Berita Batu Hari Ini
Petani Apel Batu Tak Untung, Tapi Tetap Pertahankan Ikon Kota
Sejumlah petani apel di Kota Batu dihadapkan pada pilihan yang berat ketika persoalan buah apel menghadapi kompleksitasnya.
Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, BATU – Sejumlah petani apel di Kota Batu dihadapkan pada pilihan yang berat ketika persoalan buah yang menjadi ikon Kota Batu itu menghadapi kompleksitasnya. Mulai dari hulu hingga hilir. Mulai dari tanaman apel hingga penjualannya.
Pilihan yang berat itu juga dirasakan Supiono, petani apel asal Desa Bulukerto.
Ia tetap bertahan bertani apel meskipun kondisinya terseok-seok, terutama di saat penghujan seperti saat ini.
‘Pandemi’ mata ayam menyerang hampir sebagian besar petani apel, tak terkecuali lahan milik Supiono.
Sedangkan Supiono tidak ingin berpindah bertani buah yang lain.
Baginya, bertani apel adalah warisan turun temurun dari leluhurnya dan harus dilestarikan. Di samping apel adalah ikon Kota Batu.
Saat musim penghujan, Supiono mengeluarkan banyak biaya untuk menjaga pohon apel tetap berbuah bagus.
Celakanya, tingginya modal tidak sebanding dengan tingginya penjualan.
Supiono mengaku, harga buah apel dari ladangnya bisa dihargai Rp 10 ribu/Kg karena bentuknya lebih besar dari kebanyakan buah. Sedangkan harga pasaran, kisaran Rp 5500 hingga 6000 per Kg.
“Kalau kami memakai kimia yang mahal, per pohon dalam satu musim biayanya hampir Rp 500 ribu. Di ladang saya ada 300 pohon,” aku Supiono.
Dari 300 pohon yang ada, Supiono bisa mendapatkan 3 ton buah dalam kondisi normal. Hanya saja, sekarang kondisinya sudah tidak normal.
“Kemarin hanya dapat 7 Kwintal. Ya rugi tapi tetap tanam. Merugi tapi masih ada sisa, buat menyekolahkan anak sudah cukup,” akunya.
Supiono tidak ingin bercocok tanam buah selain apel.
Seolah-olah, dalam kondisi apapun, ia akan mempertahankan apelnya. Bahkan Supiono ingin menitiskan pengalaman bertani apelnya kepada buah hatinya.
“Memang kondisinya kondisinya ekstrim saat ini. Insha Allah saya tidak ingin berpindah menanam buah lain karena itu warisan."
