Penanganan Covid
Antrean Permintaan Plasma Konvalesen Makin Banyak, Penyintas Covid-19 Tak Perlu Takut Berdonor
Tahapan uji darah untuk memastikan ketersediaan antibodi yang paling memakan waktu. Paling tidak tahapan itu berlangsung dua hari.
Penulis : Febrianto Rahmadani , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya di Jalan Embong Ploso mencatat, hampir 1.200 penyintas Covid-19 telah mendonorkan plasma konvalesennya.
Kabag Pelayanan dan Humas PMi Surabaya dr Martono Adi mengatakan, per hari ada sekitar 25 orang pendonor dan menghasilkan 75 bag.
Baca juga: Testimoni Pendonor Plasma Konvalesen Dari Penyintas Covid-19, Tono Sudah 10 Kali Donor
Baca juga: Erlyanti Berusia 56 Tahun, Bersyukur Sembuh dan Negatif Covid-19 Berkat Terapi Plasma Konvalesen
Itu artinya satu orang bisa mengeluarkan plasma konvalesen sebanyak 3 bag.
"Sudah ada penerima konvalesen. Banyak malahan. Justru mereka antre, mungkin kisaran yang minta sekitar 100an dalam satu hari," ungkap dr Martono, Kamis (21/1/2021).
Terapi plasma konvalesen, menurut dr Martono Adi, cukup bagus. Ia mencontohkan, dari bulan maret lalu, ada lima pasien yang diteliti kemudian dimasukan plasma konvalesen.
"Ternyata berhasil. Nah, terbukti bahwa permintaan plasma konvalesen ini kan banyak. Artinya banyak yang berhasil," ungkap dr Martono.
"Artinya semacam upaya untuk penyembuhan. Plasma konvalesen ini untuk terapi, kalau vaksin kan untuk pencegahan," imbuhnya.
Martono berpesan, bagi penyitas Covid-19 supaya mendonorkan plasma, karena di luar sana masih membutuhkan plasma konvalesen.
"Jangan takut, karena Covid-19 tidak menular melalui donor darah," pungkasnya.
Sekadar informasi, terapi plasma konvalesen merupakan salah satu upaya yang dilakukan dengan cara memberikan plasma dari penyintas Covid-19 kepada pasien yang masih dalam perawatan.
Ada beberapa syarat guna menjadi pendonor plasma darah konvalesen. Yakni, pernah terkonfirmasi positif Covid-19, sembuh dari Covid 19 dan swab negatif dua kali berturut turut, bebas keluhan minimal 14 sampai 28 hari, mempunyai kadar antibodi yang cukup, donor diutamakan laki laki, serta umur 17- 60 tahun.
Pengalaman sembuh dari Covid-19 juga membuat Paino (47), warga Sidoarjo, tak ingin berpangku tangan.
Pria kelahiran Yogyakarta itu sadar betul, pandemi Covid-19 tak bisa sirna, manakala mengandalkan kekuatan tenaga kesehatan (Nakes) semata.
Sebagai penyintas Covid-19, mendonorkan darah plasma yang berguna terapi plasma konvalesen, adalah cara yang tepat, bagi Paino.
Itulah yang membuat karyawan pabrik kemasan kopi di Rungkut Surabaya itu, tak pernah kapok mendonorkan plasma darahnya.
Sejak September 2020 silam hingga Senin (18/1/2021), ia terhitung sudah lima kali mendonorkan darahnya.
"Aku ingin coba bantu teman-teman yang kena Covid-19. Sekali donor ternyata enak, ya terus berjalan," katanya, Jumat (22/1/2021).
Paino mengaku ingin sedikit membantu upaya Nakes menyembuhkan para pasien Covid-19, melalui donor plasma konvalesen.
Itulah mengapa dirinya tak pernah takut harus rutin setiap dua pekan sekali datang ke Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya.
"Saya enggak takut," jelasnya.
Meskipun sempat muncul kekhawatiran dari pihak keluarganya lantaran seringnya ia mendonorkan darah pascasembuh dari Covid-19, Paiono berupaya memberikan edukasi dan pengertian bahwa yang dilakukannya tidak membahayakan kondisi kesehatannya.
"Keluarga tanya kok donor terus, apakah enggak apa-apa. Ya enggak apa apa, ya namanya bantu teman sakit kena Covid-19," terangnya.
Mengenai efek samping pascadonor plasma konvalesen, Paino mengaku tak merasakannya.
Hanya saja kondisi lemas dan letih acap muncul dua hari pascadonor.
Namun itu diakuinya lumrah sebagai reaksi fisiologi manusia yang baru saja diambil darahnya.
"Cuma agak lemas dikit 1-2 hari, itu biasa. Istirahat cukup, makan bergizi, udah cukup," ungkapnya.
Paino tak menampik, menjadi pendonor plasma konvalesen tak segampang donor biasa.
Tahapan uji darah untuk memastikan ketersediaan antibodi yang paling memakan waktu.
Paling tidak tahapan itu berlangsung dua hari.
Manakala kadar antibodi dalam darah telah dipastikan ada. Seorang calon pendonor akan dihubungi lebih lanjut oleh petugas PMI, keesokan harinya.
"Paling tidak nunggu 12 jam, untuk sampling. Terus besoknya dikasih tahu apakah sudah memenuhi syarat atau tidak, " jelasnya.
Awal mula keinginannya berdonor muncul setelah mendapat informasi dari seorang relawan penanganan Covid-19 di Rumah Sakit Lapangan Indrapura, Surabaya.
"Diarahkan sama petugas di RSLI. Dikasih tahu di grup, ada imbauan pengumuman itu," pungkasnya.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).