Berita Tuban Hari Ini

4 Fakta Belasan Mobil Baru di Desa Miliarder Tuban Sudah Rusak, Efek Belum Bisa Nyetir dan Asuransi

Belasan mobil baru miliarder Tuban rusak karena kecelakaan, tapi kecelakaan tidak terjadi di jalan raya, tapi di lingkungan jalan Desa Sumurgeneng

Penulis: Mochamad Sudarsono | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Auto 2020
Belasan mobil Baru warga desa miliarder di Tuban mengalami kerusakan akibat kecelakaan ringan. Ternyata banyak warga yang beli mobil tapi belum bisa nyetir 

Penulis : Mochamad Sudarsono , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, TUBAN - Fakta Unik dari desa Miliarder Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban terungkap, yakni adanya belasan mobil baru yang sudah rusak.

Tercatat setidaknya ada 15 mobil yang baru didatangkan ke desa miliarder di Tuban itu harus dibawa ke bengkel karena rusak.

Mobil-mobil baru itu sudah penyok dan rusak karena kecelakaan.

Belasan mobil baru itupun kini masih diperbaiki oleh bengkel dealer penjualan resmi.

Berikut ini fakta-fakta unik dari adanya belasan mobil baru milik warga desa miliarder Tuban yang sudah rusak dan mendapat perbaikan di Bengkel.

1. Kecelakaan bukan di Jalan Raya

Branch Manager Auto 2000 Tuban, Arie Soerjono mengatakan, hingga kini sudah ada 15 mobil warga Desa Sumurgeneng Tuban yang mengalami kecelakaan.

Arie menyebut kecelakaan itu tidak terjadi di jalan raya, melainkan di lingkungan jalan Desa setempat.

Kecelakaan yang terjadi kebanyakan juga kecelakaan kecil, seperti saat mundur menabrak garasi.

"Sudah ada 15 mobil yang kecelakaan kecil, tapi sudah selesai perbaikan sekarang," ujar Arie dikonfirmasi, Senin (22/2/2021).

Mobil Baru warga desa miliarder yang rusak akibat pengemudi belum mahir
Mobil Baru warga desa miliarder yang rusak akibat pengemudi belum mahir (SURYAMALANG.COM/Auto 2020)

2. Perbaikan Gratis di Bengkel

Arie menjelaskan, kendati mobil diperbaiki setelah mengalami kecelakaan kecil, namun warga pemilik mobil tidak dikenakan biaya pembayaran.

Pasalnya, mobil yang dibeli sudah masuk dalam klaim asuransi.

Jadi begitu mobil jadi selanjutnya bisa diambil oleh pemiliknya ataupun diantar tanpa dikenakan biaya.

"Kebanyakan diantar ke pemiliknya, mobil masuk asuransi jadi tidak usah bayar perbaikan," pungkasnya.

3. Belum Bisa Mengemudi

Fakta unik terungkap, beberapa warga pembeli mobil baru ternyata belum bisa mengemudi.

Tak heran jika kecelakaan yang terjadi pada mobil warga karena kecelakaan kcil yang terjadi di sekitar rumah dan lingkungan desa.

Salah satu warga, Wantono (40) mengatakan, memang tidak bisa nyetir sebelum membeli mobil jenis Mitsubishi Xpander.

Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft.
Wantono (40), warga Desa Sumurgeneng, Jenu, miliarder Tuban setelah menjual tanah untuk kilang minyak GRR Pertamina-Rosneft. (mochamad sudarsono/suryamalang.com)

Sehari-hari ia hanya mengendarai traktor untuk ke sawah.

Namun, setelah beli mobil ia kemudian diajari temannya hingga akhirnya mulai bisa mengemudi.

"Memang sebelum beli mobil ini tidak bisa nyetir, setelah beli saya belajar," ujarnya ditemui di rumahnya, Kamis (18/2/2021).

Sambil meminum air di gelas, bapak satu anak itu berdalih tak butuh waktu lama untuk belajar mengemudi mobil.

Diakuinya, masih sulit mengendari traktor yang digunakan sehari-hari untuk membajak sawah.

Meski sudah bisa mengemudi, namun pria yang mendapat Rp 24 miliar setelah menjual tanahnya 4 hektar itu belum berani mengemudi ke kota.

"Ya hanya di jalan desa saja mengemudinya, belum berani ke jalan raya ke kota. Saya hanya beli 1 mobil, sisanya beli tanah dan ditabung," pungkasnya.

Sementara itu, Matrawi (55) warga sekitar juga menyatakan hal sama.

Dia membeli dua mobil setelah menjual tanahnya 1/2 hektar dan mendapat Rp 3 miliar dari Pertamina.

Sebelum membeli mobil, ia juga tidak bisa mengemudikan kuda besi.

Setelah beli mobil Toyota Rush dan pickup ia baru belajar.

"Saya beli dulu baru belajar, sekarang sudah bisa sedikit-sedikit. Belum berani jalan ke kota, di desa dulu," tutup Matrawi.

4. 176 Mobil Baru

Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Gihanto menjelaskan, di desanya ada sekitar 840 KK namun yang tanahnya dijual untuk kebutuhan lahan GRR sekitar 225 orang. 

Nilai tanah di sekitar lokasi dihargai Rp 600-800 ribu, lebih jauh tinggi di atasnya dibanding harga semula Rp 100-150 ribu. 

Rata-rata yang menjual tanahnya, 90 persen untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen untuk bangun rumah. 

Sedangkan yang untuk usaha sedikit sekali, hanya beberapa saja. 

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya. 

Aktivitas warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban.
Aktivitas warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. (SURYAMALANG.COM/M Sudarsono)

Seperti diketahui, ratusan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban kaya mendadak setelah lahan mereka diambil alih untuk nproyek Kilang Minyak PT Pertamina.

Rata-rata warga desa yang lahannya dibeli Pertamina bisa mendapatkan Rp 8 miliar.

Tak sedikit warga yang mendapat dana pengganti belasan hingga Rp 28 miliar.

Warga yang mendadak jadi miliarder banyak yang membeli mobil baru.

Tak peduli bisa mengemudi mobil atau tidak, warga memilih untuk memborong mobil baru dulu.

Bahkan ada satu keluarga yang membeli 2 hingga 3 mobil baru sekaligus.

Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, untuk pembebasan lahan kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia, menyesuaikan lokasi.

Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.

Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.

Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved