Berita Tulungagung Hari Ini
BPCB Jatim Menyiapkan Pemugaran Candi Mirigambar Tulungagung, Ada Cerita Panji di Relief Candi
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mempersiapkan pemugaran Candi Mirigambar, di Desa Mirigambar, Sumbergempol, Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: isy
Berita Tulungagung Hari Ini
Reporter David Yohanes
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | TULUNGAGUNG - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim mempersiapkan pemugaran Candi Mirigambar, di Desa Mirigambar, Sumbergempol, Tulungagung.
Pemugaran dilakukan karena struktur candi sudah miring, dan terancam ambruk.
“Rencananya akan dibongkar total, kemudian dikembalikan seperti kondisi sebelumnya,” terang Kepala BPCB Jawa Timur, Zakaria Kasimin, Jumat (20/2/2021) saat meninjau persiapan pemugaran.
Lanjut Zakaria, data dukung tanah sudah mulai tidak kuat sehingga candi terus mengalami kemiringan.
Pemugaran ini untuk menguatkan kembali struktur pondasi candi.
Proyek ini akan memakan waktu 10 bulan, dengan anggaran mencapai Rp 900 juta.
“Ini salah satu candi dengan kondisi sangat parah. Pemugaran dilakukan berdasar kajian teknis yang kami lakukan,” sambung Zakaria.
Zakaria mengungkapkan, pemugaran bukan untuk menampilkan bentuk baru candi.
Nandinya setiap batu dan batu bata akan dikembalikan ke posisi semula, tanpa ada perubahan sedikit pun.
Dibutuhkan waktu yang lama, karena setiap batu dan batu bata dicatat serta ditandai agar tidak salah saat penataan ulang.
“Jangan berharap setelah dipugar bentuknya akan jadi lebih megah. Bentuknya tetap seperti semula,” tegasnya.
Sebelumnya BPCB telah mendapatkan foto Candi Mirigambar di zaman kolonial Belanda.
Foto itu nantinya yang akan jadi acuan pemugaran.
Masih menurut Zakaria, berdasar foto itu kondisi candi tidak banyak mengalami perubahan.
“Jadi sejak zaman Belanda sampai sekarang kondisi seperti ini. Nyaris tanpa perubahan,” ucapnya.
Cerita Relief
Kondisi Candi Mirigambar memang layaknya sebuah reruntuhan.
Sejumlah ornamen dindingnya sudah hilang, bahkan reliefnya juga tidak lengkap.
Menurut Lidya Kievan, ahli budaya asal Jerman, relief utama Candi Mirigambar menggambarkan kisah Panji dengan Putri Galuh.
Hubungan mereka mendapat rintangan dari Raja Magadha, yang ingin menjadikan Putri Galih sebagai istrinya.
Untuk memuluskan niatnya, Raja Magadha berusaha membunuh Panji dengan cara mengikatnya, serta membuangnya ke sungai.
Namun tubuh Panji ditemukan oleh para pembantu kerajaan Daha.
Panji kemudian bergabung dengan daha untuk berperang melawan Raja Magadha.
Akhirnya Raja Magadha bisa dikalahkan, dan Panji bisa bersatu kembali dengan Putri Galuh.
Pada tahun 2019, Candi Mirigambar juga menjadi salah satu pusat kegiatan Festival Panji Nusantara, yang diadakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.