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved