Berita Tulungagung Hari Ini
Keracunan Massal Tulungagung, Polsek Sumbergempol dan Puskesmas Bendilwungu Tepis Kabar Korban Jiwa
Sebanyak 16 warga Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol dikabarkan mengalami keracunan, usai menyantap nasi berkat, Sabtu (23/1/2021) malam.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dyan Rekohadi
Penulis : David Yohanes , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Kabar keracunan massal diduga karena makan makanan atau nasi berkat di Tulungagung berkembang hingga muncul informasi ada korban jiwa.
Tapi kabar adanya korban yang meninggal dunia dalam peristiwa keracunan massal itu langsung dibantah pihak terkait.
Sebanyak 16 warga Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol mengalami keracunan, usai menyantap nasi berkat, Sabtu (23/1/2021) malam.
Namun kini beredar kabar, seorang di antaranya meninggal dunia pada Senin (25/1/2021) malam.
Kabar itu sempat membuat heboh, karena situasi desa setempat sudah mulai kondusif.
Kepala Puskesmas Bendilwungu yang membawahi Desa Wates, Sigit Jaka Purnama mengatakan, kejadian itu baru dilaporkan hari ini, Selasa (25/1/2021).
Pihaknnya langsung mendatangi para korban, dan mendata mereka.
"Rata-rata mengeluhkan pusing dan diare setelah makan nasi berkat itu," terang Sigit.
Nasi berkat itu berasal dari warga yang melakukan selamatan.
Hanya ada 10 orang yang ikut selamatan karena masa pandemi, kemudian tua rumah membagikan nasi berkat ke tetangga sekitar.
Di antara mereka yang tidak makan daging ayam dalam nasi berkat itu, mereka tidak mengalami gejala.
"Komposisi nasi berkat itu kan banyak, ada sambal goreng, ada ayam dan lain-lain. Yang tidak makan ayam mereka tidak apa-apa," sambung Sigit.
Pihak Puskesmas memastikan adanya warga yang meninggal dunia tidak memiliki kaitan dengan peristiwa keracunan massal.
Sigit menyebut pihaknya juga sudah takziah ke keluarga yang disebut meninggal karena nasi berkat itu.
Ternyata korban tidak pernah makan nasi berkat yang diduga sumber keracunan.
Keluarga korban juga tidak pernah menerima nasi berkat itu.
"Sudah dipastikan warga yang meninggal bukan karena nasi berkat, tapi sakit lain," tegas Sigit.
Sigit menambahkan, pihaknya kesulitan memastikan penyebab keracunan.
Sebab semua sampel dari nasi berkat itu maupun muntahan warga sudah tidak ditemukan.
Sementara warga yang mengalami keracunan juga sudah tidak mengalami gejala klinis.
Kapolsek Sumbergempol, AKP I Nengah Suteja juga membantah jatuhnya korban.
Suteja mengaku sudah meminta keterangan keluarga warga yang meninggal dunia.
Pihak keluarga menyatakan, mereka tidak menerima nasi berkat itu.
"Usia warga yang meninggal sekitar 11 tahun. Keluarga mengakui anaknya sudah sakit sebelumnya," ungkap Suteja.
Korban sakit panas, namun tidak pernah dibawa ke dokter atau fasilitas kesehatan.
Sebab keluarga mengira sakit yang dialami korban hanya sakit biasa.
Sampai akhirnya korban meninggal dunia pada Senin (25/1/2021) malam, karena kondisinya memburuk.
"Warga yang keracunan di RT 2 RW 2. Sementara korban ini di RT 3 RW 3, jadi gak nyambung," pungkas Suteja.