Berita Batu Hari Ini
Petani Apel Batu Tak Untung, Tapi Tetap Pertahankan Ikon Kota
Sejumlah petani apel di Kota Batu dihadapkan pada pilihan yang berat ketika persoalan buah apel menghadapi kompleksitasnya.
SURYAMALANG.COM, BATU – Sejumlah petani apel di Kota Batu dihadapkan pada pilihan yang berat ketika persoalan buah yang menjadi ikon Kota Batu itu menghadapi kompleksitasnya. Mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari tanaman apel hingga penjualannya.
Pilihan yang berat itu juga dirasakan Supiono, petani apel asal Desa Bulukerto.
Ia tetap bertahan bertani apel meskipun kondisinya terseok-seok, terutama di saat penghujan seperti saat ini.
‘Pandemi’ mata ayam menyerang hampir sebagian besar petani apel, tak terkecuali lahan milik Supiono.
Sedangkan Supiono tidak ingin berpindah bertani buah yang lain.
Baginya, bertani apel adalah warisan turun temurun dari leluhurnya dan harus dilestarikan. Di samping apel adalah ikon Kota Batu.
Saat musim penghujan, Supiono mengeluarkan banyak biaya untuk menjaga pohon apel tetap berbuah bagus.
Celakanya, tingginya modal tidak sebanding dengan tingginya penjualan.
Supiono mengaku, harga buah apel dari ladangnya bisa dihargai Rp 10 ribu/Kg karena bentuknya lebih besar dari kebanyakan buah. Sedangkan harga pasaran, kisaran Rp 5500 hingga 6000 per Kg.
“Kalau kami memakai kimia yang mahal, per pohon dalam satu musim biayanya hampir Rp 500 ribu. Di ladang saya ada 300 pohon,” aku Supiono.
Tantangan Merealisasikan Hasil Musrenbang di Tengah Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|
Jukir di Kota Batu Wajib Ganti Rugi jika Ada Kendaraan Hilang |
![]() |
---|
Kejari Batu akan Beri Makan Gratis kepada Masyarakat jika Layanan Tilang Tidak Selesai Dalam 4 Menit |
![]() |
---|
Antisipasi Kebocoran Retribusi Parkir, Laporan Jukir ke Dishub Batu Lewat Rekening |
![]() |
---|
Kepala DLH Kota Batu, Aris Setiawan: Lindi Sudah Tidak Mengalir Lagi ke Sungai |
![]() |
---|