Travelling
Sehari Menjelajah Geopark Ijen di Bondowoso, Menikmati Kopi Arabica Hingga Suasana Niagara Mini
Hanya dalam waktu sehari, anda bisa menikmati beberapa titik lokasi wisata menarik di Geopark Ijen yang berada di kaldera purba Gunung Ijen tersebut.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : Sri Wahyunik , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO - Calon Geopark Ijen di Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menarik di Timur Pulau Jawa,
Meski belum resmi ditetapkan sebagai Global Geological Park (Geopark) atau taman bumi, kita sudah bisa mengunjunginya.
Hanya dalam waktu sehari, anda bisa menikmati beberapa titik lokasi wisata menarik di Geopark Ijen yang berada di kaldera purba Gunung Ijen tersebut.
Sebagai catatan, saat ini pemerintah masih mengusulkan Geopark Ijen ke UNESCO.
Jika berbicara tentang Taman Bumi Ijen, jangan hanya membayangkan tentang Kawah Ijen atau Gunung Ijen (2.779 Mdpl) semata.
Kawah Ijen memang termasuk dalam kawasan yang diusulkan sebagai Geopark Ijen.
Namun tengoklah juga Kecamatan Ijen Kabupaten Bondowoso.
Kecamatan yang dulunya bernama Sempol itu berada di kaki Gunung Ijen, yang juga menjadi kaldera purba gunung berapi tersebut.
Kawasan itu juga termasuk dalam lingkup Taman Bumi Ijen yang diusulkan oleh Pemkab Bondowoso ke pemerintah pusat, untuk diusulkan ke UNESCO.
Karenanya, sejumlah tempat di Kecamatan Ijen bisa anda kunjungi setelah turun dari Kawah Ijen.
Atau wisatawan bisa secara khusus hanya menjelajah Taman Bumi Ijen di Kecamatan Ijen, jika tidak ingin mendaki ke Kawah Ijen.
Berkeliling ke sejumlah tempat wisata di Kecamatan Ijen, bisa dilakukan hanya dalam waktu sehari. Antar tempat tujuan, bisa didatangi dengan kendaraan roda empat dan roda dua.
Beberapa waktu lalu, SURYAMALANG.COM berkeliling ke beberapa titik Taman Bumi Ijen di kecamatan yang berjarak sekitar 62,2 Km tersebut, hanya dalam waktu sehari.
Destinasi ini dilewati dari arah Jember, Bondowoso, atau Situbondo.
Berikut tempat-tempat yang bisa dikunjungi wisatawan di Kecamatan Ijen.
1. Pos Malabar
Pos Malabar merupakan pintu masuk pertama ke Kecamatan Ijen. Sebuah portal menjadi penanda pos ini.
Ada sebuah tempat istirahat, yang bisa menjadi tempat memandang gugusan pegunungan di tempat tersebut.
Jika cuaca sedang cerah, Gunung Raung, Gunung Suket, juga gugusan Pegunungan Ijen bisa menjadi latar belakang berfoto.
2. Taman Bumi Ijen (Geopark Ijen)
Setelah dari Pos Malabar, wisatawan bisa melanjutkan perjalanan ke Desa Sempol Kecamatan Ijen.
Tidak jauh dari pusat Kecamatan Ijen itu, ada jalur berlekuk S.
Saat melewati jalur ini, tengoklah ke kanan dan anda akan menemukan tulisan 'Welcome to Blawan'.
Ada juga pos dan portal yang menandai wisatawan akan memasuki Kawasan Perkebunan Blawan.
Anda bisa berhenti di titik ini. Apalagi juga ada area datar yang bisa menjadi tempat parkir kendaraan bermotor.
Pada bulan Desember lalu, Pemkab Bondowoso membangun sebuah penanda bertuliskan 'Ijen Geopark' di belakang Pos Kebun Blawan.
Turunlah dari kendaraan, dan mendakilah ke area perbukitan bebatuan di kawasan tersebut.
Hamparan sabana, dan juga batu-batu besar menjadi pemandangan unik.
Belum lagi gugusan perbukitan juga menjadi latar belakang berfoto.
Jalur berlekuk S di bawah, tentunya menjadi spot unik sebagai latar belakang berfoto pula.
"Bebatuan ini pasti dikeluarkan dari perut gunung berapi. Keren tempatnya," ujar Iskandar, seorang wisatawan dari Kabupaten Jember.
3. Kali Pait
Kali Pait, atau Sungai Pahit bisa menjadi jujugan selanjutnya. Sungai ini eksotis karena didominasi oleh bebatuan membentuk tebing.
Aliran sungainya tidak lebar. Disebut pahit, karena airnya mengandung sulfur.
Aroma sulfur akan tercium saat mendekati sungai tersebut.

Aliran sungai itu berasal dari Kawah Ijen, yang melewati Perkebunan Blawan, dan terus ke utara hingga berakhir di Laut Utara di Kabupaten Situbondo.
Kawasan yang dilindungi karena termasuk dalam Cagar Alam Kawah Ijen.
Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Kawah Ijen atau ke Kecamatan Ijen, tanpa singgah ke tempat ini.
Apalagi tempatnya tidak jauh dari jalan raya menuju Paltuding, atau pos masuk pendakian ke Kawah Ijen.
4. Kawah Wurung
Kawah Wurung saat ini bisa disebut sebagai tempat wisata hits di Kabupaten Bondowoso.
Hamparan kawah yang dihijaukan oleh padang sabana, dengan dinding-dinding yang juga dipenuhi rerumputan.
Sebuah tulisan 'Kawah Wurung Bondowoso' di puncak bibir kawah itu kerap menjadi jujugan warga untuk berfoto.
Wisatawan bisa secara mudah mencapai tulisan itu, karena ada anak tangga yang dibangun dari bawah hingga ke puncak.
Dari bibir kawah yang juga menjadi gardung pandang, wisatawan bisa melihat hamparan isi Kawah Wurung.
Perbukitan yang berada di dalam kawah, seperti bukit Teletubbies menjadi ikon kawah tersebut.
Di area parkir Kawah Wurung, hamparan padang rumput bisa menjadi tempat bersantai, memanjakan mata sambil melihat gugusan perbukitan yang mengelilinginya.
Bagi anda penyuka foto, hamparan padang rumput itu menjadi tempat cocok berfoto ria.
5. Air Terjun 'Niagara Mini'
Niagara Mini, demikian tempat ini disebut, yang berada di Perkebunan Blawan.
Tempatnya tidak jauh dari Penginapan Catimor (Catimor Homestay).

Wisatawan disuguhi air terjun berarus deras, yang mengalir dari dua sisi, sehingga memanjang, seperti lansekap air terjun Niagara.
Karena bentuknya kecil, sehingga disebut Niagara Mini.
Tempat adem, menyejukkan yang bisa dipilih untuk menjauh dari hiruk pikuk perkotaan.
Ada kolam air hangat yang baru dibangun di tempat wisata ini.
6. Air Terjun Blawan dan Kolam Air Hangat Blawan
Masih berada di area perkebunan yang sama, wisatawan bisa memilih juga berkunjung ke kolam air hangat Blawan, dan air terjun Blawan.
Keunikan dua tempat ini, adalah airnya yang hangat.
Airnya hangat karena memang berada dalam aliran dari Kawah Ijen.
Karenanya, selain hangat, juga mengandung sulfur.
Jadi saat berada di air terjun Blawan, percikan air hangat akan terasa di tubuh.
7. Penginapan Catimor, Arabica, dan Kalisat Jampit
Homestay Catimor, Arabica, atau Guest House Kalisat Jampit bisa menjadi alternatif tempat menginap, jika wisatawan ingin menghabiskan malam di Kecamatan Ijen.
Tetapi khusus untuk Guest House Kalisat Jampit, wisatawan harus merogoh kocek lebih dalam, karena tarif permalamnya mencapai Rp 2.200.000.
Tetapi sensasi menginap di bangunan di era kolonial Belanda, akan dirasakan dengan menginap di penginapan ini.
Mata akan disuguhi pemandangan cantik bangunan tersebut.
Sedangkan tarif menginap di Homestay Catimor dan Arabica di kisaran ratusan ribu rupiah.
8. Ngopi Arabica
Satu lagi ciri khas kopi di Ijen adalah kopi jenis arabica.
Jadi, ketika anda ngopi di warung kopi di Kecamatan Ijen, yang harga satu cangkirnya murah, bisa dipastikan itu kopi jenis arabica.
Sebab kawasan itu merupakan sentra penghasil kopi jenis arabica di Bondowoso, juga Jawa Timur.
Baik di warung kopi pinggir jalan, maupun di restoran penginapan, wisatawan bisa menikmati kopi arabica.
Jadi tidak perlu minta kopi saset meskipun ngopi di warung kopi.
"Kalau di sini, kopinya ya kayak gini semua (arabica). Tidak ada robusta, karena tidak ada yang nanam," ujar Ibu Elsi, pemilik warung makan di Desa Sempol.
Sementara jika di kedai kopi di kawasan perkotaan, jenis kopi arabica bisa dihargai lebih mahal jika sudah tersaji di cangkir.
Selamat menjelajah di Taman Bumi Ijen