Berita Bondowoso Hari Ini
Namanya Pemuda Tersesat, Tapi Perkumpulan di Bondowoso Ini Cinta Nabi Muhammad dan Nahdlatul Ulama
Namanya Pemuda Tersesat, Tapi Perkumpulan di Bondosowo Ini Cinta Nabi Muhammad dan Nahdlatul Ulama
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO - Perkumpulan ini dinamai Pemuda Tersesat. Anggotanya antara lain terdiri dari punk rocker, pelajar, pengamen, dan preman yang berjumlah sekitar 30 orang.
Dilihat dari nama kelompok dan latar belakang para anggotanya mungkin membuat sejumlah orang berprasangka buruk.
Namun, jangan tergesa-gesa dahulu dalam menilai para Pemuda Tersesat ini. Nyatanya, mereka mengaku mencintai Nahdlatul Ulama (NU) dan Nabi Muhammad SAW.
Pengakuan tersebut tak hanya terlontar dari mulut mereka.
Mereka merayakan Harlah NU ke-98 dengan bersholawat bersama dengan menggandeng Jamaah Sholawat Kaconk Family, di Desa Pakisan, Tlogosari, Bondowoso, Kamis (4/3/2021).
Koordinator Pemuda Tersesat Cabang Bondowoso, Muhammad Afifi mengatakan banyak kegiatan yang dilakukan dalam perayaan Harlah NU ke-98.
Banyak hal pula yang didiskusikan secara mengalir dengan penuh kekeluargaan.
"Selain bersholawat, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan diskusi ke-NUan dengan penuh antusias," katanya, Jumat (5/3/2021).
Menurutnya, NU sudah semestinya hadir untuk seluruh kalangan, utamanya untuk anak muda.
Selain itu, NU harus terus melakukan suatu transformasi sosial agar terus dicintai oleh setiap kalangan. Apalagi NU menuju usia 1 Abad dua tahun mendatang.
"Utamanya bagi anak muda dengan berbagai latar belakang apa pun," paparnya.
Ia melanjutkan, rasa kepemilikan terhadap NU harus dibarengi dengan merawat kebanggan melalui wujud transformasi yang nyata.
Misalnya, lewat ide dan gagasan yang menarik dan segmentatif.
"Sehingga keberadaan NU benar-benar menjadi suatu rumah besar bagi siapa pun dengan penuh rasa kepemilikan. Tentu, secara berkelanjutan dan kondusif," terangnya.
Salah seorang anggota Kaconk Family, Mahsusi mengungkapkan, NU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, tak terkecuali masyarakat kampung.
Bagi masyarakat perkampungan, NU tidak hanya dimaknai sebagai organisasi. Akan tetapi, merupakan sebuah implementasi dari perilaku atau kehidupan sehari-hari.
"Masyarakat di perkampungan telah banyak mengajarkan anak muda ber-NU dengan benar-benar menjaga tradisinya. Kami ingin terus memupuk kebanggaan dengan terus belajar pada masyarakat NU di perkampungan," pungkasnya.