Sosok Tain, Pengunggah Video Viral Kampung Milyader di Tuban, Pilih Tak Ikut-ikutan Beli Mobil Masal

Inilah sosok Tain, pengunggah video viral kampung milyader di Tuban yang beli mobil secara masal. 

Penulis: Frida Anjani | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM
Sosok Tain, Pengunggah Video Viral Kampung Milyader di Tuban, Pilih Tak Ikut-ikutan Beli Mobil Masal 

SURYAMALANG.COM - Inilah sosok Tain, pengunggah video viral kampung milyader di Tuban yang beli mobil secara masal. 

Meski memiliki dana miliaran seperti warga kampung yang lain, namun Tain memilih tak ikut-ikutan beli mobil

Ada alasan tersendiri mengapa sosok Tain ini tidak mengikuti jejak warga desa lainnya yang memborong mobil setelah menjadi milyader mendadak

Ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mendapat "durian runtuh".

Sebagian besar dari mereka mendadak menjadi miliarder setelah menjual tanah kepada PT Pertamina.

Tanah yang dijual itu untuk proyek pembangunan kilang minyal kerja sama Pertamina dengan perusahaan asal Rusia.

Video suasana warga desa Tuban membeli mobil secara massal
Video suasana warga desa Tuban membeli mobil secara massal (Suryamalang.com/kolase TikTok)

Hal itu pertama kali terungkap lewat sebuah video yang diunggah di media sosial Facebook pada Minggu (14/2/2021) sore.

Dalam video itu terlihat sejumlah truk towing yang membawa mobil baru mengantre di jalanan Desa Sumurgeneng.

Video itu juga dibagikan di sejumlah grup yang berisi masyarakat Tuban di Facebook dan aplikasi pesan instan WhatsApp.

Video itu pun viral.

Tain (38), warga Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban, sosok pembuat video belasan mobil datang berbondong-bondong di desa setempat yang kabarnya kini viral hingga Malaysia.
Tain (38), warga Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban, sosok pembuat video belasan mobil datang berbondong-bondong di desa setempat yang kabarnya kini viral hingga Malaysia. (mochamad sudarsono/suryamalang.com)

Sosok pengunggah video itu pun terungkap. Pria tersebut adalah Tain (38), warga Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng.

Tain ternyata juga salah satu warga yang menjual tanahnya kepada PT Pertamina.

"Saya dapat Rp 9,7 miliar, hasil jual tanah juga ke Pertamina," kata Tain seperti dikutip SURYAMALANG.COM.

Tain tak menjelaskan berapa luas tanahnya yang dilepas untuk pembangunan kilang minyak tersebut.

Meski mendapat uang miliaran rupiah, Tain tak ikut membeli mobil seperti sebagian besar warga lain.

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil beramai-ramai. (Tribunnews/Istimewa)

Ia memilih membeli tanah dan menabung. Padahal, sejumlah kerabatnya yang lain membeli mobil.

"Saya tidak beli mobil dulu, ya keluarga yang jual tanah sudah pada beli mobil," terangnya.

Tak menyangka viral

Siti Nurul Hidayatin (32), miliarder baru warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, ditemui di rumahnya, Rabu (17/2/2021).
Siti Nurul Hidayatin (32), miliarder baru warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, ditemui di rumahnya, Rabu (17/2/2021). (SURYAMALANG.COM)

Tain tak menyangka video tersebut viral di media sosial.

Padahal, ia berniat membagikan video itu demi kesenangan.

Sebab, ia senang melihat warga desa ramai-ramai membeli mobil secara bersamaan.

Bahkan, Tain mendapat kabar dari kerabatnya di Malaysia bahwa video belasan mobil itu juga viral di sana.

"Enggak ada niat bikin viral, hanya bagi video saja karena perasaan senang, sampai Malaysia juga viralnya, tidak menyangka," jelasnya.

Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto mengamini sejumlah warga desa yang membeli mobil secara bersaaan.

Sejak pembebasan lahan tersebut, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga desanya.

Mobil yang dibeli beragam, mulai dari Kijang Innova, Honda HRV, Fortuner, Pajero, hingga Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Menurut Gihanto, terdapat 840 kepala keluarga di desanya. Tetapi, yang menjual lahan kepada Pertamina sekitar 225 kepala keluarga.

Pertamina, kata dia, membayar satu meter lahan warganya sekitar Rp 600.000 hingga Rp 800.000.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli dua sampai tiga mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah, dan usaha," jelas Gihanto.

Fakta Unik Miliarder Tuban, Beberapa Warga Nekat Borong Mobil Meski Belum Bisa Nyetir

Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft.
Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft. (mochamad sudarsono/suryamalang.com)

Kampung miliarder Tuban kini telah melekat di Desa Sumurgeneng, Jenu. 

Para miliarder Tuban ini bak mendapat durian runtuh seusai menjual tanahnya, untuk kebutuhan proyek kilang grass root refinery (GRR), perusahaan patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia. 

Kisah para miliarder baru ini terkuak usai video viral belasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing tiba di desa setempat, Minggu (14/2/2021), sore. 

Fakta unik terungkap, beberapa warga pembeli mobil baru ternyata belum bisa mengemudi. 

Wantono (40) mengatakan memang tidak bisa nyetir sebelum membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander. 

Sehari-hari ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah. 

Namun, setelah beli mobil ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi. 

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujarnya ditemui di rumahnya, Kamis (18/2/2021). 

Sambil meminum air di gelas, bapak satu anak itu berdalih tak butuh waktu lama untuk belajar mengemudi mobil

Diakuinya, masih sulit mengendari traktor yang digunakan sehari-hari untuk membajak sawah. 

Meski sudah bisa mengemudi, pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektare itu belum berani mengemudi ke kota. 

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya. 

Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama. 

Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya 1/2 hektare dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina. 

Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan kuda besi.

Setelah beli mobil Rush dan pickup ia baru belajar. 

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutup Matrawi. 

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektare.

Rinciannya, lahan warga 384 hektare, KLHK 328 hektare dan Perhutani 109 hektare.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.

Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved