Nasional

Merespon Isu Kudeta di Partai Demokrat, AHY Singgung Eksistensi Pengkhianat dan Kepercayaan

Merespon Isu Kudeta di Partai Demokrat, AHY Singgung Eksistensi Pengkhianat dan Kepercayaan

Editor: eko darmoko
Instagram/agusyudhoyono
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

SURYAMALANG.COM - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengambil sikap tegas dalam merespon isu kudeta di dalam tubuh Partai Demokrat.

AHY yang duduk di kursi Ketua Umum Partai Demokrat, menginstruksikan seluruh jajaran pengurus serta kader partai untuk melawan dan mencegah pihak-pihak yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai atau kudeta.

"Mari kita lawan, cegah, tangkal, dan hadapi para pelaku GPK-PD (gerakan pengambilalihan kekuasaan Partai Demokrat) dengan keberanian seorang patriot," kata Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021).

Menurut AHY, jiwa seorang patriot dimiliki oleh mereka yang membela kebenaran dan keadilan untuk menegakkan aturan serta hukum yang konstitusional.

AHY juga mengingatkan bahwa persoalan yang menimpa Partai Demokrat bukan masalah internal.

Ia mengatakan, internal partai tetap solid, tetapi ada faktor eksternal yang terlibat.

"Karena telah dibuktikan dengan data dan fakta. Persoalan GPK-PD juga bukan hanya persoalan Ketum dan DPP PD semata, tetapi juga menyangkut kita semua," imbuh dia.

Selain itu, AHY juga meminta para kader tidak menjadi pengkhianat partai.

Sebab, ia menekankan, pengkhianat tidak akan diterima di tengah organisasi manapun.

"Sekali dicap pengkhianat, sulit untuk mengembalikan kepercayaan itu seumur hidup kita," jelasnya.

Kendati demikian, ia meyakini kader Demokrat bukanlah pengkhianat.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa hal itu tidak cukup untuk membuat Partai Demokrat bangkit dan besar kembali.

"Maka, selain tidak menjadi pengkhianat, kita juga harus melawan para pengkhianat-pengkhianat itu," tegas AHY.

Awal Februari lalu, terkuak kabar adanya gerakan yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat.

Hal tersebut disampaikan AHY pada Senin (1/2/2021).

Ia menyebut ada mantan kader dan kader Partai Demokrat yang terlibat dalam upaya mengambil alih posisi Ketua Umum Partai Demokrat secara paksa.

Gerakan itu disebut bertujuan untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024 mendatang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul AHY: Sekali Dicap Pengkhianat, Sulit untuk Kembalikan Kepercayaan

Jokowi, Agus Harimurti Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono.
Jokowi, Agus Harimurti Yudhoyono, Susilo Bambang Yudhoyono. (Tribunnews)

AHY : Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi Cukup Baik

Isu kudeta di tubuh Partai Demokrat tidak hanya menyeret nama pejabat negara seperti Moeldoko, bahkan nama Presiden Jokowi juga dikait-kaitkan dengan kudeta tersebut.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku telah mendapat sinyal bahwa Presiden Jokowi tidak tahu-menahu soal gerakan pengambil-alihan kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD).

Namun, AHY menduga Kepala Staf Presiden, Moeldoko, terlibat dalam pusaran kudeta ini.

Hal itu disampaikan AHY dalam pesan kepada pengurus tingkat pusat dan daerah serta semua kader Partai Demokrat, Rabu (17/2/2021).

"Saya sudah mendapatkan sinyal bahwa Bapak Presiden tidak tahu-menahu tentang keterlibatan salah satu bawahannya itu."

"Ini hanya akal-akalan kelompok GPK-PD untuk menakut-nakuti para kader," kata AHY dalam pesan tersebut dikutip SURYAMALANG.COM dari Kompas.com.

Jokowi
Jokowi (Tribunnews.com)

AHY pun menyatakan, hubungan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) cukup baik.

Ia mengatakan, memang ada pihak yang ingin memecah belah hubungan baik antara Jokowi dan SBY dengan menggulirkan isu kudeta di Partai Demokrat.

"Hubungan Pak SBY dan Pak Jokowi cukup baik, tetapi kelompok ini berusaha memecah belah hubungan yang telah terjalin dengan baik itu," kata AHY.

Menurut AHY, ia masih terus memantau dan menerima laporan dari para kader terkait upaya kudeta di Partai Demokrat.

Ia menuturkan, awalnya para pelaku gerakan berusaha memengaruhi para pemilik suara dengan memengaruhi pengurus DPD dan DPC serta para mantan pengurus.

Lalu, kata AHY, para pelaku gerakan mengeklaim telah mengumpulkan puluhan bahkan ratusan suara untuk dapat menyelenggarakan kongres luar biasa (KLB), padahal hanya tipuan.

Kemudian, para pelaku gerakan menggunakan alasan KLB karena faktor internal.

Padahal, AHY menegaskan, persoalan itu adalah persoalan eksternal.

"Yakni kelompok ini sangat menginginkan seseorang sebagai capres 2024 dengan jalan menjadi Ketua Umum PD melalui KLB," ujar AHY.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (TribunBatam)

Diberitakan sebelumnya, AHY menyebut ada sejumlah pihak yang hendak melengserkannya dari kursi ketua umum Partai Demokrat dengan menggelar KLB.

Beberapa pihak yang disebutnya diduga terlibat ialah para mantan pengurus Demokrat, yakni Darmizal, Marzuki Alie, Muhammad Nazaruddin, dan politisi aktif Demokrat Jhoni Alen Marbun.

Selain itu, AHY menyatakan, ada pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan yang terlibat dalam upaya pelengserannya dengan menggulirkan isu KLB.

Pejabat yang dimaksud ialah Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.

Moeldoko membantah tudingan tersebut.

Ia mengaku tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat karena bukan bagian dari internal partai.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul AHY Sebut Jokowi Tak Tahu-menahu soal Kudeta di Demokrat

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved